Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapan Gus Dur ?

12 Juni 2012   13:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membuat dokumentasi kisah hidup seseorang dalam bentuk film atau buku, bukanlah untuk tujuan pemujaan ( kultus individu ) melain tujuan utamanya adalah agaar sifat2 atau sisi-sisi baik bisa dikenal banyak orang. Manusia berkembang tidak bisa lepas dari "meniru".  Sejak bayi, manusia mulai dengan meniru apa yang dia lihat.  Dalam usia dewasa, manusia juga masih meniru, bedanya orang dewasa sudah bisa memilih mana yang mau ditiru dan mana yang tidak.

Memang sangat sulit untuk mencari orang yang bisa 100% "diterima" oleh semua orang. Memang manusia tidak bisa sempurna, tentu saja dalam diri tiap orang ada kekurangannya. Akan tetapi jika sisi baiknya lebih menonjol dan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang, tidak ada salahnya mengangkat orang tersebut dalam sebuah film misalnya.

Untuk membuat sebuah film, memang diperlukan orang yang mau membuat ceritanya, dana yang cukup besar. Soal cerita memang tidak sulit, karena memang diambil dari kehidupan nyata, memang butuh waktu untuk konsultasi dengan orang2 terdekat dan yang pantas ditampilkan untuk banyak orang.

Kiranya tokoh Gus Dur cukup pantas untuk dibuat sebuah film.  Saya sendiri tidak mengenal secara detail, makanya saya ingin ada yang membuat film tentang Gus Dur, sehingga  lebih bisa mengenal.  Ada dua hal yang sangat membekas dalam diri saya tentang Gus Dur yaitu :

1. Dibubarkannya Departemen Penerangan dan Departemen Sosial

2. Diakui Agama  Khonghucu

Tentunya selain dua hal itu banyak hal lain yang menarik dan pantas dicontoh dari Gus Dur. Dua hal itu tentunya punya latar belakang pemikiran yang dalam. Sebuah film biasanya berdurasi sekitar 2 jam atau paling lama 2,5 jam. Tentu saja kisah lengkap Gus Dur tidak bisa dimasukan dalam satu buah film.  Beberapa saat yang lalu Garin Nugroho mau mengankat kisah Soegija, semoga ada yang mau membuat film tentang Gus Dur, kalau nggak ada yang mau buat ya tidak apa2 , "Gitu aja kok repot" ( meminjam istilah Gus Dur ).

Kalau senang ya lihat film yang diputar, kalau tidak senang ya tidak usah nonton film,  tetapi tidak usah mencela dan menuduh macam2, "Gitu aja kok repot".

Semoga ada yang mau membuat


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun