Mohon tunggu...
Dewi
Dewi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bebas Beraksi dengan Proteksi Tepat

18 Januari 2017   13:07 Diperbarui: 18 Januari 2017   15:10 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu lalu saya dapat pesan dari teman di WA. Sebuah kecelakaan terjadi di perairan Pulau Seraya, Belakang Padang, Batam. Speedboat menabrak kapal pancung yang mengakibatkan 3 penumpang meninggal dunia. Korban lainnya Rahman masih menjalani perawatan di RSBP Sekupang, Batam. Ucapan belasungkawa dan semoga lekas sembuh mengalir deras. Untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak.

***

Beberapa waktu yang lalu saya dan teman menjelajah Pulau Seraya. Teman saya adalah orang kelahiran Seraya yang sekarang menetap di Batam. Dari Sekupang ke Pulau Seraya ditempuh selama 15 menit dengan menggunakan pancung yang dikemudikan oleh Pakcik Rahman. Pulau Seraya adalah pulau kecil dengan penduduk etnis Melayu dan Tionghoa. Berjumlah  87 KK (1 RW dan 2 RT), 1 Sekolah Dasar, dan 1 Masjid.  Untuk pendidikan yang lebih tinggi dan urusan kependudukan dan administrasi lainnya mereka harus ke Batam. Mata pencaharian umumnya nelayan. Semua penduduk masih keluarga karena masih ada hubungan pertalian darah.

Itulah sekelumit kisah tentang passion saya, menjelajah tempat-tempat baru. Tak terbayang bagaimana jadinya kalau saya berada di pancung pada saat kejadian naas tersebut.  

Pancung adalah kapal kayu yang ditempeli mesin sebagai tenaga penggeraknya, merupakan alat transportasi antar pulau di Kepri.

***

Saya sudah beberapa kali menggunakan pancung untuk menikmati alam dan melihat pulau-pulau di sekitar tempat tinggal saya. Laut, pemandangan, udara sejuk, tempat baru,  dan tidak lupa matahari. Sunrise dan sunset siapa yang tidak memburunya?.  Saya sangat menikmati pemandangan alam di pantai, karena semilir angin dan bisa bermain air. Dan cara paling mudah untuk menjejajah tempat baru yang merupakan pulau kecil kecil itu adalah menggunakan pancung. Melakukan kegiatan-kegiatan ini seperti ngecas batre. Batre semangat yang tadinya sudah low menjadi full lagi, dihiasi dengan senyum yang merekah meskipun kulit gosong. 

Pekerjaan saya di perusahaan pelayaran terkadang mengharuskan saya mendokumentasikan kapal yang sedang berlabuh. Lagi-lagi pancung menjadi pilihan. Celakanya pancung tidak dibekali alat keselamatan seperti jaket pelampung. Resiko di depan mata.

1. Kecelakaan

Kecelakaan bukanlah sesuatu yang diharapkan, tetapi bisa menimpa siapa saja. Tak terduga. Dari yang ringan hingga kritis. Yang pasti mebutuhkan biaya. Apalagi kalau kecelakaan mengakibatkan cacat tetap dan  tidak bisa bekerja. Rasa sakit karena kecelakaan memang tetap harus ditanggung, tetapi kalau harus menanggung biaya pengobatan juga, pasti sakitnya jadi dobel. Jamak cerita yang kita dengar bahkan kita lihat orang korban kecelakaan hanya dirawat di rumah atau menggunakan pengobatan alternatif karena mahalnya biaya pengobatan. Tak jarang juga tabungan tergerus bahkan terlilit hutang untuk pengobatan.

2. Meninggal Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun