Mohon tunggu...
Pesta Ferdinan Sitohang
Pesta Ferdinan Sitohang Mohon Tunggu... Administrasi - hanya rakyat biasa

masih muda

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bukanlah Kekalahan Basuki-Djarot

25 April 2017   17:10 Diperbarui: 26 April 2017   02:00 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

6 hari sudah pemilukada DKI Jakarta telah berlalu, namun aroma nya masih terasa kental hingga saat ini. Banyak analis-analis dadakan bermunculan, mencoba menjabarkan kejadian yang terjadi menurut pendekatan logika masing-masing. Benar atau tidaknya, tidak satu orangpun yang tahu.

Hasil Hitung Cepat

Berdasarkan hasil hitung cepat yang dirilis oleh beberapa lembanga survei, pasangan Anies-Sandi menang telak dari petahana yaitu Basuki – Djarot. Dengan perkiraan presentase rata-rata 56 % vs 44 %. Walaupun hanya sebatas hitung cepat, namun hasilnya bisa menggambarkan secara umum bahwa pemenang sudah bisa ditebak paslon yang mana. Hasil yang mungkin jauh dari prediksi sebagian banyak orang atau bahkan diharapkan oleh banyak orang pula.

Kekalahan atau kemenangan?

Mungkin banyak orang beranggapan bahwa Basuki-Djarot sudah dengan telak kalah di pesta politik DKI Jakarta. Secara hitung-hitungan suara – iya; namun apakah benar kekalahannya di segala aspek?. Banyaknya rangkaian bunga papan yang dikirimkan oleh banyak orang ke Balai Kota menggambarkan betapa kinerja dari Basuki-Djarot mampu memenangkan hati banyak orang.

Sebagian besar mungkin beranggapan bahwa tidak ada yang spesial dari program-program Basuki-Djarot, kita asumsikan saja dengan Iya.

Banyak juga yang mengatakan bahwa program Basuki-Djarot sudah ada dari dulu nya, maka kita asumsikan aja jawabnya dengan IYA.

Pertanyaan yang perlu kita jawab secara jujur adalah dari semua gubernur sebelum Jokowi-Basuki ataupun Basuki-Djarot memimpin Jakarta, gubernur manakah yang menjalankan program-programnya dengan benar dan dampaknya mampu dirasakan oleh banyak orang? Silahkan di jawab masing-masing.

Kekalahan kali ini bukanlah kekalahan yang sebenarnya, namun kemenangan. Mengapa dikatakan kemenangan?

Parameter terbesar dalam sebuah pemerintahan daerah adalah dilihat dari APBD nya. Penyusunan APBD selalu mendapat sorotan dari seluruh lapisan masyarakat. Apakah APBD disusun berdasarkan tujuan untuk kepentingan rakyat ataukah kepentingan segelintir orang. Basuki-Djarot seperti diberitakan di banyak media, dan apabila itu benar, yaitu penganggaran APBD menggunakan triple password yaitu Pemerintah DKI – Gubernur, BPK dan KPK. Dapat dipastikan bahwa perubahan yang terjadi di dalam sistem akan serta merta harus di ketahui oleh kedua institusi lainnya. Hal ini bertujuan guna menangkal segala upaya penyusunan dan pengubahan APBD secara semena-mena dari pihak-pihak tertentu.

Sistem penyusunan APBD yang sudah e-budgeting merupakan salah satu kemenangan yang dicapai oleh Basuki-Djarot. Mungkin masih banyak lagi kemenangan-kemenangan lainnya yang dicapai selama menjabat jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang pada akhirnya mampu menyentuh hati terdalam mereka yang mampu merasakan dampak dari pekerjaan Basuki-Djarot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun