Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kontroversi Film Soekarno (Perbandingan dengan Film JFK)

14 Desember 2013   03:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:57 4202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13869674331200248520

[caption id="attachment_308500" align="aligncenter" width="540" caption="Film Soekarno setidaknya menjadi titik balik bangkitnya film berkelas di Indonesia (Gbr: Merdeka)"][/caption] Anak dari pahlawan proklamasi, Soekarno bukan hanya Rachmawati Soekarnoputri. Sementara, gugatan paling kencang terkait dengan film tentang sosok kebanggaan Indonesia itu hanya datang dari sang putri presiden pertama tersebut.

Tanpa bermaksud menafikan atau meremehkan alasan yang dikemukakan Rachmawati, tapi jika berpijak pada konsep keberimbangan dalam pemberitaan, tentu menjadi hal paling ideal adalah melihat juga pandangan dari anak-anak Soekarno lainnya.

Pasalnya jika menyimak berita akhir-akhir ini, sangat sedikit yang memuat respons dari putra-putri Soekarno secara umum. Alasannya jelas karena di antara saudara-saudaranya, hanya Rachma yang melakukan penolakan. Sesuatu yang berbeda, dari kacamata berita tentu menarik. Berita itu juga menjual, wajar jika magnet berita lebih tertuju kepadanya.

Bagaimana dengan anak-anak tokoh yang kerap disapa dengan julukan "Bung Karno" yang lain soal film tersebut? Pada hari Senin, (9/12), tiga anak Soekarno turut menonton Gala Premier film Soekarno. Dua di antaranya adalah putri sang tokoh yang diangkat film itu: Karina Kartika Sari Dewi Soekarno dan Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri, plus satu putra beliau: Guntur Soekarnoputra. Namun tak banyak media yang mengangkat kehadiran ketiga darah daging presiden pertama tersebut.

Guntur memang memberikan kritiknya terhadap film sejarah itu. Hanya secara garis besar, ia cenderung memperlihatkan kesan positif, yang kontras dengan penolakan Rachmawati yang mengherankan banyak pihak. "Film tersebut belum mencapai kualitas yang baik," kata Guntur, seperti dikutip dari tempo.co. Namun ia juga mengaku, hal itu merupakan hal wajar dan ia memaklumi, "Karena ini--adalah film--pertama kali (tentang Soekarno)," ungkapnya.

Bahkan, Guntur juga memberikan pandangannya terhadap dampak positif dari film dimaksud. Menurutnya dengan kehadiran film ini, mampu memberikan penjelasan sekaligus gambaran mengenai ayahnya yang juga menjadi bapak bangsa Indonesia itu. Di sisi lain, ia pun menilai film tersebut akan membantu membangun karakter masyarakat Indonesia.

Pandangan yang sangat jernih, saya kira. Apalagi dengan film ini, banyak hal yang divisualkan tentang tokoh tersebut. Patut dicatat, budaya baca belum cukup membanggakan di Indonesia. Menurut saya pribadi, jika hanya berharap masyarakat negeri ini bisa mengenal Soekarno melalui bacaan, maka itu merupakan harapan yang absurd.

Terlebih lagi dunia layar lebar, televisi, dan sejenisnya sampai dengan internet, sedikitnya sudah kian menggeser budaya membaca. Maka tak keliru, saya pikir terkait logika dan apresiasi yang diberikan Guntur terkait film ini.

Kritik positif juga diberikan oleh Sukmawati, "Ada beberapa detail saja yang kurang sempurna," ujarnya. Tak kurang, ia bahkan memuji pemeran utama film ini, Ario Bayu yang menurutnya sangat menjiwai karakter yang diperankannya.

Harus diakui, terdapat beberapa hal yang kurang. Itu juga yang sempat diungkapkan oleh Sukmawati. Menurut perempuan berusia 62 tahun ini, dari sisi alur sejarah memang terdapat beberapa hal yang keliru. Tapi lagi-lagi ia memilih untuk memakluminya.

Sukmawati menilai, kekurangan itu layaknya pemanasan, namun tidak serta-merta membuat film tersebut menjadi tidak penting. "Menceritakan mengenai tokoh pejuang kemerdekaan itu sangat penting," ujar dia. Sementara Karina justru menyatakan kebanggaannya setelah melihat film garapan Hanung Bramantyo ini, selain ia juga menegaskan dirinya memiliki harapan yang besar terhadap film tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun