Mohon tunggu...
Saefudin Sani
Saefudin Sani Mohon Tunggu... Buruh - Swasta

Orang Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yon Bayu dan Pilkada Jabar 2018

11 Januari 2018   01:45 Diperbarui: 11 Januari 2018   18:07 2090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr atas: Kumparan.com/Faisal Nu'man. Gbr bawah: Kompasiana.com/Yon Bayu

Jalan panjang dan terjal untuk menentukan Cagub -- Cawagub di Jawa Barat telah final. Penentuan siapa rival siapa teman sudah terang benderang. 4 pasang Cagub -- Cawagub siap bertempur bersama mesin-mesin politiknya. Menarik untuk dicermati bukan pada "ketok palunya", tetapi pada proses menuju hasil akhirnya.

Adalah Yon Bayu, kompasianer peraih penghargaan "Best in Opinion 2017" di Kompasianival 2017, berhasil secara baik menggambarkan situasi yang terjadi di Jawa Barat dalam penentuan Bakal calon gubernur dan Bakal calon wakilnya. Sebagai provinsi dengan jumlah pemilih terbesar dibandingkan daerah lain di Indonesia, tentunya Jawa Barat memiliki arti yang sangat strategis, yakni sebagai pijakan penting menuju Pilpres 2019.

Secara lugas dan jelas, Yon Bayu memaknai gerak-gerik para petinggi partai maupun tokoh-tokoh yang berkepentingan dalam Pilkada Jabar 2018. Membaca gerak-gerik mereka mau ke mana, jalannya lewat mana, inginnya dengan siapa, caranya bagaimana, dan memprediksi akhirnya seperti apa?

Prediksi akhir memang tak mesti selalu tepat. Terlebih siapa pula yang bisa memastikan akan berubah ke mana arah angin politik dalam sedetik ke depan. Sekali lagi, tak penting tepat tidaknya prediksi akhir. Yang terpenting adalah memberi makna terhadap suatu proses yang menuju kepada hasil akhir.

Untuk itulah maka 5 artikel Yon Bayu berikut ini saya pilih untuk disusun jadi sebuah kurasi dengan judul Yon Bayu dan Pilkada Jabar 2018.

1. Dedi Mimpikan PDIP untuk Hadang Dedi Mizwar

Konstelasi politik di Jawa Barat kembali memanas usai pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, beberapa waktu lalu. Kekuatan politik terpolarisasi pada 2 figur: Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Koalisi empat partai penolak RUU Pemilu yakni Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN untuk mengusung Demiz -- sapaan Deddy Mizwar, sebagai calon gubernur tinggal ketok palu. Satu-satunya ganjalan yang masih mungkin mengubah jalinan koalisi gemuk tersebut adalah nama calon pendamping Demiz. Mereka masih mempertahankan kader masing-masing mengingat Demiz bukan kader partai manapun.

Jaminan perahu untuk maju Pilgub Jabar juga sudah dikantongi Dedi Mulyadi. Selain Golkar yang sudah mendeklarasikan jauh hari sebelumnya, Dedi juga akan mendapat dukungan PKB dan kemungkinan besar Partai Hanura. Posisi Dedi semakin kuat setelah Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto memastikan partainya tidak akan mengusung Ridwal Kamil. Peluang Dedi mendapatkan dukungan PDIP sudah terbuka. Untuk mengambil hati Megawati, Golkar pun menyiapkan strategi jitu. Dedi dan para pengurus Golkar lainnya menempatkan PDIP sebagai partai pengusung utama meski yang diusung jelas-jelas kader- bahkan ketua DPD Partai Golkar Jabar!

Mimpi Dedi agar PDIP menghadang Demiz pun kemudian menjadi nyata. Cuma masalahnya, Demiz dan Demul sekarang dalam satu gerbong. Artinya, langkah Demul pun ikut terhadang PDIP juga!

2. Jalan Sunyi Demokrat di Pilgub Jabar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun