Mohon tunggu...
Sapar Diyono
Sapar Diyono Mohon Tunggu... profesional -

Komunitas Peduli Lingkungan, Alumni Fakultas Kehutanan UGM http://sapardiyono.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ironi Setalah Dialog Kerukunan dan Keharmonisan

23 Oktober 2014   20:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:59 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14140445261318770515

[caption id="attachment_330732" align="aligncenter" width="448" caption="dok.pribadi"][/caption]

Ironi Setalah Dialog Kerukunan dan Keharmonisan

Saya sebetulnya tidak punya rencana atau terpikir untuk menulis dan membagi cerita ini ke publik, tapi atas nama pembelajaran saya pikir ada pula baiknya. Selain itu saya juga tergelitik oleh tulisan Mas Goeezfadli di kompasiana yang berjudul : Antrian Diserobot, Pie Perasaanmu Jal?. maka kutulis kisah itu.

Hari Rabu kemarin, tanggal 22 Oktober, saya menghadiri undangan dari Ditsospol Kemendagri  untuk mengikuti acara seminar dan dialog kerukunan dan keharmonisan masyarakat pasca pemilu di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta. Berbagai komponen masyarakat diundang saat itu, terutama tokoh-tokoh lintas agama, organisasi-organisasi  pemuda dan lain-lain Se- DIY. Saya sendiri datang mewakili FKUB Kabupaten Kulon Progo.

Tujuan acara tersebut tentu sangat baik, yaitu  bagaimana masyarakat bisa berperan serta secara langsung untuk ikut menciptakan suasana yng kondusif di di D.I.Y pasca pemilu dimana para tokoh nasional sudah ada semacam rekonsiliasi antar dua kubu yang sempat cukup memanas.

Sebelum acara dimulai peserta diminta untuk registrasi dan diberi selembar biodata untuk diisi dan diminta untuk dikembalikan di akhir acara untuk diganti dengan uang transport. Acara sendiri berjalan cukup baik. Beberapa peserta tampak berapi api dan bersemangat memberikan tanggapan setelah para pembicara selesai menyampaikan paparannya.

Bahkan di akhir dialog kita semua peserta diminta berkumpul, berdiskusi untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi untuk menciptakan suasana kerukunan dan keharmonisan itu. Kembali beberapa orang tampak bersemangat, bahkan sempat ada yang merekomendasikan supaya kegiatan yang bagus ini perlu dianggarkan secara rutin lewat APBN dan APBD sekitar 2-3 % anggaran. Tentu beberapa rekomndasi ideal lainnya juga muncul dan diusulkan. Acara akhirnya ditutup dan selesai pada jam 15.30. dan peserta diminta untuk menyelesaikan urusan adiministrasi.

Panitia akhirnya dikerumuni para peserta untuk menukar lembaran biodata  dengan uang transport. Tampak berjejal-jejal, peserta yang terutama ibu-ibu  dari Tim penggerak PKK mencoba membuat antrian sambil berteriak “Antri dong, masak gak mau antri”, “kan baru saja dialog kerukunan masak tidak ada bekasnya, main serobot saja” timpal ibu-ibu yang lain. Saya sendiri mengantri di belakang ibu-ibu ini dan mencoba tetap untuk bersabar.

Saya mencoba melirik orang dibelakangku, aku lihat dia adalah salah satu orang yang aktif berbicara di forum tadi ikut mengantri. Dia bilang “Aku nanti saja ambil uang transportnya, mau minum kopi dulu.. ah....” Sambil menggeloyor keluar barisan. Ehhh....ternyata setelah menggeloyor  tadi orang tersebut tahu-tahu sudah ikut berdesak-desak dimeja panitia paling depan, hhmm ternyata orang tersebut gidak mau antri juga.” Buat apa dialog, buat apa seminar kalau tidak mau melaksanakan” teriak ibu lainnya.

Panitia lainnya akhirnya ikut menertibkan antrian tersebut dan terbukti bisa berjalan dengan lancar.

Susah memang berharap ada perubahan yang mendasar hanya lewat ceramah-ceramah, seminar-seminar dll untuk mampu merubah pola berpikir dan sikap mental kita semua. Percumah diskusi tentang keharmonisan, karakter building, revolusi metal dll. Pendidikan yang sesunguhnya ya di rumah kita sendiri, bagaimana kita sebagai orang tua memberi contoh yang baik bagi anak-anak dan membina mental, akhlaq yang baik, disiplin dll. Pendidik atau guru di sekolah juga penting tapi yang lebih penting lagi ya keluarga itu sendiri. Monggo.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun