Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Move On Simpati ke Empati Bila Ingin Disukai

10 Agustus 2017   19:24 Diperbarui: 10 Agustus 2017   21:54 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa ada orang yang sangat disukai oleh   lingkungannya dan ada  yang tidak ? Persoalan ini pasti timbul dimana pun lingkungan pergaulan kita, tak soal dimana pun. Saat iseng - iseng menjelajah dunia maya, saya menemukan sebuah judul menarik  untuk menjawab soal -- soal itu. Tak hanya itu, juga memberikan cara - cara sederhana agar bisa diterima atau disukai oleh lingkungan pergaulan kita. 

Judul artikel tersebut adalah "Empathy vs Sympathy: Why Some People Are More Likeable Than Others".  Dipublikasi oleh situs lifehack.org sebuah situs yang konsisten memberikan percerahan  persoalan praktis kehidupan sehari -- hari. OK- lah kita tinggalkan soal situs, kita kembali ke pokok isi artikel tersebut yang ditulis oleh Anna Chui, sang editor .

Di media sosial sudah biasa ditemui emoticon - emoticon   cerminan ekspresi kita terhadap sebuah postingan. Bagaimana di  kehidupan nyata ? Di grup -- grup media sosial berbasis messenger atau situs pertemanan, kita dapat milihat mana anggota yang paling sering disebut (mention).

Tentu tidak seperti itu indikator  di kehidupan nyata  apakah kita disukai atau tidak sangat mudah lewat pertanyaan sebagai berikut :

  • Berapa sering anggota komunitas lain  dimana anda bergabung mengirim pesan menanyakan kabar, ajak ngobrol dalam satu minggu ?
  • Berapa sering anggota komunitas lain  dimana anda bergabung menelpon sekedar  menanyakan kabar  atau mengajak bertemu ?
  • Berapa sering anggota komunitas dimana anda bergabung mengajak pergi bersama untuk  mengikuti kegiatan bersama ?

Ternyata, menurut  artikel diatas mengapa orang tidak / kurang disukai oleh pergaulannya  salah satunya  karena  kurang empati (menghayati perasaan orang lain) . Kebanyakan orang cenderung hanya menaruh simpati, seperti di media sosial  lewat  emoticon / emoji.

Sebagai contoh kasus ketika menemui teman baru di PHK dari tempat kerjanya, apa yang anda lakukan ? Ungkapan simpati terhadap paling banyak  diekpresi lewat kata -- kata seperti : "Saya sedih mendengar kamu kehilangan pekerjaan", atau "Santai saja toh kamu dapat pesangon, kan ?" 

Apakah  kata -- kata dari anda seperti itu bisa memberikan penghiburan bagi teman ada yang baru kena musibah ? Mungkin kata -- kata tersebut menimbulkan perasaan dikhianati atau kurang dipedulikan bagi  yang sedang mengalami musibah ?

Cara termudah agar ekspresimu tidak dianggap hanya basa -- basi, cobalah mendengarkan apa yang mereka alami. Kemudian coba gambarkan dalam pikiran situasi dan perasaan yang sahabat / temanmu alami. Lalu cobalah memilih kata -- kata yang mampu menguatkan hatinya dan memberikan gambaran bahwa masih peluang hari esok.

Berikut 4 cara  mengubah sikap simpati ke empati:

  1. Carilah cara untuk menghubungkan apa yang sahabatmu alami

Sharing pengalaman sejenis yang pernah kamu alami meski tidak sama tapi situasi perasaan yang sama bisa menjadi jalan masuk empati. Misalnya bila temanmu baru kehilangan pekerjaan, ceritakan bagaimana dulu kamu juga pernah alami.

2. Belajar mencari kesamaan dengan orang yang ditemui

Cara ini paling efektif untuk membangun komunikasi dengan orang baru / baru dikenal dengan mencari dari kamu dengan orang tersebut. Misalnya  kesamaan hobi, hal ini bisa menjadi  bisa membuka pembicaraan lebih intensif.

3. Tanggapi dengan perasaan bukan dengan kata -- kata

Ketika berhadapan dengan teman / sahabat  mengalami musibah,kesedihan, usahakan tanggapi dengan perasaan. Mendengar apa yang mereka katakan tentang situasi yang dihadapi, berikan perhatian dengan sedikit kata- kata. Seperti seorang guru SD saat menghadapi  siswa kelas I atau II yang masih belum mampu dengan  baik mengekspresikan perasaan dengan kata-kata.

4. Mendengar dan mendengar

Sikap paling penting dari cara ini adalah mendengar, biasanya  orang -- orang yang sedang mengalami situasi sulit mereka sangat sensitif. Usaha lebih banyak memberikan kuping   daripada mulut kamu. Boleh sekali  - kali mengeluarkan kata -- kata tapi yang bersifat memberikan dukungan. Misalnya, apa yang bisa saya bantu?

Intinya sikap empati menjadi sarana untuk   lebih dekat secara emosional dengan teman, orang yang baru ditemui, lebih -- lebih dengan sahabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun