Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Maverick Viñales Juara Dunia MotoGP?

13 April 2017   08:09 Diperbarui: 13 April 2017   08:21 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Apakah seisi dunia sedang melihat kandidat juara dunia baru MotoGP? Mungkin pertanyaan tersebut muncul ketika mengamati hasil gemilang raider baru Yamaha Movi Star Maverick Viñales, tercatat udah dua seri kini ia juarai yaitu di Qatar dan Argentina. Kilas talenta muda Maverick Viñales memang sudah terendus ketika ia mengawali kariernya di kelas 125cc World Championship pada tahun 2011 dibawah payung tim Aprilia.

Debut tahun pertamanya berbuah manis dimana ia sukses bercokol di posisi 3 klasemen akhir pembalap dan meraih title Rookie of The Year. Di musim berikutnya 2012 ia sempat berpeluang merebut title juara bersama FTR Honda, namun sayang adanya rangkaian masalah teknis pada motor berujung intrik dirinya dengan tim. Viñales pun meminta maaf atas sikapnya dan melanjutkan kariernya, title juara pun pupus dan peringkat 3 klasemen akhir kembali ia raih. Pada tahun 2013, Viñales dibajak oleh KTM dan disinilah ia meraih title juara dunia kelas Moto3.

Pada tahun 2014, ia beranjak ke kelas Moto2 bersama Kalex. Kembali di awal debutnya di kelas Moto2, ia tampil impresif dengan menduduki posisi 3 klasemen dan meraih title Rookie of The Year. Di bulan September 2014, Viñales mendapatkan lampu hijau untuk beranjak ke kelas tersohor MotoGP dan ia menerima pinangan tim Suzuki yang "comeback" ke ajang bergengsi tersebut. Tahun pertamanya bersama Suzuki memang ia tidak terlihat kompetitif hanya bercokol di peringkat 12 klasemen akhir, namun ia "lagi dan lagi" meraih title Rookie of The Year. Di tahun 2016 dengan perbaikan performa signifikan pada motor, Viñales berhasil mengangkat martabat pabrikan Suzuki. Dengan konsistensi performa serta beberapa kali meraih podium, ia berhasil menduduki peringkat 4 klasemen akhir MotoGP. Yamaha pun kepincut dengan performa gemilangnya berikut disertai kondisi gamang internal tim dikarenakan keinginan hengkang pembalapnya Lorenzo, Yamaha dan Viñales akhirnya mencapai kesepakatan untuk bekerjasama.

Dilihat dari track record yang Viñales capai selama ini memang menunjukkan bahwa ia memiliki DNA calon juara, akan tetapi jika merujuk apakah ia kemudian layak disematkan sebagai kandidat juara dunia baru kelas MotoGP maka Penulis berpendapat terlalu prematur (dini).

Memang di beberapa tahun terakhir ini persaingan di kelas MotoGP didominasi oleh keberadaan 3 raider dari 2 pabrikan (Yamaha dan Honda) yang selalu menghadirkan persaingan panas di sirkuit yaitu Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, dan Marc Márquez. Pindahnya Lorenzo ke tim Ducati di musim ini bisa dikatakan "de javu" dengan kisah naas mantan juara dunia MotoGP 2007 dari Repsol Honda Nicky Hayden, menyisakan 2 raider syarat pengalaman beda generasi. Keberadaan Viñales bisa jadi mengisi kekosongan dari keikutsertaan persaingan panas hadirnya Jorge Lorenzo, namun itu pun tidak akan mudah dikarenakan 2 raider Rossi dan Márquez Penulis kira tidak akan dengan mudah mengalah begitu saja.

Sebagai sosok yang diibaratkan sudah melegenda dan idola di MotoGP, Rossi jelas merupakan salah satu raider paling kompeten untuk mengancam pemburuan title juara dunia MotoGP 2017. Hal tersebut dilandasi ia merupakan rekan setim Maverick Viñales di Yamaha, memiliki pengalaman serta karier mentereng, performa motor yang sama-sama mumpuni, dan jangan dilupakan bagaimana kisah persaingannya dengan Jorge Lorenzo dulu. Kemudian bilamana mendekati akhir kariernya Rossi menginginkan menutupnya dengan rangkaian podium bahkan title juara dunia MotoGP, semua hal tersebut sangatlah memungkinkan.

Begitupun dengan Marc Márquez, 2 hasil kurang memuaskan di awal musim 2017 ini bisa dikatakan belum nge-tune ia dengan RC213V. Faktor salah pemilihan ban di seri Qatar dan crash akibat "human error" pada seri Argentina, bagi Màrquez mungkin diibaratkan bumbu untuk memotivasi dirinya tampil lebih baik di seri-seri MotoGP berikutnya. Dibalik pengalaman dan performa motor bahwa ada hal yang melatarbelakangi Márquez berpeluang meramaikan persaingan gelar juara MotoGP, yaitu muda, keras kepala, dan pantang menyerah.

Kiranya masih tersisa 16 gelaran seri MotoGP di musim 2017 ini dan pada tanggal 23 April mendatang seri MotoGP akan menyambangi Red Bull Grand Prix, America. Karakter sirkuitnya yang sekilas menyerupai bilah keris ini tercatat selama 4 tahun berturut-turut dikuasai oleh Repsol Honda. Apakah Viñales mampu meraih hattrick podium juara bersama Yamaha, ataukah Valentino Rossi yang unjuk kebolehan, juga jangan lupakan Márquez dengan Repsol Honda-nya. kembali ini hanya sebuah catatan karena ketika balapan dimulai semua hal mungkin saja terjadi. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun