Mohon tunggu...
Andri Wicaksono
Andri Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa -

mahasiswa | Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Kecelakaan di Touring Motor Pertama

22 Januari 2017   13:29 Diperbarui: 18 Agustus 2017   16:18 4152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala itu liburan semester 3 (Kebetulan saya kuliah nih) tepatnya di bulan Desember. Saya kebetulan tinggal di Kontrakan bersama beberapa teman saya se kota. Nah, saya sebenarnya diajak pulkam (pulang kampung) bareng naik kereta tetapi saya menolak. Soalnya emang saya itu sudah merencanakan jauh-jauh hari buat touring dari Surabaya ke Purworejo kota kelahiran saya. Sendirian. Temen saya si Hamjar dan mas Apenk pernah mengajak touring bareng tetapi karena harinya beda sama yang sudah saya jadwalkan, Akhirnya pada tanggal 28 lah saya memutuskan untuk melakukan touring pertama saya. Pengalaman pertama saya touring ini adalah pengalaman pahit. Kenapa? Karena di tengah perjalanan saya mengalami kecelakaan. Ya, sekali lagi kecelakaan. kisah selengkapnya silahkan dibaca sampai abis.

Jauh-jauh hari sebelum touring saya sempatkan baca-baca artikel tentang touring, bagaimana agar safety riding, bagaimana biar gak gampang ngantuk dll sudah saya pahami. Perlengkapan touring pun sudah saya siapkan. Pertama motor. Saya melakukan touring ini menggunakan motor vixion 2013. Sebelumnya saya sudah servis dan mengganti oli untuk kenyamanan riding. Helm, sarung tangan, masker, jaket dll sudah siap. Saya juga sempat membeli tas motor yang diletakkan di belakang motor saya buat bawa barang-barang dan juga phone holder untuk meletakkan hp yang fungsinya sebagai gps. Semua perlengkapan sudah siap dan telah safety. Motor pun sudah saya beri pertamax full. Tak lupa saya meminta ijin orang tua saya dan Alhamdulillah diijinkan. Berikut ini penampakan motor yang saya pakai.

Di hari H setelah sholat subuh saya mandi dan bersiap untuk touring. Segala perlengkapan riding sudah saya cek kembali dan gak ada yang ketinggal. Tepat jam 6 saya berangkat. Tak lupa saya pamit sama teman kontrakan yang waktu itu juga pulang kampung di hari itu tetapi jam 11 siangnyepur (naik kereta). Motor saya panaskan sebentar, doa juga saya panjatkan agar selamat di jalan. Motor pun melaju dengan kecepatan sedang menembus kota Surabaya tercinta. Bye Surabaya..

Jantung terasa sedikit deg-degan karena ini pertama kali saya melakukan riding jauh alias touring. Saya sangat mengandalkan gps jadi masalah nyasar gak mungkin terjadi. Setelah kira-kira setengah jam perjalanan, sekitar 20 km, entah kenapa saya menghentikan motor saya sebentar dipinggir jalan. Mungkin karena merasa kayak ada yng ketinggal. Dan kebetulan dompet saya tidak ada, mungkin tertinggal. Saya telfon teman saya dan betul ketinggal. Ini mungkin suatu pertanda buruk. saya akhirnya balik ke kontrakan dan mengambilnya dengan agak kecewa. Tapi saya masih bersyukur dompet yang berisi barang2 penting itu tidak hilang. Saya pun melanjutkan perjalanan.

Rute perjalanan yang saya tempuh yaitu Surabaya - mojokerto – jombang – nganjuk – ngawi- solo – jogja – purworejo. Jalan yang dilalui tidak begitu ramai, kondisi aspal jalannya pun tidak bolong-bolong. Mungkin karena jalan raya utama. Saya pun tidak bisa menahan gejolak hati saya untuk ngebut. Entah kenapa setiap saya bisa melewati pengendara lain saya merasa senang. Apalagi motor yang saya salip itu motor gede sekelas ninja beserta kawan2 nya. Wah udah serasa ngalaih rossi wkwk.

Paling benci sebenarnya berada di belakang truk atau bus yang kentut alias buang gas hitam sembarangan. Itu benar-benar sangat-sangat mengganggu. Pilihannya kalo tidak nyelip, ya menjauh saja kebelakang. Tidak hanya mesinnya yang mengganggu, sopirnya pun kadang menjengkelkan dan terkesan ugal-ugalan. Saya sering kerepotan kalo nyelip dua kendaraan ini. Hal ini lah yang terjadi selama touring. Kadang sudah nyelip sampai setengah badan bus, eh nggak jadi kerena ada kendaraan lain dari lawan arah. Atau saat mau nyelip bus atau truk yang melaju dengan kecepatan sedang, pas saya udah narik gas, nyalain sein, mencet klakson.. eh malah tancep gas tuh sopir. maksudnya apa? Mau ngajak balapan mungkin yak.

Perjalanan terus berlanjut. Rasa pegal mulai terasa mata juga sudah agak lelah. Saya sempat menyiasati dengan ngomong sendiri layaknya seorang motovloger. Di sepanjang jalan saya ngoceh sana-sini, tangan saya tunjuk sana-sini sudah kayak orang stres. Eh, dijalan saya malah lihat motovloger asli yang memasang gopro di helmnya. Saya nggak begitu menghiraukannya sih. Di jalan di daerah mana lupa saya juga melihat fenomena om telolet om yang mendunia itu. Anak-anak waktu itu berdiri di pinggir jalan sambil membawa tulisan om telolet om. Agak kasihan juga ngelihatnya karena bus-bus yang lewat tak menghiraukan. Mungkin karena bus nya belum dikasih telolet kali ya.

Lelah dan ngantuk sudah menjadi-jadi. Di daerah jombang (klo gak salah) saya turun dari motor mampir di alpamaret membeli jajan dan minum serta mengistirahatkan tubuh sejenak. Setelah fresh kembali, perjalanan dilanjutkan. Sampai di daerah nganjuk (klo gak salah juga, maaf gak merhatiin jalan) saya menemukan jalan berlubang dan gak begitu rata. Dengan skill riding yang saya miliki saya pun menghindari lobang dan menyeimbangkan tubuh serta motor saya. Musibah menimpa saya ketika motor yang melaju cukup kencang bersetubuh dengan lobang besar secara brutal. Eits, skill saya masih teruji. Saya tidak mengalami kecelakaan. tetapi hp di phone holder terpental jauh dan jatuh. Untung jalanan agak sepi. Saya pun mencarinya disepanjang jalan tadi dan menemukan hp saya dalam kondisi tak berdaya, luka-luka, dan nyaris binasa. Untungnya masih hidup dan menyala normal. Ini adalah pertanda buruk kedua saya. Saya jadi lebih berhati-hati.

Memasuki kota ngawi jalanan tidak begitu ramai dan kondisi jalan juga bagus. Motor secara perlahan menaikkan speed sampai bisa dibilang ngebut. Disinilah kecelakaan yang saya bilang di awal tadi terjadi. Ceritanya saya sedang melaju dengan kecepatan lebih dari 80km/j. waktu itu ada mobil yang melaju sedang di depan saya. Saya yang mungkin kelelahan agak kaget dan membanting stir ke kanan. Dan mobil tadi saya salip dengan kecepatan sama. Buruknya, didepan mobil yang hampir tertabrak ada  mobil lagi yang sedang melaju lambat melaju di bagian kanan jalan dan seingat saya hampir berhenti. Dan bisa ditebak apa yang terjadi.

Ya, motor saya dengan brutal menghantam bagian belakang mobil tadi. Saya sempat tak sadarkan diri beberapa detik sampai saya sadar banyak orang yang menghampiri dan berusaha menolong saya. Ada yang mencopot helm dan  masker, mencopot sepatu. Kondisi saya saat itu saya rasakan baik-baik saja tidak ada darah yang bercucuran seperti di tipi2. Hanya ketika dibuka sepatu saya ada darah sedikit. Badan saya yang terlihat baik-baik saja saya paksakan untuk bergerak berdiri namun saya tidak bisa menggerakkan tangan kiri saya dengan baik dan kaki kanan saya. Saya pun pasrah terbaring tak berdaya. Warga sekitar yang membantu saya membawa saya ke rumah sakit terdekat.

Ada polisi yang datang dan menanyakan kondisi serta membawa kabar gembira bahwa motor saya rusak parah. Sekali lagi rusak PARAH. Namun, barang-barang bawaan saya semua sudah diamankan. Saya pun dipindah ke rumah sakit yang lebih besar katanya untuk diperiksa lebih lanjut. Setelah semua beres, dan alhamdulilah saya hanya mengalami cedera otot dan tidak mengalami patah tulang. Ini penampakan motornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun