Mohon tunggu...
Sheila Dwianisatul
Sheila Dwianisatul Mohon Tunggu... Seniman - Sheila Dwi anisatul

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senja dan Malaikat Kecilku

4 Maret 2020   21:54 Diperbarui: 4 Maret 2020   21:51 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada satu hal dimuka bumi ini yang sangat indah dan sering kali dapat dengan mudah kita nikmati. Ketika melihatnya akan terasa begitu terpesona akan kecantikannya. Ia adalah senja. Senja yang selalu dirindukan oleh setiap pasang mata yang akan melihatnya. Aku yakin kalian semua juga sangat senja, begitu juga denganku. 

Senja tercipta untuk mengajarkan kita akan keikhlasan. Keikhlasan untuk melepaskan tentunya. Karena kita semua tidak akan memiliki waktu yang lama untuk menikmati kehadirannya. Bahkan hanya butuh satu kedipan mata senja yang memancarkan warna indahnya akan menghilang, lenyap dimakan oleh waktu.

Apakah kalian menyadari bahwa memiliki cerita?? Ya, itu benar adanya. Maka dari itu aku akan menyesal untuk menjadikan semua cerita itu hanya sebagai sebuah kenangan yang kemudian hanya untuk dikenang. Aku memilih untuk mengabadikan setiap moment senja yang telah aku temui. Akan kutulis setiap cerita senja yang aku alami. 

Akan ku ceritakan pada dunia bahwa senja menjadi bukti betapa rindunya hati ini ingin bertemu dengannya. Sungguh jarak memisahkan kita, tapi senja menjadi bukti utama bahwa yang aku liat dengan apa yang dia liat itu sama, meskipun ditempat yang berbeda.

Aku teringat kala itu, saat sore menjelang mala, aku memilih untuk menikmati senja didepan rumah bersamanya daripada harus berdiam diri dikamar. Padahal berdiam diri dikamar itu sudah menjadi kebiasaan ku setiap harinya karena aku tidak menyukai keramaian.

 Aku bersamanya, malaikat kecil yang selalu aku rindukan sampai saat ini, sangat senang berbincang-bincang dengan menikmati secangkir kopi. Kita saling berpelukan erat satu sama lain seakan tak ingin kehilangan. 

Namun, keadaan sekarang berkata lain,aku harus jauh darinya. Kini aku sering bertanya-tanya bagaimana keadaannya disana. Dan hanya tangisan mata yang dapat berbicara bahwa aku ingin segera berjumpa dengannya. Aku hanya memilih untuk melihat senja yang sekarang ada di depan mata karena aku yakin dia disana juga melakukan hal yang sama.

Mungkin bagi sebagian orang menganggap senja itu adalah hal yang biasa dan mengagumi senja adalah suatu hal yang tak wajar. Sudahlah, aku tidak ingin memedulikannya. Mungkin mereka mereka beranggapan seperti itu karena mereka memiliki kenangan yang buruk tentang senja. Tapi tidak aku. 

Aku adalah penikmat senja sejati. Tidak akan ada satupun orang yang bisa menghalangi atau melarang aku untuk mencintai senja yang sangat indah. Ya, aku dan malaikat kecilku adalah penikmat senja.

Awalnya malaikat kecilku sangat bingung melihatku mengapa senang sekali dengan senja bahkan setiap senja datang, aku akan selalu mengambil buku dan menulis sebuah puisi tentang senja. Hal ini membuatnya penasaran dan memiliki untuk mengikuti apa yang aku lakukan. Dia mengambil kursi dan duduk di sebelahku , menirukan ku yang hanya terdiam menatapi senja. 

Sesungguhnya melihat hal ini membuatku ingin tertawa keras. Tapi, aku juga tidak ingin mengurungkan niatnya untuk mengetahui betapa nikmatnya ketika kita tidak melewati satu detik pun untuk menikmati senja. Sampai saatnya dia berumur 17tahun, dimana dia telah menjalani berbagai cerita ketika senja datang menyapa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun