Mohon tunggu...
Sibenyu
Sibenyu Mohon Tunggu... -

Ketika Benyu Menjadi Benar Maka Benyu Adalah Benar, Ketika Benar Menjadi Benyu Maka Benar Adalah Benyu.... Nah Lho

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soal Penonaktifan Ahok dan tentang PDIP sebagai Partai Wong Cilik

21 Februari 2017   12:51 Diperbarui: 21 Februari 2017   17:52 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkan kita tahu bahwa di dalam pengaturan sebuah keharmonisan pemerintahan di butuhkan bentuk kerjasama yang baik antar semuanya, tanpa itu mustahil keharmonisan tercipta, dan saat ini Jokowi-JK sedang berusaha keras mewujudkan untuk Indonesia. masyarakat mungkin tidak memahami dan tidak mengetahui betapa sulitnya membuat / menciptakan sebuah kebijakan dan juga mengatur keharmonisan sebuah Negara.

Perlu atau tidaknya penonaktifkan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta merupakan wewenang penuh Mendagri dan Presiden, jika khalayak mempertanyakan sebuah etika dan tentang sebuah rivalitas dalam sebuah ajang Pilkada, maka persoalan menjadi panjang dan melebar kemana-mana. biarkanlah PDIP sebagai parpol penguasa dan Pemerintah menemukan formula yang tepat serta akurat atas persoalan ini.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu, berhasil meraih suara 23.681.471 atau 18,95 persen mengalahkan Golkar yang hanya meraih 18.432.312 suara atau 14,75 persen, dengan demikian perolehan itu menjadikan PDIP sebagai Sang juara. euforia menyambut kemenangan partai moncong putih itu menggema hingga pelosok Negri di Indonesia.

Setelah menjadi raja Pileg selanjutnya PDIP berhasil mengantarkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla menuju puncak tertinggi di Indonesia dengan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam kancah Pemilihan Presiden (Pilpres). inilah momen pertama di mana PDIP berhasil menancapkan awal dari sebuah hegemoni.

Pada saat itu banyak pihak yang menyangsikan aturan main "kekuasaan" PDIP di dalam Pemerintahan, pertanyaan sumbang hingga kecurigaan Jokowi hanya sebagai Presiden boneka menyelimuti masa-masa awal kepemimpinan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). dengan berbekal keyakinan diri serta dukungan masyarakat luas, Jokowi-JK terbukti berhasil membawa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.

Kini setelah memasuki tahun ketiga kekuasaan PDIP, suara sumbang kembali terdengar hanya karena soal Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang berstatus terdakwa dalam kasus penodaan Agama, nada-nada negatif itu muncul karena Ahok tidak di nonaktifkan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Apakah demi menjaga netralitas persaingan Pilkada atau demi sebuah etika Ahok akan di Nonaktifkan sementara sebagai Gubernur? bisa saja kemungkinan itu akan di lakukan oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). baik Presiden maupun Mendagri tentu tidak akan mengambil resiko adanya prasangka negatif dari masyarakat Indonesia yang mengatakan "semua demi ahok." Terlebih lagi PDIP merupakan parpol Pemerintah, ini pastinya akan di pikirkan guna menepis suara sumbang tersebut, namun semua membutuhkan waktu, jadi tidak serta merta dengan mudah di aplikasikan.

Seperti saya tulis pada catatan sebelumnya bahwa momen terbaik PDIP menyapa rakyat Indonesia untuk pertama kalinya adalah ketika mereka berhasil mengantar Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia, di saat itu rakyat merasa menang, ada rasa bangga dan kepuasan yang memang mencapai puncaknya, harapan bahwa PDIP sebagai partainya wong cilik terpenuhi sudah.

Di dalam perjalanan tahun ketiga puncak kekuasaan PDIP bersama Jokowi-JK kedewasaan itu semakin terlihat, betapa hegemoni kebijakan PDIP dalam memberikan sumbangsih kepada pemerintahan Presiden Jokowi terasa semakin jelas dan hebat. melalui masukan dan saran Megawati yang selalu fenomenal Jokowi berhasil mengamankan semangat dan harapan untuk Indonesia.

Megawati adalah ibu dari Demokrasi yang berliku di Indonesia, dan Megawati adalah Guru bagi seluruh rakyat cilik yang selalu mengelu-elukanya, dan Megawati bersama-sama dengan Jokowi senantiasa mengawal Demokrasi dengan selau menjaga sendi-sendi Nawacita untuk menuju pembangunan Indonesia yang hebat

Pendapat ayah benyu.
Admin thanks banyak ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun