Mohon tunggu...
Sigit Pamungkas
Sigit Pamungkas Mohon Tunggu... swasta -

Tergabung dalam buku Antologi puisi 1. akar hati semesta 2. menatap semesta cinta 3. pesanggrahan hati 4. menatap semesta asa 5. bianglala

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angslup

21 Mei 2016   16:05 Diperbarui: 21 Mei 2016   16:10 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya senja rebah di lanskap semesta

Teduh meruah

Menguarkan silir angin yang kerap kita catat dalam larik puisi manis

Ini senja ke sekian

Bentang langit begitu luas

Mengirim denyar yang tak pernah bosan kita resapi sebagai puisi

Bersama harum hangat dua cangkir kopi

Kita percaya

Senja, dan warna-warna jingga di ufuk sana adalah pengejawantahan begitu banyak doa yang kita langitkan

Sebagai pinta

Sebagai tangga menuju altar bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun