Mohon tunggu...
Adi
Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyekar dan Punggahan, Tradisi Semarakkan Ramadan

28 Mei 2017   12:45 Diperbarui: 28 Mei 2017   13:08 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ziarah/Nyekar  ke makam adalah sebuah tradisi yang sudah mengakar di Indonesia. Ya, tradisi ini bisa dilihat saat menjelang Ramadan. Banyak manusia berduyun dan meramaikan wilayah makam/kuburan, untuk sekedang membersihkan makam atau mendoakan yang telah meninggal.

Tradisi lain yang bisa kita amati menjelang Ramadan adalah Punggahan, namanya bisa berbeda di lain tempat di Indonesia. Pada intinya tradisi ini bentuk hajatan menyambut Ramadan. Biasanya diadakan di tempat berkumpulnya warga (seperti Musholla).

Nyekar (dok. pribadi)
Nyekar (dok. pribadi)
Ziarah/Nyekar, jadi Tradisi Semarakkan Ramadan

Menjelang Ramadan banyak sekali rekan yang mengunjungi makam atau kuburan. Ada apakah gerangan? Hal initernyata merupakan tradisi yang sudah lama mengakar di Indonesia. Tradisi Ziarah atau nyekar ke makam keluarga yang telah meninggal.

Untaian kalimat doa pun terucap untuk mereka yang telah meninggal. Doa-doa ini ada yang teruntuk di satu makam ada puna yang melakukan di perempatan atau pojok jalan area makam. Terkadang peziarah yang tak tahu tempat atau makam yang akan diziarahi melakukan hal ini. Meringkas doa di perempatan atau pojokan jalan.

Selain melantunkan doa, hal lain yang dilakukan di makam adalah membersihkannya. Memang mungkin sudah ada juru kunci, namun tak semua makam bisa diperhatikannya. Peziarah membawa Clurit/Sabit atau peralatan lain yang digunakan untuk membersihkan sekitar makam. Rumput yang menjalar hingga kotoran lainnya yang tak menyedapkan mata pun menjadi perhatian.

Tradisi Ziarah atau nyekar ke makam ini ternyata terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Seperti di wilayah Bali, menjelang Ramadan pun ramai masyarakat yang melakukan ziarah atau nyekar ke makam keluarga atau leluhurnya. Di Jakarta pun, masyarakat memenuhi area makam/kuburan hingga membuat macet atau sulitnya keluar-masuk ke area makam menggunakan kendaraan.

Kubur, Terminal Terakhir (dok. pribadi)
Kubur, Terminal Terakhir (dok. pribadi)
Tradisi Punggahan

Tradisi lain yang menarik menyambut Ramadan adalah Punggahan. Nama Punggahan bisa jadi berbeda di setiap tempat. Punggahan merupakan tradisi yang dilakukan malam awal Ramadan. Biasanya waktu diantara maghrib sampai isya.

Masyarakat membawa makanan yang di taruh di baki, nampan, leser atau pelepah pisang. Mereka berkumpul di satu tempat untuk melantunkan doa menyambut Ramadan. Makanan yang dikumpulkan tadi selepas acara diambil oleh orang lain, jadi tiap orang tak akan mendapat yang mereka bawa sebelumnya.

Tradisi yang mirip hal ini bisa jadi adalah Munggahan di Sunda atau Megengan di Jawa. Namun di wilayah lain seperti Kalimantan selatan pun melakukan hal ini, menyambut ramadan dengan Punggahan meski mungkin nama yang disematkan untuk tradisi ini berbeda.

Dari kedua tradisi di atas menyiratkan Indonesia kaya akan tradisi. Jika didalamai, makna tradisi ziarah/nyekar sangat dalam. Masyarakat yang masih hidup mengingat kembali tujuannya untuk hidup hingga mengenang bagaimana perjuangan mereka yang telah meninggal. Tradisi Punggahan pula merupakan tradisi yang menambah suasana Romadhon untuk lebih khidmat. Semangat ber-Ramadan, semoga manfaat dan keberkahan pada diri kita senantiasa bertumbuh [SH]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun