Mohon tunggu...
Sairul Nafsahu
Sairul Nafsahu Mohon Tunggu... Mahasiswa/Arabic Translator -

Penulis pemula di kompasiana. Tinggal di kampung terpencil, Kadatua, pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buah apa yang paling enak di Dunia?

14 Januari 2014   11:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KETIKA  pertanyaan itu dilontarkan, orang langsung menebak kira-kira buah apa yang menurut mereka paling enak di dunia. Ada yang bilang buah paling enak di dunia adalah buah apel, karena buah apel adalah buah yang indentik dengan buah yang pernah dimakan oleh Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa hingga akhirnya mereka berdua dikeluarkan oleh Allah dari surga hanya gara-gara memakan buah tersebut yang dalam al-Quran disebut buah khuldi. tapi itu masih berbentuk praduga bebarapa orang saja. Sampai saat ini belum ada bukti absolut tentang bentuk buah khuldi. Namun spekulasi yang sering muncul di masyarakat pada umumnya,  buah khuldi adalah buah Apel. Pendapat-pendapat seperti ini memang perlu diperkuat dengan sebuah penelitian yang mendalam.

Sepintas, pertanyaan itu gampang untuk dijawab. Masing-masing orang memiliki buah favorit yang sering dibeli di pasar atau di toko buah. Ada yang suka buah jeruk, alasannya Karen buah jeruk mengandung vitamin C, ada juga yang suka buah semangka karena bisa memproduksi banyak sperma. Yang menarik lagi ada yang suka buah jengkol dan pete, yang dianggap  bisa membuat bau kentut wangi melebihi wanginya parfum jaguar yang harganya 1 jutaan.  Subhanallah, kalau begitu tidak usah jauh-jauh beli parfum, makan saja satu piring  buah jengkol, dalam waktu satu detik rasa ingin kentut akan keluar dengan menyebarkan aroma yang mengguncang dunia. Pada intinya semua manusia memiliki buah favorit yang menjadi sentapan makanannya sehari-hari.

Ada perisitwa eksentrik yang pernah saya alami ketika mengajar di sebuah sekolah swasta di bilangan Jakarta Selatan. Ketika pertanyaan ini saya lontarkan kepada siswa, jawaban dari mereka pun variatif. Tapi ada satu jawaban yang menurut saya cukup aneh dan unik, karena membuat anak-anak di situ tertawa walaupun ada juga sebagian yang diam karena menganggap jawaban itu biasa saja. Dengan tanpa beban dan pikir panjang siswa itu menjawab: “Pak, menurut saya buah yang paling enak itu adalah buah kembar, dari anak bayi sampai orang tua pasti suka buah itu”. Sontak keadaan kelas  yang tadinya hening menjadi ribut dengan suara sorak-sorakan dan tertawaan, siswa lainnya yang tadinya  tidur jadi terbangun lalu ikut tertawa walaupun mereka belum tau apa yang terjadi. Ketika mendengar jawaban itu saya hanya tersenyum, dan berharap mudah-mudahan buah kembar yang dimaksud adalah buah yang tumbuh bersamaan sehingga menghasilkan buah kembar dan rasa yang sama.

Setiap orang memang boleh berpsepsi tentang buah favorit mereka, namun buah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah buah kehiduoan yang dengannya manusia dapat merasakan indahnya kehidupan. Buah itu tidak didapatkan di toko buah apalagi di pasar buah-buahan. Tidak semua orang bisa mendapatkan buah itu. Kecuali orang-orang yang telah terlatih melewati rintangan penuh liku. Buah itu tidak tumbuh di sembarang tempat. Ia tumbuh di atas tanah yang suci bebas dari debu dendam dan amarah. Mendapatkannya butuh penantian yang panjang. Bahkan kadang orang tak berdaya ketika ia harus dipaksa untuk mendapatkan buah itu.  Buah itu adalah buah “KESABARAN”. Inilah buah yang paling enak di dunia. Buah yang seharusnya didapatkan oleh orang-orang yang haus akan kasih sayang dan cintan-Nya. Mendapatkannya sangatlah sulit, penuh konsekwensi. Namun di situlah tersedia taman untuk menanam benih-benih pahala yang akan dipetik di akhirat nantinya. Asshobru kashibri murrun fii mazaqatihi walakin awaqibahu ahlaa minal ‘asali (Bersabar itu ibarat memakan buah Shibri (kaktus) tajam dan berduri. Namun di balik ketajaman buah itu tersimpan rasa manis yang luar biasa melebihi madu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun