Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pilpres, Lebaran, dan Efektivitas Kebijakan Makroprudensial

13 Juni 2019   12:38 Diperbarui: 13 Juni 2019   12:54 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita baru saja melewati momen Pemilihan Presiden (Pilpres) dan perayaan hari raya Lebaran bersamaan. Bagai dua-sisi koin mata uang -mempresentasikan kondisi Politik dan perekonomian- keduanya tentu sangat kuat untuk saling mempengaruhi stabilitas ekonomi makro dan mikro.

Stabil atau tidaknya ekonomi selalu saja menjadi bancakan politik dalam setiap kata di materi kampanye Pemilu-kan?

Sebaliknya, sukses atau tidaknya akhir Pemilu nanti, juga pasti akan menentukan stabil  atau tidaknya ekonomi kita ke dapan, utamanya dalam konteks investasi.

Pilpres dan Kebijakan Populis!
Menyambung di atas, pastilah kita sudah paham jika tujuan ber-politik terus saja meneriakkan wacana kesejahteraan rakyat dan pembangunan ekonomi yang kuat di masa depan.

Kedua wacana itu sering berbenturan. Kebijakan kesejahteraan, selalu saja identik dengan anggaran ber-subsidi dan angka-pemborosan/koruptif. Sedangakan wacana pembangunan ekonomi yang kuat, selalu saja berteori pada efesiensi dan efektifitas anggaran.

Banyak sekali kebijakan populis yang dijanjikan dalam materi kampanye. Mulai dari penyaluran BBM/tarif PLN bersubsidi, BPJS yang murah, penyaluran dana bansos dan kredit UMKM, sampai pada penyediaan perumahan rakyat dengan DP rendah berkisar 0% sampai Rp 1 %.

Dalam kacamata politik, semua itu tidak ada yang imposibble dan selalu optimis untuk disediakan. Kebijakan populis ini bisa saja mengancam stabilitas ekonomi lho. Jika tidak logic dan tidak disertai kehati-hatian dalam mengelola anggaran dan juga aturan perkreditan Perbankan.

Ini bisa saja menjadi masalah likuiditas Perbankan yang dahulu juga kita pernah rasakan di tahun 1998.

Lebaran, dan aktivitas spekulatif!
Selanjutnya, cerminan tingkat kesejahteraan masyarakat, juga bisa baca dari perilaku masyarakat pada momen lebaran. Aktivitas daya beli masyarakat yang biasanya melonjak, bisa disebabkan dengan cara apa saja. 

Biasanya pada momen lebaran, masyarakat terkadang memaksakan keinginan berlebaran secara wah, yang tidak didukung dengan pendapatannya.

Sehingga jalan kredit menjadi alasan utama dalam melampiaskan keinginan tadi. Baju baru, mobil baru, HP baru sampai rumah baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun