Mohon tunggu...
satria revolusi
satria revolusi Mohon Tunggu... -

"menjadi penulis hebat" kata itu selalu kutemukan ketika masuk dalam kamarku, karena ku yakin hukum tarik menarik itu ada. aku yakin cita-cita besarku menjadi nyata untuk setiap hari dan setiap goresan tintaku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Lebih Jauh Tentang Qs Al-Kafirun [109]: 6

1 Juni 2013   13:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:41 1976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Perlu pemahaman lebih dalam kepada kita untuk memaknai Ayat-Ayat yang terkandung dalam Al-Quran,
seiring waktu banyak orang-orang ceroboh yang enggan berdakwah dan enggan memerangi kemurtatan dengan terlena pada modernisasi yang acapkali bertabrakan dengan Akidah Islam yang Rahmatan Lil'Alamin
alasan mereka adalah mengikuti isi dalam
QS Al-Kafirun [109]: 6 yang sebagaimana Ayat-Ayat dalam surah tersebut berbunyi "Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku" hingga begitu saja kita membiarkan kemusrikan tumbuh disekitar kita. perlu kita ketahui sebab atau sejarah turunnya ayat diatas adalah sebagai berikut:

Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.

Jadi sangat jelas maksud dari Ayat di atas bukan mengajak kita untuk tidak melawan segala sesuatu yang mencoreng Aqidah Islam, DAN JUGA BUKAN MENGAJAK KITA MEMERANGI UMAT NON MUSLIM karena umat non muslim selagi ia bersedia membayar zisyah (pajak) dan tidak mengusik ketenangan umat Islam tidak dihalalkan bagi kita umat muslim untuk memeranginya. Seperti Penahlukan Mekah (fathul makkah) oleh Pasukan Rasulullah SAW karena mereka (kaum kafir Quraisy) melanggar perjanjian Hudaibiyyah.

Demikian Penjelasan singkat dari QS Al-Kafirun [109]: 6 dan semoga kita tidak ceroboh dalam memahami Firman Allah Swt dan Sunah Rasulullah Saw dan sebelum mengucapkan Hadist perlu kita memahi sejarah turunnya Ayat tersebut dan tidak asal-asalan menggunakan Hadist demi menguatkan argumen dalam berdiskusi (apologetik).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun