Tidak lazim memang,pohon ini biasanya di tanam di kebun untuk di ambil umbinya sebagai bumbu masak bagi Ibu- Ibu rumah tangga. Awal nya kami sekedar iseng karena istri bersih- bersih dapur dan kebetulan ada umbi lengkuas yang hendak di buang,merasa sayang saja saya mencoba menanamnya di depan rumah di tepi jalan di luar pagar rumah.
Karena tidak mempunyai sisa tanah dalam pekarangan saya, hanya karena senang bertanam saja kami mencoba memanfaatkan sedikit tanah kosong di tepi jalan sepanjang depan rumah, kami manfaatkan dengan tanaman jambu dursono dan matoa yang sudah ada sebelumnya bahkan beberapa kali sudah berbuah cukup lebat,dan kita panen bersama -sama dengan tetangga terutama anak - anak maklum tanah milik bersama,inilah yang menjadikan kebahagian bersama bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Di sela - sela pohon besar itu kami tanam ubi lengkuas dan ternyata bisa tumbuh subur daunya tumbuh lebat dan beranak banyak sekali hampir memenuhi pinggir jalan sepanjang pekarangan kami,sehingga mirip seperti pagar hidup di depan rumah kami, sehingga kalau di lihat dari luar teras kami tidak terlihat karena tertutup pohon lengkuas ini,Umur pohon ini sudah lebih empat tahun tidak pernah kering sehingga apabila musim kemarau tiba di mana banyak debu beterbangan bisa menghambat/menahan debu yang seharusnya masuk teras.
Sepengetahuan kami dahulu, pohon ini umurnya tidak panjang namun setelah kami mengetahui dan menanam sendiri umurnya ternyata bisa hidup lama dan tidak mati -mati, serta daunya selalu segar.kemungkinan ini terjadi karena apabila tanah sedikit kering sering kami siram sehingga kondisi tanah selalu basah.
Inilah sedikit manfaat lain dari lengkuas , dimana untuk beberapa hari ini istri saya sering rasan -rasan mau mbabati pohon ini karena sudah terlalu rimbun,namun saya selalu beralasan aja ndisik -aja ndisik , eman-eman segeeere ,,,,,,,,itu lho,,,,,,,