Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Internet: Part of Problema

2 April 2019   10:24 Diperbarui: 3 April 2019   09:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Internet

Kebutuhan dasar manusia kini rupanya sudah bertambah, bukan hanya sandang, papan, dan pangan, tapi juga fasilitas internet. Internet juga berperan dalam kemajuan sektor-sektor produktif seperti bisnis, pendidikan, dan sarana promosi.

Namun, ada hal yang merisaukan dengan kehadiran internet, yakni potensi hilangnya produktivitas karena karyawan kerap bermain internet di waktu kerja, di tempat kerjanya. Laporan Young & Case yang diterbitkan pada Jurnal Cyber Psychology and Behavior (2004), menunjukkan kerugian hilangnya produktivitas ini berkisar US$ 54 miliar pada 2002. Nilai tersebut sudah tergolong fantastis, dan diperkirakan terus membesar pada tahun berikutnya.

Young & Case (YC) menunjukkan tiga metode untuk mengawasi pemakaian internet di kantor yakni, monitoring, zero tolerance, dan disciplined/ fired (penghukuman bagi karyawan yang memakai kepentingan internet untuk hal yang tidak pantas. Dari hasil survei ternyata 60% perusahaan tidak melakukan monitoring terhadap pemakaian internet, 82% tidak melakukan tindakan zero tolerance dan 66% tidak melakukan tindakan disiplin terhadap penyalahgunaan internet.

YC juga menunjukkan tiga strategi untuk mengatasi penyalahgunaan internet yakni kebijakan (policy)perusahaan; training (bagi mereka yang menyalahgunakan) serta rehabilitasi. Hasil survey YC menunjukkan 50% perusahaan tidak memiliki kebijakan (berkenaan dengan pemakaian internet). Jika terjadi penyalahgunaan maka sebanyak 78% perusahaan tidak melakukan training dan 96% perusahaan tidak melakukan rehabilitasi. Tingkat efektivitas strategi di atas dilaporkan sebagai berikut: 40% menyatakan kebijakan tentang internet tidaklah efektif; 50% menyatakan employed management training tidak efektif. Implementasi strategi ini dilakukan pada berbagai skala perusahaan, dari perusahaan kecil (500 tenaga kerja).

Candu atau Racun

Hasil-hasil di atas menunjukkan simalakama. Sekalipun diyakini internet banyak dihabiskan untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, ternyata tindakan pencegahan oleh perusahaan sangatlah minim. 

Hal ini disebabkan sulit memisahkan antara aktivitas positif dan aktivitas negatif, serta sulitnya perusahaan melakukan kontrol. Serunya Pilpress, misalnya, telah memenuhi laman-laman situs berita internet. Karyawan tentunya ingin mengetahuisituasi ini. Apakah hal ini positif atau negatif?

Seorang chief executive of ficer (CEO) sebuah holding company pernah berkata bahwa rapat (breefing) tidak mungkin lebih dari 2-3 jam. Hal ini disebabkan karena semua gadget terhubungkan dengan internet, dan peserta rapat mencuri waktu berasyik ria sendiri. Kebijakan perusahaan untuk menutup akses situs media sosial seperti Facebook, Twitter, merupakan satu keharusan, demi mengurangi potensi karyawan berubah menjadi netizen.

Beberapa waktu lalu, pada media berita diberitakan bagaimana karyawan rela membolos kerja dengan alasan sakit. Namun, pada akhirnya terpantau bahwa yang bersangkutan sehat karena status-status facebooknya. Karyawan juga dapat membentuk grup perusahaan, dimana konten dalam grup tersebut dapat positif dan juga negatif. Jika karyawan memposting konten negatif maka tentu saja imbasnya tidak baik bagi perusahaan

Jika karyawan bekerja dengan komputer, dan ada saluran internet, maka karyawan betah kerja (di depan komputer) sangat mungkin karena internet. Hal ini terjadi jika karyawan tidak memiliki target kerja. Untuk hal ini, perlu ada kebijakan yang lebih ketat berkenaan dengan ketersediaan sarana internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun