Mohon tunggu...
shantana wira
shantana wira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ideologi dan Lingkungan: Analisis Perusahaan Noranda

22 September 2017   01:14 Diperbarui: 22 September 2017   01:55 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sebagai umat manusia sekarang hidup dimana permasalahan lingkungan merupakan salah satu hal yang menjadi perdebatan bagi beberapa orang. Banyak sekali pihak yang berdebat dikarenkan permasalahan ini. Pihak sepert masyarakat dan pihah swasta misanya. Terkadang pihak industri cukup sering melakukan aktivitas yang daapat merugikna lingkungan disekitarnya, misalnya sebuah pihak swasta yang mengelolah saham dibidang sawit atau lainnya, mereka melakukaan pembakaran hutan untuk membuat lahan baru bagi mereka. Dari kegiatan mereka tersebut kemudian dapat menyebabkan polusi pada udara dan permasalahan lainnya. Hal ini pastinya akan merugikan alam dan pihak lainnya seperti masyarakat sekitar lokasi. Biasanya dari kasus seperti ini masyarakat akan melaukan sebuah penolakan atau larangan, tetap hal ini bisanya hanya akan menimbulkan keributaan antar dua bedah pihak. Pihak industri pastinya juga akan mempertimbangankan hal ini, dikarenakan permasalahan seperti ini berhubungan dengan pendapatan mereka. Berbagi cara akan mereka lakukan untuk tetap beroperasi. Disinilh kemudina yang menjadi pertanyaan kita bersama. Apakah solusi yang paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan ini.      

Lingkungan terus mengalami perubahan dalam beberapa tahun belakangan. Elkington (Burt, 2006) menggambarkan situasi ini dalam 3 gelombang. Gelombang atau fase ini menggambarkan sebuah siklus atau pola dalam popularitas dan sebuah dominasi yang menyangkut tentang lingkungan. Hal ni sendiri kemudian berhubungan dengan meningatanya kecanggihan tentang cara berpikir dan penetrasi sosial yang dihasilkan dari aksi dan komunikasi politik selama beberapa thun belakangan. Cakupan waktu yang dipilih dari tahun 1961-2001. Gelobang pertama diggambarkan sebagai puncak dari hari bumi pada 1970, dimana pemahaman mengenai dampak lingkungan yang harus dibatasi. 

Dari pemikiran ini kemudian terbentuklah sebuah peraturan untuk melakukan sebuah upaya perlindungan dalam berbisnis. Gelombang kedua mencapai puncaknya yang berhubungan dengan hari bumi pada tahun 1990 dan membawa kesadaran mengenai jenis produksi dan teknologi baru dibutuhkan dan bisnis itu harus memimpin dan lebih kompetitif pada bidangnya. Gelombang ketiga dimulai pada tahun 1999 dianggap sebagai masa pengakuan, dimana pembangunan berkelanjutan akan memerlukan perubahan besar dalam tata kelolah perusahaan dan peran masyarakat dan pemerintah.

Pemikiran yang serupa juga ikut bermunculan. Eder pada tahun 1996 mulai mumbuat fasenya sendiri yang terbagi dalam jumlah fase atau gelombang yan sama, yaitu 3. Eder menggambarkan fase pertama sebagai fase ketidakcocokan ekologi dan ekonomi sebagai sebuah ciri dari permasalahan lingkungan. Pada fase kedua terjadi ketika pendekatan peraturan mendominasi tindakan dan wacana lingkungan. Fase ketiga muncul pada pertengahan 1990 yang menyakut normalisasi budaya dalam masalah lingkungan dan sebuah integrasi pada pola pikir ideologis yang lebih baik.

 Eder melihat permasalahan lingkungan yang terus berkembang ini seperti sebuah titik balik dalam sebuah perubahan moderenitas budaya. Orientasi budaya baru dengan menggantikan ekologi industrialisme sebagai sebuah modal budaya dasar untuk modernisasi. Perubahan sifat politik menciptakan politik alam. Permasahan lingkungan yang terjadi ini dianggap sebagi sebuah wacana protes yan menempatkan lingkugan sebagai agenda mereka yang juga dari situ memunculkan kelompok-kelompok yang memiliki kepentingannya dari komunikasi lingkungan yang mereka ciptakan. 

Seiring dengan berjalannya waktu yang menyangkut permasalahan ini, berbagai macm susdut pandang muncul denggan menggunakan wacana yang sama dan menghasilkan komunikasi lingkungna mereka sendiri. Gerakan-gerakan protes ju amampu mengtasi permasalahan tersebut. dari berbagai tindakan menggunakan wacana ini, permasalahan lingkungan berubah menjadi ideologi politik tertentu. Komunikasi ekologis kemudi menjadi media konflik dan debat politik yang mengubah dunia politik dalam masyarkat modern. Paham modern mengenai lingkungan dapat dikaitkan dengan hampir seluruh jenis kepercayaan dan bahwa hal ini telah menyebabkan paham ini diintegrasikan dalam aliran ideologis tertentu.

 Winsemius dan Guntram pada tahun 2002 membahas mengenai pluralis komunikasi lingkungan dan dominsai ideologi lngkunagan. Menciptakan pasar sebagai wacana dimana suara lingkungna diuji sebagai kekutan legitimasi mereka.  Sebuah organisasi harus berpikir kritis untuk dapat mengidentifikasi dengan wacana bersama untuk mempertahankan citra mereka pada publik apabila mereka ingin tetap bertahan. Kepemilikikan citra (identitas hijau) telh menjadi aset simbolis sentral dalam masayarakat modern.  

Melihat lingkungan sendiri kemudian terbagi atas beberap pandangan seperti antroposentris dan eksosentris. Antroposentris sendiri merupakan pandangan dalam filosopi lingkungan yang terpusat pada manusia dan Eksosentris melihat lingkungan pada pusatnya yaitu bumi. Kedua pandangan ini sendiri merupakan sebuah cabang dari yaitu non-tradisional atau holistik besar yang ditnadai oleh ekologi dan ekofeminisme. 

Pandangan ini kemudian digunakan untuk menjelaskan beberapa cara umum yang digunakan dalam beberapa kelompok tertentu untuk membayangkan hubungan antara organaisasi dan masyarakat. Hubungan dengan paham kapitalis tidak dapat dipisahkan. Dari situ kemudian masyarakat dapat membedakan moral perusahaan yang baik dan tidak. Salah satu perusahan yang dianggap memiliki moral yang baik adalah perusahaan Noranda.

Kasus seperti ini pernah terjadi di Kanada, tepatnya pada sebuah perusahaan Noranda. Noranda berupakan sebuah perusahaan tambang di Kanada yang memiliki masalah dalam praktek kerjannya. Praktek kerja perusahaan Noranda adalah dalam melakukan sebuah pertambangan. Perusahaan ini sendiri merupakan yang pertama melakukan laporan rutin dari hasil produksi lingkungnanya.  Noranda juga pernah memengan beberapa penghargan yang berhubungan dengan laporan perusahan mereka, laporan tentang laporan hidup dan laporan tentang pembangunan berkelanjutna mereka sendiri.

 Laporan yang mereka buat pada tahun 1992 dan 1994 sendiri membahas mengenai bebrapa elemen seperti, tanah, air, udara dan kesehatan. Dari perusahaan Noranda ini sendiri kita dapat melihat sebuah nilai positif dari sebuah perusahaan. Perusahaan tambang seperti Noranda justru berusaha untuk tetap menjaga lingkungan tempat mereka bekerja. Ekosistem yang tetap terjaga kemudian akan menguntungkan pihak lain, seperti masyarakat dan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun