Mohon tunggu...
Inovasi

Untung Buntung Citizen Journalism

16 Maret 2017   20:21 Diperbarui: 16 Maret 2017   20:58 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal dengan media sosial? Di era internet yang kian berkembang saat ini, keberadaan media sosial tentunya tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Media sosial digunakan untuk berbagi informasi mengenai apa saja dan di mana saja. Selain itu, media sosial bahkan bisa lebih cepat penyebaran informasinya dibandingkan dengan portal berita. Contohnya, saat terjadi gempa di suatu tempat, orang yang merasakan gempa tersebut bisa saja langsung menuliskan status di media sosial mereka seperti Twitter atau Facebook. Orang yang berada jauh dari tempat kejadian bisa mendapatkan informasi saat itu juga.

Fenomena media sosial ini agaknya mulai mempengaruhi kehidupan jurnalisme. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, masyarakat dapat dengan mudah menyebarkan informasi. Hal ini biasa disebut dengan citizen journalism. Citizen journalism merupakan sebuah sebutan di mana seorang masyarakat biasa dapat menjadi seorang jurnalis dengan membuat dan bahkan menyebarkan informasi. Padahal seperti yang kita tahu, tugas untuk mencari, membuat, dan menyebarkan berita adalah pekerjaan seorang profesional bernama jurnalis. Tentu, berita yang dihasilkan oleh citizen journalism akan berbeda dengan jurnalis pada umumnya karena mayoritas citizen journalism belum mengetahui dasar-dasar dalam pembuatan berita.

Tentu sebagi sebuah fenomena, citizen journalism ibarat dua belah mata pisau yang bertolak belakang. Di satu sisi, munculnya citizen journalism dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi sebuah media karena mendapatkan berita dari masyarakat, namun di sisi lain, kualitas berita citizen journalism haruslah benar-benar diperhatikan. Karena, tidak semua hal bisa sepatutnya dijadikan berita. Seorang citizen journalism haruslah benar-benar mengerti apa yang akan mereka beritakan dan memperhatikan etika-etika jurnalistik.

Agaknya saat ini keberadaan citizen journalism tidak lagi dipandang sebelah mata. Beberapa stasiun televisi bahkan meyediakan ruang khusus untuk citizen journalismyang ingin membagikan hasil berita mereka di TV. Keberadaan citizen journalism bisa jadi menjadi suatu keuntungan tersendiri untuk sebuah media. Dengan berita atau liputan yang dikirimkan oleh masyarakat, media sangat terbantu mendapatkan bahan untuk disiarkan dalam acara mereka. Salah satu stasiun televisi yang memiliki minat cukup besar dalam mengembangkan citizen journalism adalah NET TV. Dengan slogan “Everybody can be a journalist”, NET TV memiliki laman netcj.co.id

NET Citizen Journalist merupakan sebuah media sosial yang memungkinkan masyarakat untuk berbagi informasi dan berita karya mereka sendiri. Yang menarik dari NET CJ adalah sistem poin yang bisa dikumpulkan oleh member yang bergabung. Poin yang terkumpul menunjukkan keaktifan member, setiap harinya, video yang terpilih akan tayang di NET TV dan akan mendapatkan bonus poin dan hnorarium berupauang tunai. 

Sedangkan video yang tidak tayang di NET TV namun memiliki konten yang sesuai dengan jurnalisme, akan tetap ditampilkan di laman NET CJ. Adapun berdasarkan iformasi yang saya dapat, honorarium yang diberikan untuk setiap karya yang tampil di TV bisa mencapai dua ratus lima puluh ribu sampai dengan satu juta rupiah. Tentu pedapatan yang lumayan untuk seseorang yang memiliki hobi dan minat pada dunia jurnalistik.

Laman NET CJ (dokumentasi pribadi)
Laman NET CJ (dokumentasi pribadi)
Dalam tugasnya, seorang jurnalisme haruslah bekerja dengan berpedoman pada kode etik. Hal ini ditujukan agar berita yang mereka buat sesuai fakta dan benar-benar terjadi. Karena ketika sebuah berita dilemparkan ke masyarakat, maka akan menjadi konsumsi masyarakat yang tidak ada batasnya. Masyarakat akan dengan cepat menangkap informasi yang mereka dapatkan dari berita tersebut. 

Jika pemberitaan di media tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya, maka akan terjadi simpang siur di kalangan masyarakat dan bahkan menimbulkan perselisihan. Maka dari itu, seorang jurnalis haruslah memegang tegus pedoman dan kode etik dalam setiap peliputan. Ini juga seharusnya dapat berlaku bagi citizen journalism. Mungkin sebagian besar citizen journalism merupakan ornag yang awam mengenai dunia jurnalisme, mereka hanya tau bagaimana mengemas sebuah informasi untuk diberitakan ke khalayak. 

Bukan tidak mungkin, agar berita mereka banyak dibaca, mereka akan melakukan manipulasi dalam beritanya. Kejadian seperti ini yang harusnya dihindari dalam fenomena citizen journalism. Karena bagaimanapun juga, seharusnya citizen journalismhadir agar semua orang dapat berbagi berita di manapun mereka berada, supaya suara atau aspirasi mereka yang biasanya tidak didengar, bisa disalurkan salah satunya dengan citizen journalism ini.

Sebagai seorang pengkonsumsi media saya, dan mungkin kita semua, hanya bisa berharap agar fenomena citizen journalism tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sudah cukuplah kita dipusingkan dengan hoax(berita palsu) yang marak beredar di masyarakat. Sudah cukuplah pula kita menjadi korban adu domba media yang suka menjurngkirbalikan fakta dan membuat kita seolah terbagi dalam beberapa kubu, kubu pro, dan kubu kontra. Sudahcukuplah dalam kehidupan kita dibuat pusing dengan segala macam perkara duniawi, jangan sampai media pun menjadi salah satu sumber keruwetan pikiran kita. Karena sejatinya, media juga harusnya menjadi sarana rekreasi, bukan provokasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun