Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bawakan Tembang "Bawa", Pulang Bawa Piala

2 Maret 2019   04:49 Diperbarui: 2 Maret 2019   05:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Khoirul Huda Saputra, atau kerab disapa Irul, adalah anak didik Program Keluarga Harapan (PKH) Balerejo, Kabupaten Madiun. Putra dari pasangan Wandi dan Susanawati ini telah mampu menunjukkan prestasi, menyumbangkan trophy juara 1 lomba tetembangan jawa dan bawa tingkat pelajar (SMP), Se-Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu. Bakat Irul telah diketahui orang tuanya sejak berusia 6 tahun, khususnya Seni dan Budaya Jawa.

Menurut orang tuanya, untuk urusan bakat yang satu ini, haruslah didukung. di samping positif, tentunya generasi seusia Irul jarang sekali tertarik dengan Sejarah dan Budaya Bangsa.

"Pernah satu ketika, dia minta ijin kekmau saya, mau lihat pertunjukkan wayang, dan tempatnya lumayan jauh, agak heran juga, ternyata anak saya sangat cinta kebudayaan jawa, terbukti saat saya antar hingga ke tempat pertunjukkan itu, Irul langsung mendekat ke panggung, y Allah... beneran kowe ki leee..", cerita Wandi dengan penuh semangat.

Sejak saat itulah, Mereka berdua (Wandi maupun Susanawati), selalu mendukung bakat unik yang digandrungi Irul, anaknya.

"Irul itu anaknya agak susah nerima mata pelajaran yang umum diajarkan oleh gurunya di sekolah, tapi kok kuat banget keinginannya pada seni, akhirnya kami mendukung penuh, apalagi kemarin sempat sukses bawa pulang juara 1", tukas Susanawati dengan netes air matanya.

"Prestasi itu ternyata bukan hanya di bidang pengetahuan yang diajarkan saja, namun bisa dari manapun, termasuk seni budaya, saya yakin Irul bisa berprestasi lewat itu", imbuhnya.

Susanawati adalah peserta PKH yang punya mimpi sederhana. Dia ingin, ke depan anak-anaknya kelak bisa lebih sejahtera dibanding orang tuanya sekarang.

Melalui PKH, dia banyak belajar dari kelompok yang diadakan oleh Pendamping Sosial di tiap bulan. Forum itu menurutnya sangat dibutuhkan oleh seluruh peserta PKH yang sebagian besar Ibu-ibu dan lansia. Karena banyak sekali materi dan informsi terkait ke-PKH-an yang diberikan.

Disamping itu, kegiatan pemberdayaan ekonomi juga dihadirkan di kelompok, sebagai sarana tambahan penghasilan dan juga mempermudah merubah pola pikir semua anggota yang nota bene sebagai buruh tani, agar bertekad menuju sejahtera.

Cuplikan film dokumenter "BAWA" tersebut, memberi kesan bahwa prestasi  diraih bukan hanya lewat akademik semata, namun bisa melalui bakat dan minat anak di bidang seni. butuh dukungan semua pihak, mulai dari pendidikan (anak), kesehatan dan sosial (keluarga), bahkan masyarakat luas. 

Karena sebuah kata Sejahtera bukan hanya sekedar kata-kata dan jargon belaka, semoga adanya program seseksi PKH ini bisa memberi sumbangsih dan pembuktia bahwa investasi Sumber Daya Manusia yang sehat dan pintar akan mampu menyentuh kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun