Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Hal Kecil Sekarang, Kekayaan Besar di Masa Depan

11 Mei 2016   14:24 Diperbarui: 1 Juni 2016   16:15 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bahagia itu bukan karena banyak uang dan materi lain. Bahagia adalah bagaimana Anda mengelola uang pas-pasan dan menikmati kehidupan. Bahagia bukan karena saldo di rekening Anda berjumlah ratusan juta rupiah. Tetapi bagaimana Anda merasakan sensasi mengelola saldo yang cuma Rp600 ribu. Saldo cuma Rp600 ribu, bisa menikmati hembusan sepoi pohon kelapa di pantai dekat rumah. Atau mengumpulkan Rp5 ribu/bulan untuk bisa mendapatkan buku bagus yang bisa menginspirasi hidup Anda atau sekadar menonton bioskop film box office bulan depan. Nikmat bahagia yaitu dengan uang hanya Rp20.000,00 menghadirkan makanan lezat, sehat di meja makan. 

Nikmatilah berapa pun gaji Anda hari ini. Jangan takut untuk bermimpi. Memiliki mobil. Memiliki rumah idaman bahkan jalan-jalan ke kota yang Anda impikan. Syaratnya harus pintar mengelola keuangan. Dibutuhkan istri cerdas dan cerewet seperti saya untuk bisa menjalankan hidup yang seimbang. Makan cukup, berwisata sekali-kali, memiliki rumah idaman, atau apa saja. Yang Penting Cerdas Mengelola Keuangan

Mengelola Bonus Kecil dan Bonus Besar

Teman-teman sering menanyakan berapa upah yang kuterima. Kadang aku menjelaskan bahwa upah yang kuterima hanya cukup untuk membayar pengasuh anak, ongkos pergi-pulang ke kantor dan biaya makan selama di kantor.

Tapi di sisi lain jika kita bekerja, akan mendapat berbagai bonus mulai dari bonus kecil hingga bonus besar. Di kantor saya terkadang mendapat kerja tambahan yang diganjar upah bisa Rp100-200 ribu. Terkadang juga sampai bilangan jutaan ribu rupiah. Bonus-bonus ini bisa dikelola dengan baik.

Usaha Sampingan yang Bisa Menutupi Biaya-biaya Emergency

Para pakar keuangan selalu menyarankan agar setiap rumah tangga jeli memanfaatkan aset yang ada untuk menambah uang sampingan. Tentu dengan segala risiko dan potensi yang ada. Aset mobil yang ada kami sewakan untuk teman-teman terdekat. Tapi tentu dengan kehati-hatian. Biaya sewa yang kami terima dimanfaatkan untuk kebutuhan rutin, bahkan kebutuhan emergency. Pernah punya pengalaman seorang teman pengusaha dari Jakarta yang sangat membutuhkan mobil untuk digunakan dalam mengikuti pesta adat di Medan. Alhamdulilah sekitar Rp2,5 juta dapat.

Memiliki Rumah Idaman

Membeli tanah yang luas. Mengumpulkan uang. Kemudian membangun rumah yang cukup luas. “Tunggu kita punya uang dulu, baru bangun rumah yang layak!" kata suami. Tapi aku yang suka ngotot, "Pa, kita bukan pengusaha/kontraktor. Kita hanya pekerja/kuli. Manfaatkan uang yang ada. Walau hanya Rp200 ribu - Rp300 ribu." Kita hanya sanggup kredit kecil-kecilan.

Nekat mengambil rumah BTN yang cocok untuk pekerja. Hanya dengan DP belasan juta rupiah. Dan iuran bulanan seputar Rp500 ribuan. Akhirnya mendapat rumah ukuran kecil. Kalau menunggu sepuluh tahun lagi pasti tidak akan terkumpul uang untuk bangun rumah. Kini kami sedikit bahagia. Beberapa tahun kemudian, tetangga sebelah menjual rumahnya. Kami cicil dengan dana sesuai saku. Eng ing eng… akhirnya dapat rumah yang sedikit luas. Dengan berbagai ruangan yang dibutuhkan. Orang menunggu uang terkumpul hingga ratusan rupiah. Kami hanya belasan juta rupiah membeli rumah KPR dengan bayar dicicil. Sedikit demi sedikit akhirnya kalau dihitung, kami bisa menempati rumah dengan nilai Rp300 jutaan.

Konsep yang kami pakai Ia aek satetek naotik doi, molo sai manetek lam godang doi (Konsep sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun