Berawal dari kisahku yang sering membawa makanan dari kantor. Sudah menjadi kebiasaan dan peraturan di kantorku yaitu setiap guru wajib bin harus makan di dining room bersama siswa. Ya, kebiasaan ini terkadang membuatku mau tidak mau harus mengikuti peraturan tersebut.
Biasanya menu makanan yang disajikan saat makan siang yaitu mengandung empat sehat lima sempurna. Nasi, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan dan susu. Nah, untuk susu hanya disediakan di pagi hari saja sich.
Pada siang itu di Kamis siang yang cerah menu makannya yaitu nasi, cap cay, dan daging rendang, serta untuk buahnya yaitu pisang. Aku mengambil menu makan semua itu. Melihat ada pisang aku pun tertarik untuk mengambilnya dua sekaligus. Mengambil dua pisang ini yaitu satu pisang ketika berbarengan dengan mengambil menu makan siang, dan satunya yaitu saat masih ada sisa pisang makanya kuambil saja daripada mubazir. Hehehe...
Usut punya usut, melihat pisang tersebut kok ada stikernya yang bertuliskan sunpride. Ternyata ini adalah buah yang menjadi favorit keluargaku. Tanpa pikir panjang, aku segera membawa pisang ini pulang ke rumah. Aku sengaja tidak memakannya karena perutku sudah kekenyangan. Jadi akan kubawa pulang saja untuk makan di rumah bersama keluargaku. Lumayan kan meskipun di rumah juga sudah selalu sedia buah-buahan.
Sore menjelang. Saat kusampai di rumah, kulihat anakku yang kedua sedang tidur. Kebiasaanku saat sampai di rumah selalu mencium kening istri dan juga anak-anakku. Saat mencium kening si bungsu, dia pun terbangun. Lalu kukatakan bahwa aku membawa pisang kesukaannya, pisang sunpride yang kubawa. Fathir masih tidak mengindahkan hal tersebut. Lalu kutaruh saja pisang tersebut di atas meja makan. Pada saat bersamaan, buah-buahan di rumah sedang habis, jadi hanya pisang cavendish produk sunpride yang kubawa dari sekolah saja yang ada.
Tiba-tiba si sulung, zaza datang dan langsung menyambut pisang tersebut. Tanpa pikir-pikir zaza langsung menghabiskan pisang tersebut. Fathir pun menangis. Ingin juga makan buah pisang cavendish sunpride tersebut. Karena kondisi sudah malam, aku dan juga istri menjanjikan kepada Fatir untuk membeli buah pisang cavendishnya keesokan hari.
Keesokan harinya, aku dan dua krucilku berangkatlah menuju supermarket di kawasan Cibinong untuk membeli pisang cavendish. Saat-saat membeli buah seperti inilah saat kami merasakan harmonisasi bersama keluarga. Ditemani buah pisang cavendish yang turut menjaga kestabilan dan imunitas tubuh.
Awalnya aku menganggap bahwa pisang cavendish adalah pisang impor karena struktur kulitnya yang halus, rasanya yang manis, dan warnanya yang kuning cerah. Begitupun pisang ini merupakan pisang yang populer di seluruh dunia. Namun, aku salah, ternyata pisang cavendish itu dikembangbiakkan di Lampung tepatnya di kebun milik group Gunung Sewu. Cavendish is local fruit from Indonesia begitulah tanggapanku akhirnya.
Pisang cavendish merupakan pisang yang dibiakkan dengan sistem kultur jaringan. Kultur jaringan ini memiliki kelebihan yaitu berupa terhindarnya dari penyakit yang sering menyerang pada pohon pisang kebanyakan yaitu layu moko akibat Pseudomonas solanacearum dan layu panama akibat Fusarium oxysporum cubense.
Nah, pisang cavendish sunpride yang dijual di pasaran ini ada tiga jenis yaitu cavendish single, cavendish finger, dan cavendish cluster. Pisang cavendish single ini dijual dalam bentuk dikemas dalam kantong plastik khusus yang berlubang karena hanya terdiri dari 1 finger. Pengemasan khusus ini akan berguna dalam menjaga suhu buah sehingga tidak menyebabkan jamur. Cavendish finger dijual dengan terdiri dari 1-2 fingers. Sedangkan cavendish cluster dijual dengan terdiri dari 3-8 fingers.
