Mohon tunggu...
Soni Herdiansyah
Soni Herdiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa_Pendidikan IPS_Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, Kompasianer! Nama saya Soni Herdiansyah, saya berasal dari Purwakarta Jawa Barat :) Saya seorang mahasiswa aktif jurusan Pendidikan IPS S1 Universitas Pendidikan Indonesia. Saya aktif diberbagai organisasi kampus dan masyarakat, suka terhadap dunia pendidikan, sosial, dan literasi. Misalnya, saya telah mendirikan Warga Kota (Keluarga Kompasianer Purwakarta) bersama kawan-kawan Kompasianer lainnya. Menginspirasi bagi saya adalah hakikat sejati untuk membangun negeri, salah satunya melalui tulisan dan aktivitas sosial. Bagi saya Kompasiana adalah platform yang menjadi wadah bagi pemuda untuk menginspirasi Indonesia yang telah saya buktikan dengan aktif menulis sejak tahun 2019 lalu. Terima kasih Kompasiana, semoga terus maju.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apa? Ternyata Manusia Membuat Tiga Tempat Ini Tercemar

17 November 2019   21:58 Diperbarui: 18 November 2019   06:15 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah mencemari lingkungan. Pixabay.com

Bumi merupakan tempat hidup yang layak huni bagi setiap makhluk ciptaan Tuhan. Namun, rasanya sekarang bumi dinilai mulai berkurang kenyamanannya untuk dijadikan tempat tinggal. Kenapa? Sebab, kerusakan lingkungan yang terjadi karena ulah manusia bisa mengancam kehidupan di bumi. 

Manusia dengan segala aktivitasnya, menghasilkan sampah yang tidak terhitung jumlahnya, bahkan diperkirakan sampah bisa mencapai berjuta-juta ton jumlahnya se-dunia. Hal ini berdasarkan data dari ScienceMag (Luthfia, 2018 dalam Kompas,com) jumlah produksi sampah plastik global sejak 1950-2015 cenderung selalu mengalami peningkatan. Padahal pada 1950, sampah dunia ada di angka 2 juta ton per tahun. 

Sementara 65 tahun setelah itu, pada 2015 produksi sampah sudah ada di angka 381 juta ton per tahun. Jelas angka tersebut menjadi masalah besar bagi kehidupan manusia.

Sampah yang dihasilkan manusia itu adalah material sisa yang tidak digunakan lagi setelah dipakai, baik itu sisa dari material padat (kotoran, plastik, dan benda padat lainnya), maupun sisa material cair (urine, limbah rumah tangga, dan limbah industri). Selain itu, ada lagi sisa material yang berbentuk asap (asap buangan kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah).

Adanya sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa merusak lingkungan, yang dampaknya bisa merugikan manusia sendiri maupun mengganggu ekosistem yang ada di bumi. Dan faktanya, sampah itu telah merusak tiga tempat ini di bumi, yaitu :

1. Lautan

Sampah plastik mencemari laut. https://lingkunganhidup.co/
Sampah plastik mencemari laut. https://lingkunganhidup.co/

Pernah mendengar kabar bahwa ditemukan seekor ikan paus mati terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tenggara? Ikan paus tersebut mati karena memakan sampah plastik sebanyak 5,9 kg yang dikira makanan. Ya, itulah salah satu contoh peristiwa tragis dari adanya pencemaran laut yang disebabkan oleh sampah plastik. Laut merupakan tempat hidup biota laut dengan berbagai pesona dan keindahan yang terkandung di dalamnya. Rusaknya laut akibat sampah, bisa berakibat fatal bagi ekosistem laut maupun kehidupan manusia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun yang mana sebanyak  3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Belum lagi ditambah oleh tumpahan minyak dari kapal dan limbah industri masuk ke dalam daftar perusak ekosistem laut, yang menjadikan laut sudah dalam kondisi krisis.

Seekor ikan paus ditemukan mati terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tengah. Regional Kompas.com
Seekor ikan paus ditemukan mati terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tengah. Regional Kompas.com

"Plastik adalah sampah. Banyak orang yang tidak sadar bahwa plastik adalah sampah. Mereka menganggap daun adalah sampah. Itu salah. Kita harus merubah pandangan itu." - Puji Astuti, Menteri Kelautan dan Perikanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun