Mohon tunggu...
Sekar
Sekar Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis

Gravitation is not responsible for people falling in love

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

AMI Awards di Mata Saya

8 Juli 2013   14:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:51 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa hari lalu saya menonton malam penganugerahan AMI Awards 2013. Tentu saja saya menyaksikannya lewat televisi. Sebagai orang yang suka mendengar musik, saya jarang melewatkan acara seperti ini. lah, rerun penghargaan music atau film luar negeri saja saya tonton, apalagi yang negeri sendiri.

AMI atau Anugerahan Musik Indonesia ditasbihkan sebagai penghargaan tertinggi di dunia musik dalam negeri. Mereka tidak menggunakan system polling SMS atau telpon. Penilaian dilakukan oleh 200 orang anggota AMI. Disebutkan kalau 200 anggota Swara AMI adalah musisi, pengamat music dan record label. Mereka memiliki hak satu suara untukmenentukan pemenang dari lima nominasi.Metode penilaian Academies’s System ini jugadigunakan dalam Grammy Awards. Keren kan? Pemenang ditentukan oleh mereka yang kredibel. Jadi tidak ada istilah, “juara SMS” yang selama ini kerap dikeritik karena sangat bias.

Jadi sangat pantas jika menyebut AMI Awards sebagai penghargaan tertinggi di bidang musik dalam negeri. Teorinya sih benar. Tapi ada beberapa hal yang menarik dari penyelengaraan AMI Awards? Mari kita bahas satu per satu.

Pertama, nama yang berubah-ubah.

Saat bertama kali digelar ajang ini mengunakan nama Anugerah Musik Indonesia atau AMI Awards. Lalu pada 2000, bertambah menjadi AMI Sharp Awards. Tentu saja penambahan nama perusahaan elektronik karena dia menjadi sponsor utama acara. Setelah kerjasama dengan Sharp berakhir, AMI pun mengandeng perusahaan elektronik lainnya sebagai sponsor. Dan namanya kembali berubah menjadi AMI Samsung Awards. Sebenarnya sih menggunakan nama sponsor dalam sebuah acara bukan hal yang baru. Di dunia sepakbola, kita mengenal pial AFF yang sebelumnya bernama Piala Tiger, lalu Panasonic Awards—kalau ini memang jelas--.  Hanya saja saya berharap, kedepannya nama penghargaan ini tidak berubah hanya karena sponsor.

Kedua, kategori yang berubah-ubah.

Tidak hanya nama, kategori penghargaan yang diberikan oleh AMI juga berubah-ubah. AMI terkadang menghapus atau menambah penghargaan yang diberikan. Memang ada kategori regular yang setiap tahun ada, misalnyanya saja album terbaik, penyanyi terbaik. Tapi pada tahun 2000,AMI pernah memberikan penghargaan artis asing terbaik kepada penyanyi Malaysia, Siti Nurhaliza. Dan pada penyelenggaraan-penyelengaraan berikutnya, penghargaan ini menghilang. Lalu pada 2006, kembali memberikan penghargaan kepada penyanyi Angun C Sasmi atas prestasinya di dunia musik internasional.

Terlepas dari sukses atau tidaknya Anggun di pentas music luar, sayapenghargaan ini seharusnya tetap ada. Toh ada penyanyi local yang juga terkenal di luar negeri. Sebut saja Tielman Brother (it’s quite annoying, when the first and most influenced band from your country almost forgotten), the young and talented Meeghan Henry, Mocca, dan masih banyak lagi. Just name it.

Kalau memang ingin mengapresiasi para penyanyi lain agar terus berkarya dan membawa nama Indonesia di luar negeri, kenapa tidak terus mengadakan kategori ini. Pun dengan artis luar yang dinilai berhasil berkarir di Indonesia. Jangan diadakan lalu kemudian hilang tak berbekas.

Ketiga, pemenang yang ….

Masalah ini memang mengundang kontroversi. Untuk beberapa kategori, terkadang pemenang sudah sangat jelas hanya karena nama mereka. Misalnya saja, ketika almarhum Chrisye masuk ke dalam nominasi, hampir dapat dipastikan dia menjadi pemenangnya, atau Noah di AMI Awards 2013.Hallo, he is Chrisye or they are Noah, it’ s so obvious for them to win (right now, idk tomorrow).

Tapi terkadang ada juga pemenang yang diluar dugaan. Misalnya saja Coboy Junior yang menang di kategori artis duo/grup lagu anak-anak AMI 2013. Saya memang belum pernah mendengar album mereka jadi tidak tahu keluruhan lagu mereka. Tapi saya belum pernah mendengar mereka menyanyikan lagu anak-anak. Sejak kapan lagu Eaaa dan Kamu menjadi lagu anak-anak. Uniknya, album mereka justru tidak masuk dalam kategori lagu anak-anak terbaik atau album lagu anak-anak terbaik.Di kategori lagu anak yang menang justru Best Friend Forever (Super 7), dan di album lagu anak-anak Super 7 kembali menang. Jadi dimana letak anak-anaknya Coboy Junior? Apa hanya karena masalah umur yang tergolong masih anak-anak? Tapi kalau masalahnya di umur kenapa Uya Kuya dan Sheila On7 bisa masuk nominasi? Kan, bingung kan.

Belum lagi di kategori grup vocal terbaik, dimana Cherrybelle berhasil menjadi juara. Grup vocal terbaik, saudara-saudara. Saya belum pernah mendengar grup ini menyanyi live. Bahkan saat mengisi AMI Awards mereka lip sync. Ini kita bicara tentang vocal ya, bagaimana menilainya kalau mereka tidak pernah menyanyi live. Hanya berdasarkan hasil rekaman? Atau mungkin saya yang tidak gaul karena tidak pernah mendengar grup ini menyanyi secara live, sementara yang lain terutama juri AMI pernah.

Saya ingat bagaimana Ashlee Simpson dihujat habis-habisan ketika ketahuan lip sync. Jangan lupa juga dengan skandal lip sync Vanilla Ice Milli Vanilli. Tapi kenapa di negeri ini lip sync seolah hal yang lumrah? Dimaafkan dengan alasan teknis. Apa iya system audio stasiun televisi nasional sedemikan parah sehingga penyanyi ‘harus’ lip sync? Ah, kalau membahas masalah ini tidak akan pernah ada habisnya.

Saya justru lebih menghargai BASF Awards yang dulu pernah digelar di negeri ini. Mereka menggunakan parameter yang jelas dalam penghargaan, yaitu kategori penjualan dan artistic. Jadi kita bisa tahu siapa artis yang memiliki penjualan album terbaik, dan siapa yang menang karena dinilai berdasarkan kualitas karya. Memang kesannya boros, tapi ini jauh lebih fair. Tapi untuk di zaman sekarang mungkin agak susah karena penjualan fisik tidak terlalu bagus. Karena saat ini lagu lebih banyak dijual secara online atau streaming.

Ah, tapi apalah arti unek-unek saya? Hanya seseorang yang suka menikmati musik saja. Bermain alat musik apalagi menyanyi pun saya tidak bisa. Saya hanya berharap, kedepannya penyelenggaran AMI menjadi lebih baik sehingga layak untuk disebut sebagai penghargaan tertinggi bagi pelaku seni musik Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun