Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dangal, Kisah Gulat dengan Perpaduan Nilai Parenting

22 Maret 2017   14:16 Diperbarui: 22 Maret 2017   14:42 3004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari 21cineplex.com

Dangal, sebuah film yang diperankan diproduksi oleh Aamir Khan bukanlah sebarang film. Film yang berdasar kisah nyata ini banyak memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Film Aamir Khan memang banyak yang bermutu dengan nuansa Hindi Bolliwood yang kental.

Aamir Khan yang juga selalu memilih peran, layaklah jika sering mendapat penghargaan atas perannya tersebut. Mungkin bukan sekedar alasan biasa bagi seorang Aamir Khan dalam memilih film. Sebutlah film Dangal ini yang juga sangat berharga pelajaran yang dapat dipetik.

Film dengan latar belakang kisah olahraga sudah mulai banyak bermunculan. Di Indonesia sendiri film sejenis seperti Dangal ini sudah mulai tampak yaitu melalui film Srikandi. Namun, film Dangal ini bukan semata-mata tentang dunia olahraga saja.

Film Dangal ini, selain olahraga gulat yang coba ditampilkan. Film ini justru memiliki sisi lain tentang dunia parenting menurutku.

Diawali dengan pegulat pria bernama Mahavir Singh yang mengalami keterpurukan nasib. Hal inipula yang sering terjadi di Indonesia dimana olahragawan setelah berjasa tidak dihargai. Begitupun yang terjadi dalam film Dangal ini. Meskipun film ini berasal dari negeri Hindustan, namun kisah yang terjadi miriplah dengan di Indonesia.

Mahavir tidak bisa membiayai kehidupannya dengan medali yang didapatnya. Akhirnya Mahavir mencoba berhenti untuk menjadi pegulat. Berhentinya Mahavir menjadi pegulat, bukan berhenti begitu saja, namun dirinya tetap berharap memiliki penerus dari keturunannya.

Pada saat melahirkan anak pertama, Mahavir kecewa karena tidak mendapat keturunan seorang pria. Begitupun dengan anak kedua, ketiga hingga ke empat. Keputusasaan ini membuat mahavir semakin tak berdaya. Namun, ternyata anak perempuan yang lahir dari benihnya tersebut bukanlah perempuan biasa. Mahavir melahirkan dua anak perempuan yang perkasa. Hal ini diketahuinya saat Mahavir mendapati kedua anaknya tersebut berhasil mengalahkan anak lelaki di sekolahnya.

Melihat kejanggalan kedua anaknya ini, Mahavir teringat sebuah kerinduan yang mendarahdaging untuk bisa membuat anaknya menjadi pegulat. Akhirnya kedua anak perempuannya tersebut dilatih untuk menjadi pegulat wanita. Didikan yang sungguh keras, membuat kedua anaknya tersebut tumbuh sebagai pegulat wanita, bahkan bisa mengalahkan pegulat pria semasa anak-anak dan remaja.

Geeta, anak pertama Mahavir, akhirnya berhasil mendapat penghargaan untuk menjadi atlet nasional gulat. Begitupun adiknya Babeeta.

Didikan dari sang Ayah untuk melahirkan anak yang cemerlang memang sudah sewajarnya diadakan. Dengan kondisi yang terpuruk saat ini, contohnya di Indonesia memiliki kisah Ayah yang terlalu sibuk mencari nafkah hingga terlupakan untuk mendidik anak. Padahal, peran Ayah sangat penting dalam pendidikan anak. Disinilah letak kegigihan Mahavir yang mendidik dengan keras kepada Geeta dan Babeeta. Didikan kerasnya tersebut hingga membuat Babeeta dan Geeta kehiangan masa kanak-kanak demi obsesi sang Ayah.

Bukan hanya kehilangan masa kanak-kanak namun didikan kerasnya ini hingga membuat kdua anak tersebut hingga dibuat malu dengan rambut mereka yang digunduli seperti anak lelaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun