Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menyimpan Uang di Bank: Bukan Menabung Biasa, Bukan Sekadar Menabung

1 September 2017   17:08 Diperbarui: 2 September 2017   16:22 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang Siaga (Sumber: koleksi pribadi)

Anda yang besar dan menjalani masa-masa sekolah di era Orde Baru, seperti saya, barangkali masih ingat, kegiatan menabung begitu gencar dikampanyekan Pemerintah kala itu kepada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah. Sayangnya, setelah Presiden Soeharto dilengserkan, masyarakat kita menganggap semua yang "berbau Soeharto" itu seolah najis dan haram. Padahal, banyak kebijakan pemerintahan beliau yang baik, bagus, dan bermanfaat. Salah satunya ialah gerakan masif penyadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menabung ini.

Tak ada yang dapat membantah bahwa menabung itu bermanfaat. Namun, dalam beberapa kasus, orang yang menabung bukannya memperoleh manfaat tetapi malah justru mengalami kerugian. Untuk itu, kita harus bijak dan cerdas dalam mengelola keuangan pribadi maupun keluarga. Dan karena menabung adalah salah satu unsur esensial paling utama dalam pengelolaan finansial, maka untuk menjadi bijak dalam mengelola keuangan, kita pun perlu bijak dalam menabung.

Bagaimana mengelola keuangan pribadi dan keluarga serta menabung secara bijak? Tentu saja ada banyak sekali caranya. Berikut ini adalah tiga metode yang saya jalani sendiri, beserta manfaat-manfaatnya yang juga telah saya rasakan sendiri.

1. Menabung di Bank yang Dijamin LPS

Menyimpan uang di bank lebih aman dibandingkan di rumah. Kita tidak perlu kuatir uang kita hilang karena kecurian atau karena kecerobohan kita sendiri. Apalagi, sekarang sudah banyak bank di Indonesia (dan memang seharusnya: semua bank di Indonesia) yang menjadi peserta jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sebagaimana namanya, lembaga ini didirikan sejak 22 September 2005 dengan maksud untuk menjamin dana yang disimpan masyarakat di semua bank yang beroperasi di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, seluruh uang yang kita simpan di satu bank yang sama dalam bentuk simpanan apapun (tabungan, giro, deposito, dan sebagainya) di bank manapun yang menjadi peserta jaminan LPS (bank umum, bank syariah, bank pembangunan daerah, maupun bank perkreditan) akan dijamin oleh LPS sampai maksimal dua milyar rupiah. Artinya, jika terjadi sesuatu pada bank tempat kita menyimpan uang, yang mengakibatkan bank bersangkutan terlikuidasi, dana kita tetap aman dan tidak akan hilang serta akan dikembalikan oleh LPS kepada kita, asalkan simpanan kita itu tercatat dalam pembukuan bank tersebut, bunga yang kita terima dari bank itu masih dalam tingkat yang wajar, dan kita sendiri tidak punya masalah terhadap bank bersangkutan seperti kredit macet.

Tetapi, selain aman, ada satu manfaat lagi. Ini memang bukan manfaat untuk diri dan keluarga kita secara langsung, melainkan bagi kemajuan bangsa. Meski begitu, kemajuan bangsa kita sudah pasti berdampak positif pula bagi diri dan keluarga kita, bukan? Berikut inilah manfaat tersebut. Kembali pada nostalgia masa sekolah kita di zaman Orde Baru, masih berhubungan dengan kampanye kegiatan menabung, Anda mungkin masih ingat juga dengan jargon yang kerap didengungkan dalam kampanye menabung itu, yang kira-kira bunyinya: "dengan menabung di bank, berarti kita turut berpartisipasi menyukseskan pembangunan". Itu benar, dan tetap berlaku sampai sekarang. Uang yang terhimpun di seluruh bank di Tanah-Air dari simpanan masyarakat memang tidak didiamkan mengendap begitu saja, melainkan dikelola dalam putaran ekonomi sebagai modal bagi kalangan usaha.

2. "Menyimpan Hampir Semua", Bukan Sekadar "Menabung Sebagian"

Kita memang harus menabung demi tersedianya cadangan finansial bagi keperluan yang sangat penting dan/atau mendesak. Terutama di masa mendatang, semisal saat kita sudah pensiun dan/atau tidak lagi mampu mencari nafkah secara optimal. Sebab, biaya hidup dari hari ke hari kian tinggi. Tetapi, adalah sebuah kebodohan bilamana kita menganggap bahwa bagian uang yang kita alokasikan untuk keperluan rutin harian boleh kita habiskan semau kita. 

Karena, kita tidak pernah tahu sampai kapan kita sanggup bekerja dan mencari nafkah secara maksimal dan optimal. Kita juga tidak pernah tahu apakah rezeki kita akan tetap mengalir selancar biasanya ataukah tidak. Dan yang lebih penting lagi, kita tidak memiliki kekuasaan apa-apa untuk mencegah, menunda, apalagi membatalkan datangnya semua hal yang tidak kita inginkan tersebut.

Jadi, kita wajib berhemat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun