Mohon tunggu...
NiaMaryam Doraq
NiaMaryam Doraq Mohon Tunggu... -

Alumni Program Pascasarjana Fakultas Hukum Unhas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

At memorian H. Budiman, S.H., M.H.(Pesan Terakhir)

4 Maret 2012   16:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:30 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330877951512474341

Beliau dikenal dalam keluarga berwatak keras dan kadang kata-katanya menyakitkan hati tapi aku tau bahwa apa yang dikatakan beliau adalah itu yang terbaik buat aku, walaupun beliau seperti itu akan tetapi kami begitu erat dan dekat,layaknya melebihi ayahku sendiri . Beliau mengajariku banyak hal ,beliau tempat ku mengadu di saat senang maupun susah meski kadang dapat teguran keras dari beliau .Seperti itulah beliau. Kariernya yang di mulai dari bawah. Beliau Mengambil S1 di FAKULTAS HUKUM UNHAS, dan melanjutkan studi S2 PROGRAM PASCA SARJANA UNHAS KONSENTRASI HUKUM EKONOMI, Pekerjaan beliau adalah seorang Pengacara lalu menjadi Ketua KPU Jeneponto setelah masa Jabatan Beliau berakhir. Di awal tahun 2010 Beliau menjabat sebagai Konsultan BPSK (BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN). Beliau seorang laki laki yang bertanggung jawab, ulet, intelektual, disiplin, dan pekerja keras. Aku sempat bertemu beliau sewaktu liburan ke jeneponto, bercanda di teras rumahku yang tenang sambil menyinggung diriku, “nak perempuan itu tidak boleh terlalu lama menikahnya , bapak aji pengen melihat mu nak menikah dan bekerja, dan Bapak aji berpesan Jadilah orang yang berguna, menjadi perempuan yang mandiri, dan kuat”

Sampe saat ini penyesalan itu masih terlintas di benakku. Ku tak sempat menemuinya 3 Hari sebelum beliau wafat, dan meninggalkan diriku juga keluarga yang begitu dicintai beliau. Padahal saat itu aku sempatkan bertandang kerumah beliau yang begitu asri dan tenang untuk sekedar menggambil titipan dari ibuku, adik tersayang bapak ajiku yang menetap di jeneponto, tetapi pada saat itu karena rasa seganku bertemu dengan beliau dan juga ada hal yang terburu-buru ingin ku selesaikan, ku tak menyempatkan untuk bertatap muka dengan beliau dan hanya bisa mendengar suara yang nyaring terdengar memanggil nama ku dan berkata “nia.. Masuk nak..!makan..” karena saat itu beliau sedang santap siang bersama istri dan sekaligus tanteku. Lalu seketika itu hanya tante dan ade sepupu ku yang kutemui yang melangkah berjalan keluar dari garasi rumah beliau menghampiri diriku dengan tas jinjingan titipan dari ibuku. Itupun hanya beberapa menit saja di luar pekarangan rumah nan asri itu lalu beranjak pergi lagi, aku menitip kan pamit kepada tante untuk beliau.

Hari itu tepatnya hari selasa siang 21 Juni 2011, tak seperti hari biasanya dan tiba-tiba perasaanku mulai tak enak. Malam semakin larut mata ini tak bisa terpejam, dan tak sedikitpun kantuk itu datang menghampiri ku,

Pukul 23:30 sempat tertidur dan terdengar suara suara yang begitu aneh ditelingaku tapi suara itu sangat terdengar jelas bahwa itu suara beliau (Bapak Aji) “naaak dada aji sakiit toloooong bawa aji ke rumah sakit ,naak aji dingin, bapak aji butuh selimut untuk menghangatkan badan” seperti itulah suara yang terdengar di telinga ku. Pukul 00.00 aku terbangun dari tidur. Terdengar deringan telepon, yang mengangkat telepon itu tanteku istri dari adik paling bungsu dari ibuku. Tante terkaget dan langsung membangunkan aku di kamar yang tak begitu jauh dari letak telepon dirumah dan menyampaikan kepadaku bahwa “Bapak aji terkena serangan jantung, Nia..!”.

Dan seketika itu firasatku mengatakan kalau bapak aji kritis dan kesakitan, ditambah dengan kaitan firasat ku disaat siang dan bisikan-bisikan yang terdengar di telingaku selang beberapa menit sebelum ku menerima kabar yang begitu membuatku terkejut dan begitu shock mendengarnya. Lalu berkata dalam hati ini..

Ya Allah apakah ini pertanda buruk???..

Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan bapak aji..!!

Tolong lindungi beliau Ya Allah..

Om dan Tante beserta keluarga yang lainnya lalu bergegas menghidupkan mesin mobil dan mengemudikan mobilnya itu berangkat menuju ke rumah beliau yang begitu jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Ditengah perjalanan om dan tanteku sesaat tersesat mencari jalan menuju kerumah bapak aji yang letaknya di daerah sungguminahasa, gowa. Hingga berputar-putar mengelilingi daerah yang tak tahu jalan apa yang dilalui, akibat rasa terkejut dan kepanikan untuk segera sampai di rumah beliau. Setelah beberapa kali mencoba mencari jalan yang tepat, akhirnya om menemukan jalan menuju kerumah bapak aji yang pada saat itu jalanan begitu sunyi dan gelap disaat orang-orang sedang tertidur lelapnya. Sesampai dirumah beliau, om dan tante lekas membopoh beliau menuju ke dalam mobil yang dikemudikan om untuk dirujuk menuju rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama, Ditengah perjalanan selang beberapa menit meninggalkan rumah beliau untuk menuju rumah sakit Bhayangkara, beliau mengembuskan nafas terakhir di dalam mobil sebelum tiba di rumah sakit yang tak jauh lagi jaraknya dari Rumah Sakit Tapi keluarga masih tetap berusaha untuk melarikannya ke rumah sakit, setibanya di rumah sakit bapak aji sempat di pasangkan alat pemacu jantung tapi tuhan berkehendak lain .

Akupun merasa cemas dengan keadaan beliau, yang tak kunjung ada kabarnya, hatikupun semakin gelisah dan bertanya-tanya..”bagaimana keadaan bapak aji..!!. Keluarga pun belum mau memberitahukanku jika bapak aji sudah meninggal dunia dalam perjalanan, ...dan aku mendapatkan kabar meninggalnya beliau dari Anti ade sepupu aku. Aku tak mempercayai kabar dari adik sepupuku itu, aku masih tetap optimis kalau tidak terjadi apa-apa terhadap bapak aji, aku percaya klo itu hanya kabar angin yang belum jelas. Dan aku mencoba mencari tahu dan menelpon om juga keluarga yang mengetahui kondisi beliau pada saat itu, namun tak ada satupun nomor telepon yang bisa dihubungi om dan tante juga keluarga aku, karena saking sibuknya telepon yang ku hubungi. Dan tepatnya pukul 02:30 Handphone kupun berdering.., dalam hatiku pun optimis berkata kalau “ kabar ini kabar baik pastinya, bahwa bapak aji baik-baik saja..”. Namun tak kusangka malah kabar yang aku terima itu sebaliknya dari keyakinan dalam hatiku.. om ku berkata “Nia..., yang sabar ya nak..! bapak aji sudah meninggal dunia...”, betapa terkejut dan mirisnya hatiku seakan ada sebuah pedang tajam yang menyayat lubuk hatiku mendengar berita yang disampaikan oleh om ku. Tak bisaku percaya.. dan tetap saja diriku dengan anggapanku jika bapak aji baik-baik saja.. dan terlintas dari bibirku yang gemetaran berkata “bapak aji masih hidup..,bapak aji belum meninggal” sambil memeluk seseorang yang berada tepat dihadapanku. Tak lama kemudian diriku tersadar bahwa ini benar nyata.., bapak aji telah meninggal dunia..

Ya Allah ini kah ujian mu terdadap ku?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun