Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seperti Takdir Terungkap

15 Juli 2019   10:02 Diperbarui: 15 Juli 2019   10:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: katie osulivan

Selalu ada pilihan untuk dilakukan. Ketika dua jalur bergabung dan hidup istirahat. Untuk sepersekian detik, semuanya adalah satu. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Ketika dua jalur bergabung dan hidup istirahat. Tidak ada yang akan memperingatkan engkau bahwa ini sudah terlambat. Untuk mengubah jalur yang telah engkau ambil. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Untuk sepersekian detik, semuanya adalah satu. Pada saat itu, engkau menyadari bahwa Tuhan tidak akan kalah. Tempat dan waktu ini tidak akan ada lagi. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada yang akan memperingatkan engkau bahwa ini sudah terlambat. Pria dan wanita pertama menyegel nasibmu. Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang seharusnya terjadi. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Untuk mengubah jalur yang telah engkau ambil. Semangat asli harus bangkit kembali. Untuk ditinggalkan tidak pernah menjadi bagian dari rencana utama. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Pada saat itu, engkau menyadari bahwa Tuhan tidak akan kalah. Sekarang engkau menyadari bahwa hidup bukanlah sekadar berlari. Tidak ada peluang kedua dijamin. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tempat dan waktu ini tidak akan ada lagi. Dan umat manusia dipecat. Karena gagal melakukan disiplin dan teguran. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Pria dan wanita pertama menyegel nasibmu. Pilihan bukan lagi milikmu. Apa yang engkau lakukan sekarang adalah buah dari pohon beracun. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang seharusnya terjadi. Dua jalur telah bergabung menjadi bunga rampai hidup. Dunia dipenuhi dengan banyak kebencian. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Semangat asli harus bangkit kembali. Atau mereka yang menunggu pengangkatan tidak akan diambil. Itu semua akan menjadi tidak pada akhirnya. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi

Untuk ditinggalkan tidak pernah menjadi bagian dari rencana induk. Waktunya telah tiba untuk mengambil sikap. Apa yang engkau lakukan sekarang mengulangi masa lalu. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun