Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kedewasaan Bermedsos dalam Menjaga Keutuhan Bangsa

16 Agustus 2017   10:32 Diperbarui: 16 Agustus 2017   11:25 6103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Teknologi akan terus berkembang seiring zaman, sebuah keniscayaan bahwasanya selama masih ada eksistensi manusia di muka bumi maka kemajuan teknologi tidak akan mungkin terbendung. Dan salah satu wujud dari perkembangan akan teknologi yaitu media sosial.

Apa itu Media Sosial?

Dikutip dari Wikipedia, media sosial adalah sebuah media online (terkoneksi dengan internet - jaringan berskala besar yang menghubungkan antara perangkat yang satu dengan yang lainnya) dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, saling berbagi, saling terhubung, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

Sebagaimana kita bersama ketahui dari penjabaran diatas bahwa media sosial merupakan cikal bakal pasca lahirnya internet, suatu kreasi dari daya pikir dan usaha manusia yang berkeinginan agar "informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat". Sesuatu pemahaman yang kini dianut oleh media sosial dimana secara tidak langsung memproklamirkan datangnya "era keterbukaan".

Media Sosial dan Dua Sisi Mata Pisau

Dalam ranah teknologi ada kalimat terkenal yang menyatakan bahwa "tidak ada sistem yang sempurna selama sistem tersebut dibuat oleh manusia". Dalam pengertiannya seperti ini bahwa secara harafiah manusia tidak luput dari yang namanya kekurangan, sebagaimana sesosok manusia yang membuat sebuah sistem yang sekalipun ia nyatakan sempurna tetap memungkinkan adanya "unsur x" yaitu kekurangan atau ketidaksempurnaan didalamnya. Tak terkecuali dengan media sosial, mengapa?

Dikarenakan media sosial tetap meliputi unsur manusia didalamnya, era keterbukaan yang kini memungkinkan manusia dapat bereksplorasi, bebas mengekspresikan diri, dan menunjukkan eksistensi, dan hal-hal lain sebagainya tidak hanya memiliki potensi positif melainkan pula "negatif". Tanpa ada batasan secara pribadi sebagai pengguna maupun tanpa dibatasi dengan aturan maka era keterbukaan yang dimaksudkan cenderung kebablasan dan berujung kerugian yang imbasnya bisa pribadi maupun disekitarnya rasakan.

Kedewasaan Pola Pikir

Mengacu kepada imbas negatif yang didapat memang hal ini menjadi fokus manakala kejadian serupa kerap terjadi. Kesalahan demi kesalahan terjadi layaknya sebuah sistem dalam tahap "trial and error" dan selama itu perbaikan-perbaikan dilakukan namun sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang diinginkan. Era keterbukaan yang cenderung kebablasan ini membuat individu-individu selaku pengguna lupa diri bahwasanya "media sosial bukanlah sarana untuk mencari-cari masalah", media sosial kini sudah jauh menyimpang dari maksud mulia ketika awal mulanya diciptakan.

Apa yang menyebabkan kesalahan demi kesalahan terulang tak lain dan tak bukan adalah kurangnya kontrol diri selaku pengguna media sosial. Kontrol diri merupakan hal penting selaku pengguna sebagaimana dengan kontrol diri secara logika orang akan menghargai dirinya, orang lain, maupun peraturan yang berlaku sebagai wujud kedewasaan dari pola pikir. Secara pribadi orang yang memiliki kontrol diri yang baik akan berpikir dua kali setiap apa yang akan dilakukannya, begitupun ketika pribadi berinteraksi menggunakan media sosial.

Sulit tetapi Tidak Mustahil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun