Mohon tunggu...
VOGUEMINI
VOGUEMINI Mohon Tunggu... Freelancer - Penggemar berat karya Tuhan.

Penggemar berat karya Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kiat Sukses Mencontek: Mencontek Demi Kebaikan Bangsa (?)

17 Juni 2013   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:54 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hello cyber :) Apakabar???

Tema posting kali ini adalah KIAT SUKSES MENCONTEK. Kalo dilihat sekilas, temanya itu kayak mendukung (banget) kita-kita pelajar buat mencontek. Iya apa iya??? Well, daripada kelamaan mending baca langsung aja ya :D

Ujian atau kuis kerap dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran dalam suatu bab. Biasanya ujian atau kuis ini menjadi tolak ukur seberapa paham siswa atau mahasiswa pada materi yang telah disampaikan oleh pengajarnya. Jika mendapat nilai diatas rata-rata, bisa diartikan siswa/mahasiswa tersebut telah memahami dan menguasai materi yang disampaikan pengajarnya. Sebenarnya penilaian seperti ini kurang bisa mempresentasikan hasil sesungguhnya, apakah siswa/mahasiswa tersebut sudah memahami materi. Apalagi jika si siswa melakukan tindak kecurangan dalam menjawab soal ujian. Banyak cara yang dilakukan siswa/mahasiswa untuk melancarkan aksi menconteknya. Beberapa cara akan saya bahas. So, langsung saja dibaca. Enjoy it...

1.Jangan menukar soal

Waktu SMA biasanya soal ujian semester diberikan dalam bentuk lembaran kertas soal berupa pilihan ganda (ada juga sih guru iseng yang ngasih soal essay). Dalam hal ini apapun cara dilakukan untuk mendapatkan jawaban. Saya beritau ya, jangan pernah menukar lembar soal pada teman, buat apa menukar lembar soal yang tidak ada jawabannya. Lebih baik menukar jawaban. Karena menukar lembar soal sangat berisiko tinggi. Selain harus mempunyai kecepatan tangan yang luar biasa dahsyat untuk mengoper soal, kita juga butuh kepercayaan diri yang tinggi dan sugesti yang kuat. Jika salah satu syarat tersebut kurang, maka yang terjadi adalah seperti berikut :

A : Eh.. . Tukeran soal dong (Sedikit berbisik kearah B yang duduk dibelakang si A. Ceritanya si B itu siswa yang lumayan pinter. Ceritanya juga si B udah nyilang-nyilangin jawaban di lembar kertas soal.)

B : *Dengan terpaksa si B mengiyakan karena alasan solidaritas*

A : Ssstt... buruan. Ssttt... *sambil lirik pengawas*

B : Bentar.. Bentar.. *ngelirik pengawas (juga)* (Biasanya yang jadi korban “penukaran” soal gak se-PEDE sama yang meminta. Alhasil si korban memberikan dengan perasaan takut ketauan. Sugesti negatif berkecamuk di pikiran si B saat transaksi berlangsung. Dan atas izin Tuhan, pengawas melihat transaksi tersebut).

Kalo udah kayak begini, si B yang niatnya mau bantu si A telah tercoreng nama baiknya. Sedangkan si A mendapat lebih banyak lagi masalah. Selain mendapat predikat “Raja Contek”, si A bakal disalahin abis-abisan sama si B dan dimintai pertanggungjawaban. Dan kemungkinan terburuk lainnya, lembar soal dan lembar jawaban langsung diambil si pengawas. Apa bisa dibilang “Mencotek demi kebaikan bangsa?”. Demi diri sendiri aja gak baik. This is true story :p

2.Membuat kertas contekan

Bentuknya bisa bermacam-macam. Ada yang berbentuk kertas sobekan kecil yang digulung atau dilipat, ada juga yang menggunakan label yang biasanya ditempelkan di balik rok, dikaus kaki,  bahkan (pengalaman temen saya) ditempel di balik baju seragam didekat kerah.

Nah!!! Kalau contekan model ini kita harus pintar-pintar mengingat dimana kita meletakan materi demi materi didalam contekan tersebut. Ketika ingin membuka contekan tersebut segala risiko telah menunggu dihadapan  kita. Saat mencontek, terlebih lagi dengan menggunakan media kertas atau label, maka tingkat kewaspadaan kita menjadi meningkat, disini adrenalin kita mulai naik, apalagi ketika pengawas memperhatikan gerak-gerik kita. Detak jantung kita menjadi semakin tidak normal. Kemudian pengawas dengan secara sengaja berlalu lalang disekitar tempat duduk kita. Jantung akan berdetak lebih cepat lagi, dan mungkin bisa sampai keluar keringat dingin. Menurut Wikipedia, salah satu gejala penyakit jantung adalah palpitasi (jantung berdebar-debar) hal ini terjadi ketika kita ketahuan mencontek oleh pengawas dan gejala lainnya adalah mengucurnya keringat dingin atau panas. Well, tanda-tandanya mirip kan dengan gejala penyakit jantung. Nah loooohhhh!!!!

Setelahnya kita hanya bisa merenungi sobekan kertas contekan tersebut. Daripada merenungi sobekan kertas contekan tersebut, lebih baik kita merenungi beberapa sobekan kehidupan J

3.Meletakkan buku catatan atau buku paket dikolong meja

Ini merupakan cara mencontek yang paling ekstrim namun bila berhasil diterapkan akan sukses besar. Tetapi cara ini paling jarang digunakan kecuali oleh siswa/mahasiswa yang sudah “master”.

Pernah dulu waktu kelas X mencontek dengan cara paling ekstrim ini pada saat ujian semester dalam bidang studi ekonomi. Buku paket sengaja aku letakkan dikolong meja paling dalam agar tidak ketahuan pengawas. Pada menit-menit awal semua berjalan mulus, aksi “lihat buku” ini sama sekali tidak disadari pengawas. Ditengah ujian, entah kenapa, aku merasa ada yang memperhatikan. And then, si pengawas ternyata sudah berada dibelakang tempat dudukku. Dengan cepat si pengawas mengambil buku paket ekonomi yang berada dikolong meja. Lebih parahnya lagi, si pengawas adalah guru BK disekolahku. Ya ya ya.. Beruntungnya aku hanya mendapat teguran dan senyum sindiran. Lantas bagaimana jika tidak sedang beruntung? Terlebih lagi beliau adalah guru BK....



4.Melirik jawaban teman sebelah.

Cara ini paling gampang diterapkan dan paling lazim digunakan, tetapi ini tidak boleh dilakukan dalam waktu yang lama karena akan membuat mata pelaku menjadi pusing sehingga kehilangan konsentrasi untuk mengerjakan soal berikutnya. Kelalaian dan kelengahan teman sebelah saat mengerjakan ujian membuat kesempatan bagi siswa untuk melihat jawabannya. Kasihan kan mata kalian :)

Gimana? Keren gak?? Resiko tanggung sendiri. Dan untuk diri kita sendiri, ingat ada yang selalu memperhatikan segala perbuatan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun