Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Pulang

17 Juli 2017   05:43 Diperbarui: 19 Juli 2017   20:58 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Izinkan aku menceritakan kisah perjalanan pulang kampungku. Terserah dibaca atau tidak. Sebab cerita ini memang untuk diri sendiri dan harusnya kuceritakan saat liburan sekolah, namun tertunda karena di kampungku sinyal internet sangat susah.

Senin, 12 Juni, aku membeli tiket bus. Kuputuskan naik bus karena liburan kali ini lumayan panjang dan aku ingin menikmatinya di perjalanan. Selain itu, naik bus juga tergolong murah apalagi di musim liburan. Jadwal keberangkatan hari Jumat, 16 Juni, pukul 18.00 WIB di Cililitan, Jakarta Timur. Jadi rencananya begini, aku berangkat dari Jakarta menuju Medan yang, katanya, ditempuh selama tiga hari dan dua malam. Dari Medan aku masih menempuh satu hari dan satu malam lagi hingga tiba di kampung halaman. Oleh karena berangkat malam, maka diperkirakan tiba di Medan hari Senin pagi. Aku pesan bus, katakanlah, bus A.

Cililitan

Jumat siang, 16 Juni, aku mendapat pesan dari agen bahwa bus berangkat pukul 20.00 WIB. Tertunda dua jam karena bus terlambat jalan dari Bandung. Pukul 18.00 WIB, aku tiba di Cililitan. Satu jam kemudian ada bus, katakanlah bus P, yang bukan "busku". Aku kaget karena agen bus mengatakan bahwa bus P-lah yang akan kutumpangi. Alasannya bus A batal beroperasi. Aku kaget. Lalu komplain. Demikian pula dengan 6 penumpang lain. Ketimbang keberangkatan tertunda, lebih baik ganti bus, begitu pikirku singkat. Tiket segera diganti. Kursi kosong di dalam bus didata dan diatur ulang oleh petugas sebab di dalam bus sudah ada penumpang lain. Secara tampilan dan fasilitas, bus P hampir sama dengan bus A.

Berangkat

Bus berangkat tepat pukul 20.00 WIB setelah semua barang dimasukkan ke bagasi. Menurutku, bus ini kelebihan muatan. Aku mengamati ketika para petugas memasukkan barang. Bagasi penuh dengan kotak kayu berisi kentang. Di bagian belakang, tempat khusus perokok, dipenuhi barang, bukan penumpang. Dan di bagian atas bus juga dipenuhi barang. Pak Supir langsung memutarkan musik lawas dan ini membuat suasana seolah-olah kampung halaman sudah di depan mata. Bus melaju menembus kota Jakarta yang masih macet meski sudah malam. Aku duduk di urutan kedua dari depan, bagian kiri. Di sebelah kiriku atau dekat kaca, duduk seorang kakek. Di kananku, ada dua laki-laki yang nantinya kukenal bahwa mereka mahasiswa dari Yogyakarta.

Jam 12.00 tengah malam. Kami, penumpang dan aku, sudah berada dalam kapal penyeberangan. Kupesan kopi sambil menunggu 2 jam hingga tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Kami disuguhkan film sepanjang perjalanan. Sebagian besar penumpang kapal di ruang ekonomi, entah dari mana saja mereka berasal, termasuk rombongan bus kami, tertidur di bangku panjang atau di lantai kapal. Untuk masuk ruang non-ekonomi, bisa dapat tempat tidur atau lesehan, masih perlu bayar lagi 10.000 rupiah.

Jam 02.00 dini hari. Bus keluar dari kapal. Kami disambut hujan deras. Bus melaju pelan sehingga membuat penumpang bertanya-tanya. Kecepatannya kuperkirakan tidak melebihi 40 km/jam. Kalau pelan begini kapan sampainya. Satu jam kemudian bus berhenti di sebuah rumah makan di daerah Kalianda, Lampung Selatan. Sebagian penumpang bersiap untuk sahur.

Kemudian kabar tersebar bahwa bus sebenarnya mogok. Kompresornya rusak. Itu sebabnya berjalan pelan. Setelah semua penumpang siap berangkat lagi, ternyata kru sedang sibuk memperbaiki bus. Katanya, selesai satu jam. Ternyata tertunda hingga matahari terbit karena perkakas untuk memperbaiki mesin ada yang hilang. Terpaksa menunggu bengkel setempat buka. Jam 09.00 pagi, mesin bus menyala namun tak bisa jalan. Bongkar lagi. Pasang lagi.

Foto di atas menggambarkan suasana saat para penumpang menunggu bus yang sedang diperbaiki. (Sumber foto: dokumen pribadi)

Singkat cerita, kami baru bertolak dari Kalianda pukul 13.00 WIB. Hari itu Sabtu. Bus akan melintasi bagian timur Sumatera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun