Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. VIRTUAL MEDICINE CALL TODAY: 021.29614252 - 021.5703646 ** www.drwido.com ** www.kesulitanmakan.com ** www.alergiku.com ** www.pickyeatersclinic.com ** www.klinikbayi.com ** www.dokteranakindonesia.com **

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Buvanest, Obat Anestesi yang Menewaskan Pasien Bedah

19 Februari 2015   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 6192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1424321958994244838

[caption id="attachment_397980" align="aligncenter" width="600" caption="Suntik/Shutterstock-Kompas.com"][/caption]

Dua orang pasien RS Siloam Karawaci meninggal dunia setelah mendapat injeksi obat bius yang salah. Dua pasien itu diinjeksi Buvanest Spinal 0,5 persen produksi Kalbe Farma, untuk kepentingan tindakan operasi. Injeksi diberikan di bagian punggung sebelum operasi dilakukan. Setelah operasi selesai, pasien tiba-tiba saja kejang dan gatal-gatal. Sempat dimasukkan ke ruangan ICU, pasien akhirnya mengembuskan napas terakhir

Dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, meninggal dunia setelah pemberian obat anastesi Buvanest Spinal. Obat produksi PT Kalbe Farma ini diduga bukan berisi bupivacaine atau untuk pembiusan, melainkan asam traneksamat yang bekerja untuk mengurangi pendarahan. Beberapa phak menduga etiketnya atau bungkusannya tertukar.

Kasus ini terjadi terhadap pasien yang melakukan operasi caesar dan urologi. Kedua pasien meninggal dalam waktu berdekatan pada tanggal 12 Februari 2015. Sementara itu, pasien lainnya tidak mengalami masalah. Pasien mengalami gatal-gatal, sampai kejang, kemudian meninggal. Pada pasien operasi caesaria, bayinya selamat

Saat dua orang pasien, pada 12 Februari, pria dan wanita harus menjalani tindakan operasi. Seperti SOP yang ada, dua pasien itu harus mendapat injeksi lebih dulu. Dalam proses injeksi yang dilakukan dokter anastesi, rupanya isi dan label anastesi Buvanest Spinal terjadi ketidakcocokan. Diduga kandungan obat tersebut menandung obat lain yang tidak sesuai labelnya tetapi mengandung Asam Tranexamat. Namun dugan tersebut masih belum dibuktikan dan masih dalam penelitian dari berbagai pihak yang berwenang.

Sementara itu, pihak Kalbe juga telah melakukan penarikan semua produk Buvanest dari pasaran. Investigasi lebih lanjut tengah dilakukan bersama BPOM. Menurut External Communication Senior Manager PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Terkait kasus Siloam, sejauh ini Kalbe masih menunggu penelusuran yang dilakukan oleh BPOM, jadi kita belum bisa memberikan langkah-langkah," seperti yang dimuat sebuah media online (18/2). Pihak Kalbe Farma siap mematuhi seluruh rekomendasi BPOM yang dihasilkan dari proses investigasi tersebut. "Kalau BPOM ngasih rekomendasi, apapun itu, kami siap patuhi nantinya," tambahnya. Ia menegaskan, demi menjamin keselamatan pihak konsumen, Kalbe Farma telah menarik peredaran obat Buvanest Spinal. "Yang jelas, Kalbe telah menarik seluruh peredaran Buvanest Spinal demi keselamatan konsumen serta sebagai tidak preventif," tegasnya.

PT Kalbe Farma tbk rupanya pernah berkirim surat ke Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Jakarta. Dalam keterangannya, surat ini menyampaikan informasi yang perlu diketahui publik. "Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam-LK No.X.K.1 KEP-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang keterbukaan informasi yang harus diumumkan pada publik, dengan ini PT Kalbe Farma Tbk (perseroan atau Kalbe) menyampaikan bahwa pada tanggal 12 Februari 2015 , Perseroan telah mengambil inisiatif untuk mulai melakukan penarikan sukarela secara nasional 2 (dua) produk yaitu seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen, Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml batch no 629668 dan 630025," kata Corporate Secretary, Vidjongtius, dalam surat yang terbit pada 16 Januari.

Buvanest Spinal

Obat injeksi Buvanest mengandung Bupivacaine. Obat injeksi untuk anestesi atau pembiusan lokal ini diindikasikan untuk anestesi Spinal atau penyuntikan tulang belakang. Obat anestesi ini biasanya digunakan untuk tindakan bedah urologi, saluran cerna, operasi kandungan atau anggota gerak bagian bawah.

Bupivacaine diindikasikan untuk infiltrasi lokal, saraf perifer blok, blok saraf simpatis, dan epidural dan blok ekor. Hal ini kadang-kadang digunakan dalam kombinasi dengan epinefrin untuk mencegah penyerapan sistemik dan memperpanjang durasi kerja. Formulasi obat ini digunakan untuk blok retrobulbar. Hal yang paling umum digunakan dalam anestesi lokal anestesi epidural selama persalinan, serta dalam manajemen nyeri pasca operasi

Bupivacaine mengikat bagian intraseluler pada voltage-gated sodium channels dan blok natrium pada area masuknya dalam sel-sel saraf, yang berfungsi mencegah depolarisasi. Tanpa depolarisasi, ada inisiasi atau konduksi sinyal nyeri dapat terjadi. Dalam kajian farmakokinetik tingkat penyerapan sistemik bupivacaine  tergantung pada dosis dan konsentrasi obat yang diberikan, cara pemberian, vaskularisasi dari situs administrasi, dan ada tidaknya epinefrin dalam persiapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun