Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beban Kehidupan

3 Agustus 2017   16:19 Diperbarui: 3 Agustus 2017   19:08 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Abdul Hakim Siregar

Ada orang yang beban hidupnya tampak berat. Namun, ia tulus menjalani hidup ini. Biarpun beban di pundak atau kepala sekarung. Foto di atas menggambarkan beban yang terpotret cukup berat dalam pandangan kita. Tapi, siapa tahu dia menjalani hidup dengan senang hati.

Aku memerhatikan orang di atas beberapa kali membawa beban yang berat di jalan raya. Aku rasa dia orang yang berjuan memenuhi hajat hidupnya. Mungkin juga untuk keluarganya serta kerabatnya.

Sebaliknya, sebagian orang menjalani hidup ini secara agak ringan lantaran berbagai fasilitas yang dimiliki seperti kesehatan jasmani dan rohani, keakraban keluarga, kekayaan, kekuasaan, dan kesejahteraan.

Tapi itu semua belumlah menjadi jaminan kebahagiaan? Ada ragam dan jenis kebahagiaan dalam memikul beban hidup ini. 

Oleh karena itu, kita kerap merasa beban hidup kitalah paling berat. Atau sebaliknya, menduga beban hidup orang lain paling melarat dan berat. Dua asumsi yang bertolak belakang itu kurang proporsional dan manusiawi.

Makanya, perlulah garis keseimbangan hidup dan harmoni yang memundak. Gambar di atas merupakan, satu di antara pernik gambaran hidup setiap insan.

Menjulang beban hidup sepundak diperagakan secara nyata oleh orang di depan mata kita. Tinggal, cukuplah merenungi ibaratnya buat kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun