Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Pepo, TGB Salah Apa?

16 Maret 2018   08:10 Diperbarui: 17 Maret 2018   13:26 2846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Kang Ipoel Putra-Santri NU

AGUS Harimurti Yudhoyono (AHY), siapa tak kenal? Putra Presiden Keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pepo, begitu sapaan akrab SBY oleh cucunya, dua periode menjadi Presiden Indonesia.Selama sepuluh tahun, layak diakui SBY telah memberi banyak perubahan untuk Indonesia. Pepo juga adalah pendiri Partai Demokrat. Partai yang lebih dari satu dasawarsa terakhir, masuk partai elit. Dengan perolehan kursi DPR RI selalu masuk tiga besar.

Jadi, bisa dipastikan kalau AHY ini "Rekoso Songgo Geger e" alias kuat penyangga punggungnya. Putra pemimpin negeri dan punya partai sendiri. Secara pribadi sosoknya layak diacungi jempol. Pintar. Peraih Adhi Makayasa dan jebolan universitas di Amerika. Dan pernah ikut dalam kontestasi Pilkada Jakarta melawan Anies dan Ahok.

Kenapa saya tiba-tiba mencurahkan uneg-uneg lewat tulisan. Karena AHY, sedang dibahas serius. Sangat serius. Di Facebook dan Twitter. Katanya gawat di Partai Demokrat. Emang apa? Wajar saja lah AHY sosok anak emas, putra mahkota, dan penerus kejayaan istana Cikeas. Wong tuo mbabat alas, yo gawe anak turune, begitu kata orang Surabaya. Maksudnya orang tua membuka jalan juga untuk anak keturunannya. Bukan hanya SBY, barangkali sebagian besar orang tua. Lalu masalahnya apa? Tak ada sebenarnya. Karena secara de facto atau de jure, seribu persen AHY akan jadi wakil Partai Demokrat pada Pilpres 2019. Apapun hasil surveinya.

Masalahnya ada di Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi. Sudah beberapa bulan ini, saya rajin mengikuti aktivitas TGB. Bangga rasanya ada santri yang jadi gubernur, tapi tetap mengisi ceramah di berbagai tempat. Witing tresno jalaran soko kulino. Rajin memantau akhirnya jatuh hati. Kalau Pepo sering menonton tausiahnya di live streaming, pasti jatuh cinta pula. Cinta pada TGB ini ibarat bunga mekar, sedang mekar-mekarnya.

Tapi, saya terusik. Kabar-kabarnya Pepo sedang memberi peringatan keras pada kader Partai Demokrat yang tak solid. Dan ada nama TGB disebut-sebut. Ada yang mengadu domba antara TGB dengan AHY. Disebut TGB berjalan untuk Pilpres 2019 tanpa melibatkan partai. TGB punya tim sukses sendiri. Emang benar ya?sudah tabayyun ke TGB?Katanya sampai postingan Pepo di akun resmi Facebook dihapus karena banjir dukungan kepada TGB.

Pepo, soal adu domba, kader panjenengan di twitternya @RachlanNashidik, terang-terangan menulis, kalau sekelompok orang bikin ribuan akun. Heboh, maksa Partai utamakan TGB jadi Capres, meski tanpa rujukan survei. Ini namanya menodong. Elektabilitas TGB masih dibawah 1% secara nasional.

Katanya diminta solid. Kok Wakil Sekjen Partai Demokrat ngomongnya begitu. Nuduh-nuduh ada yang menodong elektabilitas TGB. Mau ditodong kayak gimana, keputusan Capres kan ada di partai. Kok jadi seperti TGB ini mengemis. Kata kiai saya, pantang meminta jabatan, tapi ketika dipercaya harus diemban sebaik mungkin. Malahan kok di video-video, TGB hanya berterima kasih atas dukungan. Itu saja. Beda sama calon sebelah yang maksa-maksa maju Pilpres 2019.

Pepo, yang makin bikin bingung lagi, ada pernyataan TGB bergerak sendiri. Tanpa melibatkan partai. Iya sih, TGB itu kader partai. Tapi, masak iya mengisi ceramah pakai baju partai, bawa bendera partai, atau ngajak politisi. Ini kan tak etis. Beliau kan ulama, berdakwah itu tugasnya. Apa iya, Pepo ngundang ulama pengajian, mau di tengah pengajian ada yang kibaran bendera partai. Atau teriak "hidup Demokrat, hidup Demokrat".

Pepo, soal tim sukses, apa bisa TGB menghalau umat yang mendukung?. Boleh jadi satu dilarang, tapi seratus yang bergerak. Namanya cinta, namanya sayang. Pasti akan melakukan apapun untuk orang yang dicintai dan disayangi. Terus gara-gara para pecinta bersuara lantang di media sosial. Dianggap macem-macem. Bukannya malah untung ya, Demokrat jadi perhatian. Terus sebenarnya letak salahnya dimana sih?

Seandainya benar kabar TGB disudutkan, saya yakin-seyakin-yakinnya beliau tak akan marah. TGB akan sabar dan legowo. Dahulu, Nabi Muhammad saja di Thaif dilempari batu. Umat menangis,Malaikat Jibril turun. Beliau sabar. Malah mendoakan umatnya. TGB yang ulama pasti mengerti itu. Pasti meniru cara Rasulullah. Assobru minal iman, sabar sebagian dari iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun