Mohon tunggu...
Satinisa Sa
Satinisa Sa Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa UNAIR Berbisnis Kain Tenun dari Daur Ulang Serat Pohon Pisang

5 Juli 2017   11:40 Diperbarui: 5 Juli 2017   11:48 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari satu pohon pisang, kita dapat memanfaatkan seluruh bagiannya untuk berbagai keperluan. Mulai dari ujung daun hingga akar. Namun pernahkah terfikirkan, jika serat pohon pisang ternyata juga bisa diolah menjadi lembaran kain tenun?

Nuzulul Azizah Ramdan Wulandari, adalah pencetus ide mendaur ulang serat pohon pisang lalu mengombinasikannya dengan teknik tenun. Hasilnya, terciptalah kain tenun berbahan serat pohon pisang.

Inspirasi tersebut bermula ketika mahasiswa Fakultas Kedokteran UNAIR ini iseng-iseng membaca jurnal.

"Sebuah jurnal menyebutkan bahwa di Jepang, para dokter menggunakan serat pohon pisang sebagai benang operasi. Dari sini, saya mulai mencari cara bagaimana bisa mengombinasikan serat pohon pisang sehingga bisa dijadikan tenun seperti halnya tenun sutera," ungkapnya.

Dari pemikiran tersebut, Wulan kemudian berinisiatif untuk berbisnis. Setelah berhasil memperoleh dana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI pada tahun 2014 lalu, Wulan bersama timnya bekerjama mem-branding sebuah usaha Clothing Line yang mereka namai Fibrinana.

Awalnya, Fibrinana hanya memproduksi tas dan sepatu. Namun sekarang, produksi lebih diarahkan pada pakaian berbahan tenun. Menurutnya, bahan olahan serat pohon pisang ini dapat dipadukan dengan  bahan-bahan hand woven (anyaman tangan) maupun leather.

Dari serat pepohonan sampai akhirnya bisa menjadi lembaran kain tenun, membutuhkan serangkaian proses pengolahan.

"Bagian pohonnya diserut, kemudian direndam selama beberapa waktu. Setelah itu dikeringkan, lalu diikat perhelainya, ikatan serat-serat ini yang kemudian ditenun," ungkap penggemar sepatu sutera ini.

Karena berbahan dasar alami, perawatan kain tenun dari serat pohon pisang ini memerlukan sedikit perlakuan khusus. Pakaian tenun produk Fibrinana bisa lebih awet selama dicuci dengan cara manual tanpa mesin cuci.

"Paling aman di-dry clean saja," tutur perempuan kelahiran Februari 1995 ini.

Saat ini Fibrinana dikelola oleh beberapa tim, antara lain tim tenant yang bekerja saat Fibrinana akan mengikuti pameran dari design hingga properti, tim web development yang bertugas mengelola laman Fibrinana, dan tim IT Division yang bertugas sebagai administrator sekaligus mengelola desain media sosial, desain lookbook, maupun desain brandprofile.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun