Balai Penyuluhan Pertanian Klinik Petani Silih Nara
     Wilayah kecamatan Silih Nara tofograpinya   datar,  landai  dan berbukit mengajak penduduknya untuk mengolah dan menggali  fotensi yang dianugerahkan  Sang Pencipta untuk kesejahteraan hidup. Pertanian,  peternakan,  perikanan,  perkebunan atau bermacam galian yang menjadi sumber pendapatan yang halalan toyyiban.   Tanah yang  subur menimbulkan minat  petani untuk  bertanam dan bertanam terus sehingga tanaman menjadi fola  tumpang sari  bukan lagi  monokultur.
       Menurut  data  manteri tani  kecamatan Silih Nara  80 %  kepala keluarga  mempunyai  kebun kopi, tetapi mereka masih berkemauan besar untuk mengelola  usaha tani lain seperti tanaman sayuran, tanaman pangan dan hortikultura. Untuk meraih keberhasilan dari bermacam jenis tanaman ini petani selalu membutuhkan pendampingan yang serius dari  penyuluh  pertanian  Lapangan.
      Perubahan iklim dan cuaca  suatu  tantangan bagi petani, karena  populasi hama akan mengalami peningkatan dari sebelumnya, bahkan   tanaman juga menjadi tidak resisten terhadap penyakit,  pertumbuhan  terganggu dan secara automatis menurunkan hasil.  Bercerita ilmu budidaya pertanian ini tak kunjung selesai, namun balai penyuluhan pertanian Silih Nara selalu siaga memberi solusi kepada petani di lapangan oleh penyuluh-penyuluhnya yang profesional.Â
      Penyuluhan BERFOLA SYARI'AH di kecamatan Silih Nara sudah berjalan dalam dua tahun terakhir, salah satu penerapan dilakukan  "KONSULTASI"  bersama petani dan kelompok tani yang mengutamakan  unsur Kearipan lokal , kaedah  agama dan  nilai seni budaya yang  berlaku.   Metode konsultasi berbasis Syari'ah  ini dilakukan mengarah juga kepada peroses pengadopsian teknologi pertanian berkelanjutan.  Sudah banyak petani yang merasakan terutama yang berkunjung ke  " KLINIK TANI"di Balai Penyuluhan Pertanian Silih Nara.
    Ruangan  Kelinik Tani  di Balai Penyuluhan Pertanian  Silih Nara ini adalah tempat  mencatat, mengagendakan  dan mencari solusi semua keluhan  serta  kendala yang dihadapi petani, kemudian  dipecahkan bersama Kepala Balai, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman, Manteri Tani dan  Manteri Kesehatan Hewan.)*
)* Penyuluh Pertanian Aceh Tengah Â
Â
     Â