Mohon tunggu...
Sigit Pamungkas
Sigit Pamungkas Mohon Tunggu... swasta -

Tergabung dalam buku Antologi puisi 1. akar hati semesta 2. menatap semesta cinta 3. pesanggrahan hati 4. menatap semesta asa 5. bianglala

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nama Mu: Detak Abadi di Jantung Puisi

28 Agustus 2017   22:47 Diperbarui: 28 Agustus 2017   23:49 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


(gambar: koleksi pribadi)

kita menangkap derak resah reranting pinus pada sebuah hari yang terik

berdua kita menyusur jalan berdebu di antara desau angin musim kering

kita menghidu aroma musim panas dengan sedikit nyeri di kepala

dan kecemasan-kecemasan yang coba kita abaikan dengan percakapan di sepanjang jalan itu

perihal kau, bagiku masih saja sebuah nama yang kulekatkan dalam semesta

belum terganti dan masih akan kueja di sepanjang ruas jalan yang siang itu kita datangi: seruas jalan tak berpagar dan begitu rengsa ditikam musim yang telah lama tak mengirimkan hujan

begitu gamang aku melangkah di sana

jika saja tak ada kau barangkali aku lebih memilih bergeming dalam dekap sunyi yang pasi

namun bersamamu ternyata banyak hal teduh yang bisa kusesap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun