Mohon tunggu...
Lidia Hartati
Lidia Hartati Mohon Tunggu... -

A thousand way to smile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pahit

21 Desember 2011   14:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

cerita ini kutuliskan untukmu, sahabatku.. teriring doa dan salamku padamu, agar kau kuat hadapi kenyataan pahit ini.. ketika kutatap matamu, jauh didalam sana, ada luka.. luka yang tak bisa kucerna sedalam apa.. akupun hanya bisa menilai sama dengan yang lain nya, kamu salah... tapi tidak, teman, aku datang menyambangi ruang kamarmu, bukan utk sama seprti lainnya. aku datang untuk menguatkan hatimu, kamu tahu knapa? karena percakapan kita waktu itu.. kamu pernah bilang padaku, kita harus melihat segala sesuatunya dari sisi yang berbeda, kita tidak bisa menyimpulkah hanya dari satu sisi yang kita anggap sebagai kebenaran.. fikiran itulah yang membawaku kepadamu.. aku melihat semburat lukamu.. dalam genggaman tanganmu yang lembut,, ah bayi mu pasti lucu, aku bisa merasakan bahagiamu, sebentar lagi akan jadi mama.. kamu hanya bisa katakan, dan aku terharu mendengarnya.. "aku mencintai bayi mungilku," rasa cinta itu tertanam dalam dalam di hatiku.. aku hanya bisa memeluk mu, menguatkan hatimu.. biarlah orang berkata apa.. bukan kah Tuhan sayang padamu, sampai sebatas apa kau kuat menghadapi kenyataan.. cermin yang kan ku pandangi dalam ruang kosong, sekarang ini.. tak ada teman, tak ada papa, tak ada mama yang menemani.. hanya ruangan 3 kali 4 meter , teriring sesak nafasmu yang sudh mulai merasakan kaki mungil itu brgerak aktif dalam perutmu.. tenanglah temanku, aku datang mendekat padamu, bukan untuk menghakimimu.. aku bukan TUHAN, yang katakan kamu salah... ketika aku mengalami banyak hal dalam hidupku.. aku bisa mencintai apapaun diluaran sana, ketika orang lain anggap tak pantas, ketika orang lain mencaci,, ketika orang lain mulai bergunjing.. tapi ketahuilah, saat seperti orang lain, melakukan itu semua,, dan kau tampil sebagai pemenang, saat kau tetap tersenyum, saat kau tak membalas luka dengan luka, saat kau membela kesedihan.. saat itu, kita berbeda dari mereka,kita memiliki harga lebih dari mereka.. tenanglah sahabatku, aku mendukungmu,, membelamu, dan kelak akan kembali menimang keponakanku yang lucu...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun