Mohon tunggu...
Sahata Sipayung
Sahata Sipayung Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang suka hal logis..... balance dan damai. Berusaha berkarya di bidang penelitian dan pengembangan Kehutanan/Pertanian , walau sering tidak berhasil.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sepenggal Cerita dari Negara Sepak Bola Brazil (Tentang Hutan Tanaman)

18 Desember 2011   06:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:06 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Siapapun yang berkarya atau menggeluti duni per-HUTAN TANAMAN INDUSTRI-an (HTI)  di dunia ini , rasanya pasti mengetahui bahwa Brazil adalah salah satu negara yang paling maju HTI-nya. Maju dalam berbagai hal positif dan maju dalam peningkatan produktivitas hutannya. Ketika tahun 60-an, Brazil masih memiliki rata-rata hasil volume/ha Eucalyptus pada umur 8 tahun sekitar 80-100 m3. Tetapi saat ini, ditahun 2011, Brazil mengakui bahwa rata-rata produktivitas HTI EUcalyptusnya sudah mencapai mendekati angka 300 m3/ha. Artinya, selama 40-50 tahun produktivitas HTI disana meningkat sebesar 200% dari tahun 60-an. Kalau dirata-ratakan dengan rotasi 8 tahun, maka dalam 5-6 rotasi rata-rata meningkat sebesar 35-40 m3/rotasi. Fantastis. Sementara di Indonesia masih berkutat dengan produksi rata-rata < 100 m3/ha.

Jika orang mengatakan bahwa Brazil dapat mempertahankan kondisi lahannya dalam beberapa daur (rotasi) tanaman, tentunya bukan basa-basi yang tanpa bukti. Kata siapa, rotasi tanaman semakin besar  kesuburan atau produktivitasnya lahannya  menurun??   Bisa menurun dari rotasi ke rotasi jika pengelolaan lahannya AMBURADUL.  Bisa menurun dengan drastis di daur kedua, jika setelah panen, lahan dibiarkan terbuka lama, dibairkan ditumbuhi semak belukar dan alang-alang, bisa turun drastis jika penggunaan alat berat tidak dikendalikan , bisa turun drastis jika erosi dibiarkan saja tanpa kepedulian, dan bisa turun drastis jika ada kebakaran lahan.

Brazil telah membuktikan, bahwa peningkatan produktivitas lahan dari rotasi ke rotasi harus dikelola , bukan dibicarakan saja, atau bukan teori - teori saja. Praktek-praktek silviculture yang ramah lingkungan , dan memperhitungkan aspek - aspek lahan dengan benar, dan melakukan proses budidaya dengan benar , menjadi kunci keberhasilan Brazil menjaga dan meningkatkan produktivitas lahannya.

Ada hal yang terpenting dalam pengelolaan lahan HTI di Brazil, ini saya ketahui dari diskusi dengan seorang Professor bidang Forest Soil Management  melalui email. Beliau menyebutkan, "jika anda tidak siap untuk melakukan penanaman dengan benar, janganlah pernah merencanakan Pemanenan.  Penanaman adalah hal terpenting dalam pengelolaan kesuburan dan produktivitas lahan. Sekali kita gagal dalam penanaman (menghijaukan permukaan lahan dengan pohon), maka saat itulah kita dihadapkan pada penurunan drastis dari produktivitas lahan.  Pohon yang ditanam dengan segera setelah harvesting dilakukan akan menjadi "pelindung" lahan dari berbagai faktor yang menurunkan produktivitasnya, misalnya erosi, kehilangan hara oleh semak belukar dan penguapan, dan kehilangan potensi mikroorganisme tanah yang bermanfaat".  Sekali lagi, JIKA ANDA TIDAK SIAP MELAKUKAN PENANAMAN YANG BENAR  DENGAN SEGERA, MAKA JANGAN PERNAH MERENCANAKAN SEBUAH KEGIATAN PEMANENAN PADA LAHAN HTI".

Itulah penutup diskusi kami , walau via email, terasa beliau "menggugat" saya dengan tegas , bahkan mengintimidasi saya dengan kalimat-kalimatnya. Dan saya selalu bertanya , "Apakah saya bisa???"  . Apakah saya masih terlalu "serakah" ingin memanen kayu dan kurang peduli dengan penanamannya dengan segera??? Jika ini terus yang terjadi, maka sayapun terintimidasi dengan kalimat sang Professor , "..... Land  and Nature will be very angry to you and  after that you just can say  .... Oh My God.... and you will cry along your life"

OH MY GOD.......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun