Mohon tunggu...
Gilang Bramanda
Gilang Bramanda Mohon Tunggu... Administrasi - Share your Care

Share your Care

Selanjutnya

Tutup

Bola

Biarlah Timnas Indonesia Gagal

27 Agustus 2017   21:57 Diperbarui: 28 Agustus 2017   13:00 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, pada hari sabtu (26/08) malam, perjuangan timnas sepakbola Indonesia di kancah arena Sea Games 2017 harus selesai di babak semifinal. Langkah tim garuda muda Indonesia harus berakhir di 'cengkraman' tim harimau tuan rumah Malaysia dengan skor tipis 1-0.

Sempat muncul asa di dalam tim muda Indonesia setelah mampu lolos dari 'group neraka' sebagai runner up dibawah tim kuat Thailand yang membuat Indonesia di semifinal harus bertemu tuan rumah Malaysia yang tampil konsisten sebagai juara group A.

Walaupun tampil tanpa 3 pilar utamanya termasuk kapten Hansamu Yama, penampilan Indonesia semalam terbilang cukup tenang dan stabil. Malaysia pun kesulitan membongkar pertahanan Indonesia yang cukup displin plus penampilan heroik kiper Satria Tama yang beberapa kali melakukan penyelamatan 'ajaib' yang membuat penyerang Malaysia frustasi. Sampai pada akhirnya Malaysia berhasil membobol gawang Indonesia di menit 86 akhir pertandingan. Indonesia bermain bukan berarti tanpa peluang dan perlawanan. Beberapa kali pula Indonesia memperoleh peluang emas, sayang striker andalan timnas Ezra Walian gagal memanfaatkannya.

Kegagalan perjuangan tim masa depan Indonesia ini menutup peluang Indonesia menambah pundi-pundi medali emas di ajang Sea Games 2017 ini. Saat ini, kontingen Indonesia masih berada di peringkat 5 klasemen perolehan medali emas sebanyak total 31, jauh dibawah tuan rumah Malaysia yang masih kokoh di puncak klasemen dengan perolehan 91 medali emas.

Di tengah iklim politik Indonesia yang bisa dibilang masih 'panas' ini, kegagalan timnas sepakbola dan kontingen Indonesia di ajang olahraga bergengsi di tingkat Asia Tenggara ini langsung 'dimanfaatkan' oleh pihak-pihak yang berseberangan politik dengan pemerintah yang berkuasa sekarang. Hal tersebut sudah terlihat ketika perolehan medali Sea Games kontingen Indonesia tahun ini dibanding-bandingkan dengan perolehan medali kontingen Indonesia di era presiden-presiden RI sebelumnya mulai dari era presiden Soeharto hingga terakhir presiden SBY.

Memang benar apabila pada akhirnya Indonesia finish di peringkat 5, maka peringkat perolehan medali Indonesia di ajang Sea Games kali ini adalah yang paling rendah sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di ajang 2 tahunan ini. Bahkan di era presiden Soeharto berkuasa, Indonesia selalu berada di 2 besar klasemen perolehan terbanyak medali.

Dunia politik di Indonesia memang lumayan 'kejam', apapun bisa disangkutpautkan ke dunia politik. Tentu masih ingat di dalam pikiran pecinta sepakbola nasional saat timnas kita bermain luar bisa di ajang piala AFF 2010. Saat itu Irfan Bachdim dkk di ajak plesiran berkunjung ke rumah ketua partai politik oleh ketua PSSI saat itu yang memang juga merupakan pengurus salah satu partai politik, padahal saat itu timnas Indonesia belum juara dan sedang berkonsentrasi untuk menyiapkan pertandingan berikutnya.

Andai timnas Indonesia semalam menang, bahkan sampai juara meraih medali emas di ajang Sea Games 2017. Bukan tidak mungkin, ditengah banyaknya kritik terhadap kinerja pemerintahan saat ini, prestasi tsb dijadikan komoditi politik bagi pemerintah yang berkuasa saat ini atau para pendukung pemerintahan yang sebenarnya 'kebetulan' saja terjadi di era pemerintahan saat ini, bukan dari hasil sebuah proses panjang pembinaan yang terstruktur dan terencana.

Mungkin ada 'baik'-nya memang bila timnas sepakbola Indonesia gagal juara apabila sepakbola masih dijadikan komoditas politik agar menjadi sebuah 'tamparan' bagi seluruh jajaran pengurusan PSSI sehingga bisa bekerja lebih maksimal lagi dalam melakukan pembinaan dan persiapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun