Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengalaman dan Ketakutan Menghadapi Fenomena Poltergeist

9 Januari 2020   21:30 Diperbarui: 12 Januari 2020   16:19 1914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mistis yang menyeramkan. (sumber: shutterstock)

Saya pikir, salah satu hal yang mengerikan ketika membahas soal makhluk tak kasat mata adalah saat kita harus bertemu, bertatapan, atau melihat langsung bagaimana bentuk dan rupa mereka. Namun, ternyata saya salah.

Pada kenyataannya, suara mereka pun seringkali membuat bulu kuduk berdiri tidak karuan bercampur dengan panas dingin---meskipun tanpa menunjukkan kehadirannya.

Banyak orang yang menyampaikan bahwa, kehadiran mereka bisa dirasakan melalui hawa di sekitar yang menjadi panas atau perasaan tidak nyaman diiringi cemas dan gelisah.

Tidak lama kemudian, biasanya akan disusul dengan bayangan yang muncul samar-samar. Ada pula yang berkata, mereka---makhluk tak kasat mata---hadir karena ketakutan yang kita ciptakan sendiri. Selama kita berani, makhluk gaib tidak akan mau menampakan diri. Begitu teori yang familiar dan seringkali didengar oleh kita.

Meskipun kita hidup di dua alam yang berbeda, ada baiknya jika kita tidak menyepelekan keberadaan mereka sedikit pun. Tidak menyepelekan tentu tidak sama dengan harus takut apalagi tunduk. Hanya saja, dalam keyakinan yang saya anut, dijelaskan bahwa makhluk gaib dan tak kasat mata itu memang ada.

Mereka pun bisa menunjukkan eksistensi dengan berbagai cara, entah hanya melalui suara atau dalam wujud lain, boleh jadi menyerupai manusia juga hewan. Bahkan, terkadang mereka menggerakan benda apa pun yang ada di sekitar agar kita menyadari bahwa mereka betul-betul eksis.

Fenomena benda bergerak atau melayang sendiri ini kemudian dikenal dengan istilah poltergeist. Tidak diketahui kekuatan apa yang membuat suatu benda bisa bergerak dengan sendirinya.

Dilansir dari beberapa sumber, poltergeist sendiri berasal dari bahasa Jerman, yakni poltern (crash) dan geist (semangat atau hantu). Lebih lanjut dijelaskan, poltergeist lebih sering terjadi di negara bagian barat---dibanding di Indonesia. Tapi, bukan berarti salah satu fenomena mengerikan tersebut tidak terjadi di Indonesia.

Bahkan, saya bersama beberapa orang teman pernah melihat, mengalaminya, secara langsung. Meski tidak semengerikan seperti pada film atau cuplikan di YouTube---yang sampai membuat badan seseorang terpelanting---tetap saja poltergeist yang saya alami menjadi salah satu pengalaman menyeramkan dan teringat hingga sekarang.

Pengalaman pertama saya alami ketika bersama dengan beberapa teman di ruang kerja. Kala itu, karena sedang akhir bulan, kami pulang sedikit telat sekira pukul 20.00.

Saat kami sedang berdiskusi, tiba-tiba dua kursi yang ada di depan kami bergeser dengan sendirinya kurang lebih satu meter. Tidak ada angin, maupun goncangan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun