Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua Hal Dibilang Ibadah?

3 Agustus 2017   19:52 Diperbarui: 4 Agustus 2017   12:35 2462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: blog.munatour.co.id

Sekarang yang namanya kegiatan apapun bisa jadi ibadah ternyata ya? Ada ibadah puisi, ada ibadah melukis, ada ibadah menulis, dan masih banyak lagi. Ya iya, kan katanya bekerja itu ibadah?

Tapi belakangan kok kayaknya konotasi ibadah itu gampang bener ya dilekatkan pada suatu hal. Saya khawatir, jangan-jangan nanti ada orang lagi bengong, di situ pula dibilangnya ibadah. Ada orang berzina, ibadah katanya. Ada orang merampok, ibadah pula katanya.

Secara vertikal, ibadah itu memang berorientasi pada Tuhan. Secara horizontal, ibadah itu berorientasi pada persoalan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Makanya orientasi kita bekerja itu apa? Untuk siapa? Begitupun ketika menulis, pastinya utilitas tulisan itu untuk apa? Jawabannya ya bisa apa saja. Yang penting berorientasi pada nilai-nilai positif. Jadi, itu tadi makna ibadah secara horizontal.

Dan kalau misalnya ibadah itu dikaitkan pada sesuatu yang tidak bermakna ibadah, barangkali seseorang secara pragmatis ingin mengambil konotasi dari keluhuran sebuah ibadah. Ibadah itu sangat luhur. Dan kalau itu dilakukan, mungkin dia ingin supaya apa yang dikerjakannya tadi bermakna sangat luhur selayaknya sebuah ibadah. Jadi kalau aktivitas bengong itu dibilang ibadah, itu karena si pembengong tadi ingin mengatakan bahwa bengong itu sangat luhur.

Tapi, kok tidurnya orang puasa dibilang ibadah? Sebenarnya sih tidurnya itu bukan ibadah, melainkan ketika seseorang berada dalam masa puasa, tidurnya tadi termasuk ke dalam masa (ibadah) puasa. Kecuali, kalau misalnya dikatakan tidurnya orang puasa itu bukan ibadah, maka artinya dia tidur sedang dalam masa tidak (beribadah) puasa.

Jadi bukan berarti orang yang banyak tidur (saat puasa) itu pahalanya juga bertambah. Enak bener kalau begitu. Lagian, apa pentingnya mikirin pahala. Ibadah kok orientasinya pahala? Pahala itu apa sih? Abstrak, gak jelas, dan gak terlalu penting juga lantaran yang ada sesuatu yang lebih penting dimana itu dijadikan orientasi utama. Kalau sekedar ingin pahala saja kayaknya kita tak perlu capek-capek beribadah. Tak perlu melaparkan diri mengerjakan puasa. Cukup minta saja sama Tuhan kalau begitu.

Pada tulisan ini sebenarnya saya cuma ingin memaknai kembali apa itu ibadah supaya makna ibadah tadi tidak sembarangan disebut-sebut. Artinya, sebuah kegiatan yang tak mengandung nilai ibadah, ya jangan asal disebut sebagai ibadah. Maklum, sekarang ini nilai-nilai primordial tadi gampang bener dirancukan. Nanti korupsi malah dibilang pula pekerjaan luhur, walaupun pada realitasnya si koruptor brengsek tadi masih saja dihormati, disegani, kayak dianggap sebagai leluhur! Asuuuu...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun