Mohon tunggu...
Adi
Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Istiqomah Menulis, Harapan Selama Ramadan

6 Mei 2019   05:33 Diperbarui: 6 Mei 2019   05:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok. pixabay)

Menulis adalah kebutuhan bagi setiap orang dari dulu. Kata pepatah, bila "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama". Ini biasanya pepatah yang memang dipakai untuk menguatkan pentingnya menulis.

Mengapa menulis?
Ya, kita bisa belajar dari sejarah. Banyak orang dikenal dengan namanya hingga sekarang. Kenapa ia bisa bertahan dikenal hingga sekarang? Tak lain dan tak bukan adalah karena karya yang beliau hasilkan. Karya-karya ini ada yang dikembangkan hingag sekarang atau diingat dan dikenal orang saja hingga sekarang.

Banyak orang di jaman now ini mengenal orang jaman dulu yang telah meninggal dari berbagai literatur. Nah, literatur inilah kita dapat mengetahui bagaimana perjuangan hingga menghasilkan karya beliau. Inilah yang dimaksud pentingnya tulisan. Dari tulisan literatur yang ada kita dapat mengenal mereka yang jauh lahir dan mengahsilkan karya monumental sebelum kita.

Orang-orang yang dulu hebat pun menurunkan kehebatannya dalam tulisan. Baik yang ditulis sendiri maupun yang dicetikan orang; melalui tulisan sejarah, biografi dan berbagai jenis tulisan lainnya. Dari tulisan inilah yang dibaca dan ilmu mereka dikembangkan oleh manusia jaman now.

Ilustrasi (dok. pixabay)
Ilustrasi (dok. pixabay)
Istiqomah Nulis Selama Ramadan
Ramadan tiba dengan segala hal yang melingkupinya. Tentunya kita perlu menyikapi dengan gembira dan hal-hal yang positif. Di masyarakat menyambut bulan penuh berkah ini dengan tradisi Megengan. Tradisi yang bermakna rasa kegembiraan menyambut Ramadan.

Ada pula tradisi ziarah kubur yang dilakukan menyambut Ramadan. Makam-makam mulai dibersihkan, peziarah pun tiba secara bergiliran; terutama H-1 sebelum bulan puasa ini. Makna mendalam juga terkandung dalam tradisi ini. Mensyukuri kehidupan dan mengenang keluarga yang telah dulu meninggal.

Kompasiana ada hal unik di bulan Ramadan ini. Namanya program Samber (Satu Ramadan Bercerita). Bahkan Kompasiana ada hal khusus dengan adanya halaman Tebar Hikmah Ramadan (THR) setiap Bulan Suci Ramadan. Sebuah program yang menarik untuk para Kompasianer.

Program ini membuat Kompasianer mulai aktif. Selain itu ada banyak bermunculan pula Kompasianer baru yang mulai aktif menulis. Hal ini saya rasakan tahun lalu. Berjuang menulis bersama rekan lainnya, belajar Istiqomah menulis selama sebulan lebih!

Tahun ini, Hal itu akan diperjuangkan lagi. Ya, Istiqomah menulis selama Ramadan. Tahun sebelumnya, saya mengganggap diri bisa memenangkan hadiah utama. Namun, hasil akhir berkata lain. Meski kadang dalam sehari dulu menulis lebih dari satu agar mendapat poin lebih baik. Ternyata ada kompasianer lain yang ditakdirkan mendapat hadiah utama.

Deretan Hadiah Samber THR 2019 (dok. kompasiana)
Deretan Hadiah Samber THR 2019 (dok. kompasiana)
Hadiah Utama Samber THR 2019 yang dipasang di halaman khususnya adalah Sepeda Motor Matic. Hal ini pula yang menjadi harapan saya dapatkan di pengumuman Samber THR 2019 nanti. Hal pentign yang perlu diperjuangkan.

Sepeda motor Matic harapan saya akan lebih memudahkan dalam transportasi bersama keluarga. Sepeda motor yang ada lebih banyak dipakai orang tua. Sedang yang dipakai sendiri ukurannya agak lebih tinggi sehingga kalau membonceng perlu perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun