Mohon tunggu...
mega hagia
mega hagia Mohon Tunggu... -

ig : @megahagia line : @megahagia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rasa Itu Apa?

1 Maret 2017   14:44 Diperbarui: 1 Maret 2017   14:59 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

RASA (taka da yang salah, hanya bagaimana kita menempatkannya)

Rasa itupun pernah berwujud nyata singgah dihatiku, betapa aku tak bisa berpikir dengan logikaku saat itu, meyakini dengan penuh bahwa rasa itu adalah jawaban dari doa-doa ku selama ini. Namun aku salah menafsirkan rasa, rasa yang mestinya tak perlu dulu ada disaat waktu dan keadaan yang belum  bisa dikatakan tepat menurut nalarku.

 Namun seiring berjalannya waktu aku mulai mengerti  bahwa rasa yang aku miliki untuknya saat ini tak perlu lah berwujud nyata dahulu, biarlah terus mengendap di langit perlahan terus menjulang ke angkasa melalui bait-bait doa sehingga terdengar oleh sang pemilik cinta sesungguhnya. Aku terus berusaha berlari menepis rasa itu agar tak semakin tumbuh subur yang sesungguhnya hanya akan menyesakan dada saja. Bagaimana tidak , rasa yang tak seharus nya berwujud itu membuat aku merasa takut kehilangan sesuatu yang pada dasarnya belum layak aku miliki. Untuk sekadar mengingatnya pun tak berhak apalagi merasa memiliki yang teramat.

Biarlah kini pertemuan, perkenalan kita menjadi bagian sejarah saja. Kini saatnya aku berlari mengejar mimpi-mimpiku dahulu begitupun kamu kejarlah mimpimu yang tak sempat kau gapai dahulu. Jika pernah ada rasa yang kau jaga untukku aku harap lepaskanlah, biarlah semua berjalan sesuai kehendak dan ketetapanNYA saja. Aku enggan berharap terlalu jauh lagi tentang mu. Kamu yang belum tentu menjadi perwujudan nyata jodohku dimasa depan.  Harapan itu sampai kapan pun terus ada tetapi aku berusaha menjaga hati ku dan hatimu. Agar aku dapat dengan tenang dalam penatianku berjalan terus memperbaiki diri karena sesungguhnya hakikat dari memperbaiki diri bukan semata untuk pasangan saja melainkan untuk jodoh yang nyata yaitu kematian.

Fokusku saat ini adalah menjadi diriku yang baru, yang berbeda dari sebelumnya bukan untuk menjadikan diriku terlihat baik dimata manusia tetapi paling tidak menjadi aku yang baik dari aku yang dulu. Semangatku tetap sama sebelum akau mengenal kamu dahulu, prinsipku pun tak akan berubah akan tetap seperti dahulu sebelum garis tuhan mempertemukan kita. Walaupun diwaktu yang tak tepat sepertinya semoga menyimpan pesan dan hikmah dibalik cerita.

Kita pernah dipertemukan dengan cerita masing masing yang berbeda, kamu dengan masa lalumu begitupun aku dengan masalalu ku. Ada baiknya cukup saja menghargai privasi masing masing. Tak perlulah kini kamu hadir di lembaran-lembaran ceritaku. Sudah ku tutup rapat-rapat hati ini, jangan berusaha membuka nya kembali. Rasa nya aku sudah terlalu paham betapa sakitnya berharap pada manusia, saat ini rasanya hanya ingin menyendiri menyimpan rapat-rapat rasa yang pernah ada. Terimakasih untuk harapan dan angan yang selalu kau berikan padaku, betapa kelirunya aku terlalu meyakini bisiskan hati yang kadang salah.

Sampai pada titik dimana aku mulai tak ingin kembali  menyimpan terlalu banyak harapan yang justru hanya membuat aku semakin tak bisa mengendalikan rasaku terhadapmu, entahlah kamu bukan sosok yang aku impikan sedari dulu namun kebaikanmu , sikapmu membuatku terpesona hingga lupa bahwa kau milikNYA, aku akui rasa itu kini perlahan luntur harapan yang dulu ada pun kita perlahan sirna. Kau adalah sosok yang terbangkan diri ini keatas awan , kau berikan mimpi indah namun kenyataan tak seindah mimpi. Hai kamu , iya kamu aku berharap kita tak pernah di perkenankan berjumpa kembali, entah dalam kondisi apapun sepertinya aku sudah nggan berhadapan dengan mu kembali. Kamu tidak salah hanya aku yang terlalu cepat yakin dan terlalu besar harapan ku terhadapmu.

Hatiku mengira bahwa dirimu adalah jawaban atas doa-doa panjang ku selama ini, ternyata rupanya allah masih ingin aku selalu dekat dengan nya , sehingga dia timpakan sedikit kepedihan atas harapan-harapanku terhadapmu. Tapi aku percaya ketika memang takdir hidupku membawa mu kelak menjadi bagian dari cerita ku didunia jua akhirat ku. Kita akan dipertemukan kembali, saat ini sedang ku fokuskan memperbaiki kualitas diriku ketimbang memikirkan dan berharap sesuatu yang belum tentu pasti menurut skenario NYA.

 Namun dalam doa-doa ku akan selalu terselip namamu, tapi jika suatu saat nanti aku telah lupa menyebutmu dalam doaku semoga allah telah lebih dulu menjawabnya dengan memberikan yang terbaik untuk dirimu. Walaupun pada kenyataan nya nanti aku tak disandingkan denganmu. Setidaknya  aku dapat tersenyum bahagia melihat kau bersanding dengan yang terbaik yang allah pilihkan untukmu, begitupun aku. Suatu saat nanti kita akan sama sama menemukan bahagia meskipun bukan dilembaran lalu tapi dilembaran selanjutnya dalam cerita hidup masing-masing. Semoga janjimu tidak akan diobral murah padahal kau tau surga tidak murah. Semoga tidak bermain-main lagi dihati yang lain.

 Saat ini kita hanya perlu saling ikhlas, saling melepaskan, saling merelakan. Kamu tersenyum aku tersenyum dengan cerita yang berbeda, karena menyenangkan allah jauh lebih penting. Kita sama-sama percaya ketika allah menjadi tujuan utama kita sesuatu yang amat berat dan sulit dilakukan akan menjadi mudah dan ringan. Kau tahu ini begitu indah allah memberi kita waktu agar lebih matang dalam membentuk konsep yang terbaik ketika nanti waktu dan ketetapannya telah menghampiri kita.

 Kita tak pernah meminta untuk di pertemukan ataupun di perkenalkan sebelumnya namun atas ijin allah kau masuk dalam lembaran cerita ku sungguh sesuatu yang tak pernah ku duga sebelumnya, tapi ini semua masalah waktu dan kesiapan diantara masing-masing kita. Aku disini masih sibuk dengan tanggung jawabku membahagiakan masing-masing orang  terkasih disekeliling ku, begitupun kamu dengan tanggung jawabmu kita masih sama-sama disibukan, dan memang ini cara allah menguji kesabaran kita dalam penantian dan perbaikan kualitas diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun