Mohon tunggu...
Mohamad Sofiyudin
Mohamad Sofiyudin Mohon Tunggu... Penulis - Warga Biasa

Karyawan Swasta. Bercita cita menjadi Suami dan Ayah yang baik. Suami dari seorang Istri dan Ayah dari seorang putri. Menggemari olahraga bulutangkis. Beralamat di mh.sofiyudin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setelah Pilkada: Berharap Cilacap Lebih Baik

10 September 2012   06:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Cilacapbaru saja usai. Dan patut disyukuri Pilkada berjalan aman. Perhitungan suara resmi KPUD memang belum selesai. Namun kalau didasarkan pada hitung cepat dan hitung-hitungan sementara nampaknya kita akan tahu kira-kira siapa nahkoda Cilacap di 5 tahun yang akan datang. Ya, pasangan incumbentlah yang untuk sementara unggul.


Sekedar flashback, bagi saya, (sekali lagi bagi saya) helatan Pilkada Cilacap kali ini (dari sisi kontestan) kurang punya “greget”. Bayangan adu program dan adu kapasitas untuk menahkodai Cilacap 5 tahun ke depan, terasa hambar. Disisi lain kedua pasang calon juga belum punya track record yang ciamik, kandidat incumbent misalnya masih menyisakan PR, buruknya infrastruktur jalan misalnya, menjadi gambaran bagaimana ia mengelola Cilacap di tahun-tahun sebelumnya, sementara pasangan penantang belum begitu terdengat track recordnya. Sebagaimana diketahui 2 pasang kontestan yang maju di Pilkada Cilacap kali ini adalah, pasangan Incumbent Tatto S Pamudji-Ahmad Edi S dan Penantangnya PasanganNovita-Muslich. Dalam sebuah “pertempuran” bernama Pilkada berlaku hokum ketika ingin mengalahkan incumbent maka pasangan penantang harus lebih “kuat” secara kapasitas dan memberi solusi bagi warga. Kalau kemudian pasangan penantang punya kekuatan yang biasa-biasa saja maka pasangan incumbent akan sangat diuntungkan.


Karena itu semangat menyajikan calon terbaik harus dimiliki semua Parpol, Parpol harus mengusung sosok yang mumpuni, dan bukan sekedar patuh pada pepatah “tak ada rotan akarpun jadi” (baca: calon yang biasa-biasa saja). Karena Pilkada mempertaruhkan masa depan kawasan dan warga yang hidup dikawasan itu.

Dan kini helatan Pilkada sudah usai, ribuan harap untuk kehidupan lebih baik bagi warga Cilacap disandarkan pada pemenang Pilkada. Saya memang bukan lagi warga Cilacap, tapi karena lahir dan besar di sebuah desa di kabupaten Cilacap, jauh di lubuk bathin saya, saya ingin melihat maju dan lebih baik. Dari semua sisi Cilacap punya modal dan potensi untuk itu.


Cilacap punya potensi untuk menjadi digdaya secara ekonomi dan wisatanya, jika potensi yang ada bisa dikelola dengan lebih serius. Cilacap punya wilayah yang cukup luas, lahan pertaniannya juga luas dan irigasi yang bagus sejak zaman Orba, Cilacap punya pantai dengan nelayan-nelayanya yang tangguh, Cilacap juga terkenal dengan kawasan industrinya sejak Orba. Jadi? Tidak alasan untuk tidak menjadikan warga di kawasan ini sejahtera.


Kini warga menunggu, “rupa” Cilacap ditangan nahkoda yang baru terpilih, perbaikan infrastruktur jalan nampaknya harus menjadi perioritas. Setelahnya mungkin, nahkoda baru juga harus mulai berfikir tentang branding Cilacap, branding yang menggambarkan potensi yang ada. Kota-kota maju didunia biasanya mempunya branding yang kuat, untuk menarik investor, membuat citra positif kotanya dan masyarakatnya. Dan selamat bekerja untuk  Bupati/Wakil Bupati terpilih.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun