Mohon tunggu...
Salmia Mis
Salmia Mis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Makna Kemerdekaan dan Ketimpangan dalam Sosial Ekonomi

18 Agustus 2017   16:57 Diperbarui: 27 Agustus 2017   19:55 2626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tanggal 17 agustus 2017 Indonesia telah merdeka selama 72 tahun, angka yang cantik dan menggembirakan bagi masyarakat Indonesia. Namun kesulitan ekonomi yang terjadi di masyarakat membuat arti hari kemerdekaan sedikit bergeser, banyak dari bagian masyarakat masih disibukkan dengan kebutuhan pokok yang kian melonjak serta banyaknya permasalahan lain yang berhubungan dengan ekonomi masyarakat. Merdeka berarti bisa memilih untuk menjadi cerdas, makna ini berarti pedidikan yang lebih baik menjadi penyokong kemerdekaan. Merdeka berarti tidak adanya ketimpangan dalam berekonomi, jarak miskin dan kaya tidak terlalu jauh. Merdeka juga berarti kehidupan social yang bervariasi namun tetap kondusif. Ketika kemerdekaan berarti pendidikan yang lebih baik, ekonomi yang mapan, dan kehidupan social yang kondusif. Maka apakah benar Indonesia sudah merdeka?

Saat ini Indonesia masih berbenah untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik, ekonomi yang mapan, dan kehidupan social yang kondusif. Masih sangat banyak ketimpangan yang terlihat di Indonesia dan belum mendapatkan rumusan yang tepat untuk keluar dari permasalahan ini. Asumsi penyebab banyaknya ketimpangan di usia 72 tahun kemerdekaan Indonesia diakibatkan oleh anak-anak miskin yang seringkali tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan keadilan misalnya dalam menempuh pendidikan sehingga mejadikan kemiskinan yang terstruktur, lapangan pekerjaan yang masih terbatas, tingginya konsentrasi kekayaan misalnya oknum masyarakat birokrat yang melakukan korupsi mendorong ketimpangan yang semakin luas. Belum lagi bencana alam yang banyak mengakibatkan perubahan social dan ekonomi.

Sebagian masyarakat terus mencari solusi untuk keluar dari ketimpangan Negara, mulai dari pihak pemerintah, swasta dan lembaga social yang bekerja sama dalam berbagai macam kegiatan untuk mengurangi kesenjagan di Indonesia. Karena kesenjangan berakibat ketidak merdekaan secara utuh untuk suatu Negara. Merdeka yang sesungguhnya adalah ketika seluruh fisik dan psikis dalam keadaan baik-baik saja. Ketimpangan yang merupakan penyakit social dan ekonomi masih terjadi, maka perlu ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh suatu Negara termasuk di Indonesia. Pembangunan kesejahteraan social dan ekonomi menjadi PR yang harus terus di kerjakan sehingga meminimalisir ketimpangan.

Sebagaimana dalam Islam bahwa Membangun keadilan antar sesama manusia di dalam agama Islam setiap ummat diwajibkan menjadi rahmatan lil alamin sehingga kekayaan yang dimiliki harus memberikan dampak baik dan memberikan keadilan bagi keluarga dan masyrakat sekitar sesuai porsi masing-masing, sebagaimana dalam kutipan arti surah Annisa ayat 58 "Bahwa Allah menyuruh setiap manusia menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menetapkan hukum dengan adil".  Islam sangat tidak memperbolehkan adanya jarak kesenjangan yang sangat menonjol antara setiap ummat dalam kehidupan. Perbedaan tingkat kesenjangan yang mencolok antara sesama muslim akan sangat mudah memunculkan rasa negative seperti iri, sombong, benci, kejahatan pencurian, penipuan dan sikap permusuhan lainnya yang menyebabkan gejolak, sehingga terjadi perselisihan yang terus menerus di dalam masyarakat.

Banyaknya ketimpangan yang terjadi di Indonesia terbukti dari survey lembaga keuangan swiss, pada januari 2017. Ketimpangan yang terjadi antara orang kaya dan miskin di Indonesia termasuk yang paling buruk di dunia. Menurut survey tersebut 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 49, 3 % kekayaan nasional. Hal ini semakin di perburuk karena distribusi kekayaan tidak di kawal dengan baik. Mentri keuangan Sri Mulyani memberikan solusi untuk meningkatkan pajak progresif sehingga bisa mempersempit kesenjagan yang terjadi di Indonesia. Semakin tinggi pendapatan seseoarang, tarif pajak yang ditetapkan semakin besar. Sebaliknya, masyarakat dengan potensi pendapatan rendah bisa tidak dikenakan pajak.

Ekonomi Islam menawarkan sebuah solusi yaitu distribusi kekayaan yang merata, tidak jauh berbeda dari pajak progresif yang ditawarkan oleh MENKEU bahwa apabila pendapatan besar individu harus memberikan kontribusi untuk keuangan public dalam jumlah yang besar pula. Namun apabila pendapatan kecil maka individu ini bisa tidak berkontribusi. Berkaca dari Negara-negara yang sukses mengelola keuangan public yakni Kuwait, Kuwait sendiri tidak menerapkan pajak sebagai instrument fiskal Negara. Pajak hanya dikenakan bagi perusahaan asing yang membuka bisnis di Kuwait. Namun pengelolaan sumber daya Alam di Negara ini sangat baik.

Distribusi kekayaan untuk mengatasi ketimpangan sebenarnya sudah lebih dahulu di praktekkan dimasa Islam melalui dana zakat, sehingga besaran pendapatan yang di peroleh Individu akan di kenai pemotongan 2,5% sebagai kewajiban, yang harus didistribusikan dana ini kemudian digunakan dalam pembangunan public dan hal ini untuk mengatasi ketimpangan di masyarakat. Indonesia sendiri merupakan Negara yang mayoritas muslim dan memiliki potensi zakat yang sangat besar yakni kurang lebih 217 Triliun. Tetapi sikap mementingkan diri sendiri yang membuat dana potensial ini sangat sulit didapatkan. Kesadaran yang masih sangat rendah sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia sulit untuk memerdekakan saudara sebangsa dari ketimpangan yang terjadi selama ini.

Indonesia belum merdeka seutuhnya, karena penjajah yang paling mengerikan di atas dunia adalah penjajah yang bersala dari Negara itu sendiri. Hal ini lah yang banyak dilihat didalam Negara Indonesia. Maksudnya bahwa oknum birokrat yang menggerogoti keuangan Negara melalui praktek-praktek kecurangan korupsi dan lain sebagainya, akan semakin memperlebar jarak ketimpangan tersebut. Perlu upaya tegas dari pemerintah untuk memutus kesenjagan yang sudah terwarisi dalam waktu yang lama di Indonesia.

Hal yang bisa menyelamatkan Indonesia dari ketimpangan yakni kebijakan public yang memihak masyarakat umum. Menghilangkan ketimpangan dapat dilakukan bersama dengan konsisten oleh semua masyarakat Indonesia. Distribusi pendapatan merupakan solusi dalam ekonomi Islam untuk mengatasi ketimpangan dalam masyarakat, mengasah tingkat kepekaan, mendahulukan memberi walau dalam jumlah yang sedikit. Penyebab ketimpangan juga karena moral yang terbelenggu dan mementingkan egoisme merupakan penyebab lain dari banyak ketimpangan sehingga meminimalisir rasa egois yang merupakan hal terkecil dan bisa dilakukan untuk mengurangi ketimpangan. Kemerdekaan bukan berarti dengan berteriak MERDEKA, tetapi meneriakkan kebenaran.

Opini By: Salmia

Mahasiswa Magister Studi Islam

Universitas Islam Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun