Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersyukurlah Menjadi Warga Negara Indonesia

3 September 2017   12:38 Diperbarui: 4 September 2017   14:54 1700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersyukurlah Menjadi Warga Negara Indonesia (sumber gambar: cirebonmedia.com)

Mengapa Warga Negara Indonesia lebih banyak yang berada di luar negeri. Keberadaan mereka ada yang kerja, ada yang kuliah. Layaknya dalam kehidupan, ada yang membantu dan dibantu. Pertanyaannya, orang-orang yang bekerja atau kuliah di luar negeri itu membantu dan dibantu Indonesia?

Semua kembali pada niatnya. Kalau  tidak  sengaja  membantu  nantinya tidak sepenuhnya membantu. Tapi, apabila sengaja membantu, mereka yang bekerja di luar negeri itu tentu pantas mendapatkan penghargaan dari Indonesia. Bantuan tersebut berupa devisa atau pajak penghasilan untuk Indonesia.

Sebernarnya Pemerintah Indonesia berdosa sama warganya, termasuk yang berada di luar negeri. Pemerintah Indonesia membiarkan Sumber Daya Alamnya digali Investor Asing seperti, tanah, tambang, hutan ditebangi alih guna lahan. Kebun kelapa sawit dikuasai asing, kebun tembakau, tambak garam dan segala macam separuhnya milik asing. Semua itu, lantaran hutang negara kita terlalu menumpuk sehingga menggerus kemakmuran wargan negaranya. Seharusnya, Negara dan Pemerintah mempunyai tanggungjawab menjamin hidup warga negaranya. Tapi, kenyataannya, mereka tidak bisa menjamin, sehingga tidak sedikit warga negaranya merantau ke luar negeri.

Karena itulah, Pemerintah seharusnya berterimakasih kepada warga negaranya, termasuk yang bekerja dan berdomisili di luar negeri. Jumlah orang  Indonesia, penduduk Indonesia, yang membantu pemerintah sangat banyak, mulai dari Amerika, Kanada, Malaysia, Arab, diberbagai negara mana pun, semua itu membantu pemerintah. Indonesia sendiri tidak mampu menjamin lapangan pekerjaan seluas-luasnya, terciptalah namanya pengangguran massa.

Sebernarnya, pemerintah wajib memberikan pekerjaan layak kepada warganya. Tapi, saat ini kewajiban tersebut masih belum bisa dipenuhi. Karena itu, banyak orang yang lari keluar di luar negeri. Sebagai warga negara, sebernarnya tidak wajib untuk mencari pekerjaan hingga ke luar negeri.

Pemerintah mengambil duit sebanyak-banyaknya untuk dimakan sendiri. Para Wakil Rakyat yang terhormat juga menggali uang rakyat sebanyak-bayaknya, dipakai untuk berfoya-foya. Apabila mereka bersalah lalu dicekal, kita sebagai warga negara yang baik harus memaafkan, meskipun didzalimi. Kalau tidak, mereka tidak akan bisa masuk surga. Tetapi kita semua tidak usah menikmatinya dengan kesombongan. Tidak usah menagih ke mereka, sebab mereka belum tentu sanggup melunasinya.

Saya tidak ingin memprovokasi untuk melawan pemerintah, ujung-ujungnya pasti ditangkap. Saya tidak membenci Negara Indonesia. Bukan Negara yang bersalah, melainkan Pemerintahannya. Saya cuma mengajak untuk mengingat situasi ini. Jadikanlah sebagai dasar untuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Kita pasti tahu sedihnya menjadi warga Rohingya, betapa lukanya menjadi warga Palestina, betapa ngerinya menjadi warga Afganistan dan negara muslim lainnya. Hidup tidak tenang dan keselamatan jiwanya setiap saat terancam desingan peluru tentara Yahudi, Bagaimana di Indonesia?

Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, kalimat yang tepat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan membayar pajak, tidak korupsi telah menolong Indonesia, mengurangi beban hutang Indonesia. Namun demikian, jangan sombong, bersyukurlah menjadi Warga Negara Indonesia. Merdeka!.

3 September 2017.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun