Energi nuklir umumnya ditawarkan sebagai alternatif untuk mengatasi krisis energi. Perdebatan tentang apakah penggunaan energi nuklir adalah pilihan yang tepat belum berakhir. Beberapa orang setuju dengan pemanfaatan itu karena manfaatnya. Beberapa orang lain, bagaimanapun, tidak setuju karena risiko terhadap lingkungan.
Mereka yang setuju dengan pengoperasian reaktor nuklir biasanya berpendapat bahwa energi nuklir adalah satu-satunya pilihan layak untuk menjawab terus meningkatnya kebutuhan energi. Menurut pendapat mereka, sumber-sumber energi lain misalnya, minyak, batu bara, dan gas alam tidak dapat diperbaharui dan aman, sementara energi nuklir dapat berkelanjutan ketika diproduksi dengan cara yang aman. Merekapun bersikeras untuk tetap dibuatnya pengoperasian reaktor nuklir tanpa melihat akibatnya.
Namun, orang yang tidak setuju dengan penggunaan energi nuklir beranggapan bahwa produk limbah nuklir benar-benar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Sebuah krisis di reaktor, misalnya, biasanya menghasilkan kontaminasi tanah dan air di sekitarnya. Contohnya, meledaknyareaktor nuklir di Stasiun Tenaga Nuklir Chernobyl di Rusia dua puluh tahun yang lalu. Orang-orang serius terancam pencemaran dan lingkungan yang parah.Hal ini jelas bahwa energi nuklir harus dihindari karena itu benar-benar membahayakan lingkungan. Tetapi bagaimana dengan sedikit energi sudah tercemar yang bukan energi nuklir? Apakah ada energi alternatif untuk mengatasi krisis energi? Ini masih menjadi tanda tanya besar bagi kita semua. Dan masih menjadi PR bagi petinggi-petinggi di negara manapun karena tidak mudah mengambil suatu keputusan tanpa melihat akibatnya bagi kehidupan manusia.