Mohon tunggu...
Si Penjelajah Dunia
Si Penjelajah Dunia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Regional Manager

Saya alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, pada tahun 2008 sampai 2012 bekerja di atas kapal pesiar Holland America Line-Dianthus International. Saat ini saya telah selesai memperoleh gelar Magister Humaniora di STF Driyarkara. Selamat menikmati kisah-kisah di berbagai kota yang sempat saya kunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Santorini, Pulau Sisa Peninggalan Letusan Thera di Yunani

17 Januari 2017   16:34 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:42 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santorini adalah salah satu pulau terkenal di Yunani dan menyimpan segudang tempat wisata sekaligus sejarah di dalamnya. Buat para traveler tentu belum lengkap menjelajahi dunia jika belum menginjakkan kaki di pulau ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Santorini atau dalam bahasa klasik dikenal sebagai Thera adalah sebuah pulau di sebelah selatan Laut Aegean. Bagi para penggemar sejarah, Laut Aegean adalah wilayah penting yang menghubungkan pesisir pantai Yunani dengan Asia kecil atau Turki. Di Laut Aegean ini tersebar lebih dari 2.000 pulau. Pulau yang terbesar adalah Crete yang terkenal dalam Mitologi Yunani tentang Theseus dan Minotaur.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Apakah para traveler mengetahui bahwa seluruh wilayah Pulau Santorini, sama halnya dengan Pulau Méthana, Mílos and Nísiros, sampai saat ini masih merupakan gunung berapi yang aktif? Pulau Santorini sangat dikenal dalam sejarah klasik Yunani. Kehancuran Santorini oleh erupsi gunung berapi bisa ditemukan pada dialog Platon. Platon, salah satu filsuf besar Yunani klasik, mendeskripsikan Kota Atlantis yang hilang dalam dialog Critias and Timaeus.

Pada awalnya, Pulau Santorini merupakan pulau utuh. Setelah letusan besar gunung berapi, pulau ini menyisakan kaldera raksasa dan menghancurkan seluruh pulau tersebut. Apa yang tersisa dari Santorini adalah tebing kaldera dengan laguna raksasa. Letusannya terjadi sekitar 3.600 tahun yang lalu tepatnya pada Jaman Minoan. Letusan tersebut menghancurkan peradaban saat itu. Kaldera yang terbentuk berukuran 8 x 4 kilometer dengan kedalaman sampai dengan 400 meter dibawah laut.

Salah satu Gereja Ortodoks di Kota Fira, dibangun pada tahun 1827. Di dalam gereja dihiasi dengan lukisan dinding indah karya seniman lokal Christoforos Asimis
Salah satu Gereja Ortodoks di Kota Fira, dibangun pada tahun 1827. Di dalam gereja dihiasi dengan lukisan dinding indah karya seniman lokal Christoforos Asimis
Di atas tebing kaldera atau sisa-sisa dari Pulau Santorini purba, dibangun pemukiman yang kita kenal sampai saat ini. Menurut informasi dari tour guide saat itu, inilah satu-satunya letusan gunung berapi di dunia yang meninggalkan kaldera sampai ke laut. Bisa dibayangkan jika letusan tersebut terjadi di jaman sekarang, saya jamin kita akan masuk ke jaman es.

Saya beberapa kali berkunjung ke Pulau ini pada tahun 2009 sampai dengan 2010. Awalnya saya sama sekali tidak pernah bermimpi akan berkunjung ke tempat ini. Ibarat sedang memenangkan undian berhadiah, saya pertama menginjakkan kaki di pelabuhan kecil dekat dengan Kota Fira.

Keledai berjejeran di jalanan menuju Kota Fira
Keledai berjejeran di jalanan menuju Kota Fira
Untuk menuju Kota Fira, harus ditempuh dengan mendaki tebing dengan ketinggian sekitar 245 meter. Ada dua pilihan untuk menuju Kota Fira di Pulau Santorini. Pilihan Pertama adalah dengan cable car dan kedua melewati anak tangga berliku yang berjumlah 600 anak tangga. Jika menggunakan cable car, tiketnya dijual dengan harga sekitar 5 euro. Jika para traveler memutuskan untuk melewati 600 anak tangga, Anda bisa berjalan kaki atau menggunakan keledai dengan membayar 5 euro untuk sarana transportasi menuju Kota Fira.

Naik keledai menuju Kota Fira merupakan hal yang menarik di Santorini. Para turis yang berkunjung ke Santorini merasa tidak lengkap jika mereka belum mengendarai keledai. Akan tetapi saya sendiri menyarankan untuk tidak menggunakan salah satu sarana transporasi ini jika berkunjung ke Santorini.

Untuk menuju Kota Fira dengan berjalan kaki, harus menempuh 600 anak tangga yang berliku
Untuk menuju Kota Fira dengan berjalan kaki, harus menempuh 600 anak tangga yang berliku
Awalnya sejak ratusan tahun keledai memang digunakan sebagai sarana angkutan entah itu manusia dan barang menuju Kota Fira dari pelabuhan. Akan tetapi semenjak dibangunnya cable car pada tahun 1979, sarana angkut tersebut kebanyakan menggunakan cable car.

Perlakuan yang semena-mena terhadap keledai di Santorini untuk kepentingan wisata telah menjadi keprihatinan para pecinta binatang. Keledai berada dalam kondisi yang memprihatinkan bahkan mereka harus bekerja siang malam dengan diberi makanan yang sedikit. Memang bagi sebagian turis mengendarai keledai adalah saat yang romantis dan tidak terlupakan, apalagi wajah keledai terlihat menggemaskan. Akan tetapi saya menyarankan untuk tidak menggunakan keledai untuk menuju ke Kota Fira.

Pulau Santorini sungguh romantis, apalagi di saat malam hari, makanya tempat ini adalah salah satu tempat wisata yang dikenal oleh dunia. Di atas tebing di mana Kota Fira berdiri, saya melihat anak gunung berapi di tengah-tengah laut membentuk pulau kecil. Tidak heran jika saya kerap melihat tempat ini dijadikan sebagai acara seremoni pernikahan atau untuk bulan madu. Saat-saat romantis lainnya adalah menyaksikan matahari terbenam, dijamin bikin kamu terpukau berkaca-kaca.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di pulau ini bangunannya di dominasi warna putih dan biru dan tersebar unik di lereng-lereng pulau. Warnanya yang bercat putih adalah salah satu tempat wisata yang mengundang perhatian para pengunjung jika dilihat dari Laut Aegean. Di atas Pulau Santorini, saya tidak hanya mengunjungi Kota Fira, tetapi tidak jauh dari tempat ini para traveler juga bisa mengunjungi Kota Oia, Kota Imerovígli dan Kota Firostefáni yang dibangun di pinggiran tebing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun